Untuk anda yang ingin mendownload filenya, berbentuk
(.docx)
Silahkan klik link dibawah ini!.
PENDAHULUAN
Faktor manusia merupakan unsur yang
paling penting dalam proses administrasi termasuk administrasi pendidikan.
Personal yang cakap disamping kepemimpinan yang baik, ikut menentukan tercapai
tidaknya tujuan-tujuan organisasi. Untuk itu diperlukan pembinaan yang kontinyu
dengan program yang terarah dan sistematis terhadap setiap personal.
Program pembinaan personal didalam
pendidikan disebut supervisi pendidikan sebagai rangkaian dari kegiatan
administrasi pendidikan. Akan tetapi karena kegiatannya yang bersifat khusus,
maka pembahasannya tidak dimasukkan di dalam aspek-aspek manejemen
administratif atau manajemen operatif, melainkan diuraikan dalam bab
tersendiri.
Untuk lebih
jelasnya makalah ini akan membahas mengenai pengertian supervisi pendidikan, tujuan
dan sasaran supervisi pendidikan, ciri-ciri seorang supervisor yang baik, prinsip-prinsip
supervisi pendidikan, fungsi-fungsi supervisi, teknik-teknik supervisi pendidikan,
dan peranan kepala sekolah sebagai supervisor.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Supervisi Pendidikan
Perkataan supervisi berasal dari
Bahasa inggris “supervision”yang terdidri dari dua perkataan “super” dan
“vision”. Super berarti atas atau lebih, sedangkan vision berarti melihat atau
meninjau. Oleh karena itu secara etimologis supervisi(supervision) berarti
melihat atau meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang
dilakukan oleh pihak atasan(orang yang memiliki kelebihan)terhadap perwujudan
kegiatan dan hasil kerja bawahan.[1]
Menurut P. Adam dan frank G Dickey,
Supervisi adalah program yang berencana
untuk memperbaiki pelajaran. Program ini dapat berhasil apabila
supervisor memiliki ketrampilan dan cara kerja yang efisien dalam kerja sama
dengan guru dan petugas pendidikan lainnya.
Dalam Dictionary of Education, Good
Carter memberi pengertian Supervisi adalah segala usaha dari petugas-petugas
sekolah dalam memimpin guru dan petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran
termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru
dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, metode mengajar
dan evaluasi pengajaran.[2]
B.
Tujuan
dan Sasaran Supervisi Pendidikan
1.
Tujuan
Supervisi Pendidikan
Tujuan supervisi adalah memperkembangkan situasi belajar dan mengajar
yang lebih baik. Usaha perbaikan belajar dan mengajar ditujukan kepada
pencapaian tujuan akhir dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak secara
maksimal.
Secara
nasional tujuan konkrit dari supervisi pendidikan adalah:
a)
Membantu
guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan.
b)
Membantu
guru dalam membimbing pengalaman belajar murid.
c)
Membantu
guru dalam menggunakan alat pelajaran modern, metode-metode dan sumber-sumber
pengalaman belajar.
d)
Membantu
guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.
e)
Membantu
guru-guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang
diperolehnya.
f)
Membantu
guru-guru agar waktu dan tenagannya tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan
sekolah.[3]
2.
Sasaran
Supervisi Pendidikan
Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut
adalah peningkatan kemampuan profesional guru.
Sasaran supervisi ditinjau dari objek yang disupervisi ada 3 macam
bentuk yaitu:
a.
Supervisi
akademik, Menitik beratkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik,
yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran
pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu.
b.
Supervisi
Administrasi, menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek
administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya
pembelajaran.
c.
Supervisi
Lembaga, menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada
disekolah. Supervisi ini dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau
kinerja sekolah secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit kesehatan
sekolah), perpustakaan dan lain-lain.[4]
C.
Ciri-Ciri Seorang
Supervisor
yang Baik.
Seorang supervisor harus memiliki
ciri ciri dan sifat-sifat seperti berikut:
1.
Berpengetahuan
luas tentang seluk beluk semua pekerjaan yang berada dibawah pengawasannya
2.
Menguasai
atau memahami benar-benar rencana dan program yang pernah digariskan yang akan
dicapai oleh setiap lembaga.
3.
Berwibawa
dan memiliki kecakapan praktis tentang teknik-teknik kepengawasan.
4.
Memiliki
sifat-sifat jujur, tegas, konsekuan, ramah, dan rendah hati.
5.
Berkemauan
keras, rajin bekerja demi tercapainnya tujuan atau program yang telah
digariskan/disusun.[5]
D.
Prinsip-Prinsip
Supervisi Pendidikan.
Seorang pemimpin pendidikan yang
berfungsi sebagai supervisor dalam melaksanakan tugasnya hendaknya bertumpu
pada prinsip-prinsip supervisi:
1.
Ilmiah,
yang mencakup unsur-unsur:
a.
Sistematika,
artinya dilaksanakan secara teratur, berencana, berencana dan kontinyu.
b.
Obyektif,
artinya data yang didapat pada observasi yang nyata bukan tafsiran pribadi.
c.
Menggunakan
alat(instrumen) yang dapat memberi informasi sebagai umpan balik untuk
mengadakan penilaian terhadap proses belajar mengajar.
2.
Demokratis,
yaitu menjunjung tinggi asas musyawarah, memilki jiwa kekeluargaan yang kuat
serta sanggup menerima pendapat orang lain.
3.
Kooperatif,
seluruh staf dapat bekerja bersama, mengembangkan usaha bersama dalam
menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
4.
Konstruktif,
dan kreatif yaitu membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif
menciptakan suasana dimana tiap orang merasa aman dan dapat menggunakan
potensi-potensinnya.[6]
E.
Fungsi-Fungsi
Supervisi.
Menurut
Swearingen, fungsi-fungsi supervisi
adalah:
1.
Mengkoordonir
semua usaha sekolah
2.
Memperlengkapi
kepemimpinan sekolah
3.
Memperluas
pengalaman guru-guru
4.
Menstimulir
usaha-usaha yang kreatif
5.
Memberikan
fasilitas dan penilaian yang terusmenerus
6.
Menganalisis
situasi belajar dan mengajar
7.
Memberikan
pengetahuan/ skill kepada setiap anggota staf.
8.
Membantu
meningkatkan kemampuan mengajar guru.[7]
F.
Teknik-Teknik
Supervisi Pendidikan.
1.
Bila
ditinjau dari banyaknya guru, yang dipimpinannya maka dapat dibedakan atas
teknik kelompok dan teknik perorangan.
a.
Teknik kelompok.
Kadang-kadang
supervisor menghadapi banyak guru yang mempunyai masalah yang sama,
teknik-teknik yang dapat dipakai antara lain:
1)
Rapat
guru-guru
2)
Workshop
3)
Seminar
4)
Bacaan
kepemimpinan
5)
Konseling
kelompok
6)
Buletin
board
7)
Karya
wisata
8)
Questionair
9)
Penataran
atau penyegaran
b.
Teknik-teknik
perorangan dipergunakan bila masalah khusus yang dihadapi oleh seseorang guru
tertentu meminta bimbingan tersendiri dari supervisor. Kita dapat mempergunakan
teknik-teknik berikut:
1)
Orientasi
bagi guru-guru baru
2)
Kunjungan
kelas atau classroom observation
3)
Individual
convernce atau pertemuan individu antar supervisor dengan guruyang bersangkutan
4)
Kunjungan
rumah
5)
Intervisitation
atau saling mengunjungi
2.
Bila
kita lihat dari cara menghadapi guru-guruyang dibimbing maka dapat kita bedakan
menjadi dua, yaitu:
a.
Teknik
langsung
1)
Menyelenggarakan rapat guru
2)
Menyelenggarakan workshop
3)
Kunjungan kelas
4)
Mengadakan converence
b.
Teknik
tidak langsung.
1)
Melalui bulletin board
2)
Melalui quistenair
G.
Peranan
Kepala Sekolah sebagai Supervisor.
Tugas kepala sekolah sebagai
supervisor berarti bahwa ia harus meneliti mencari dan menentukan syarat-syarat
mana saja yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya. Kepala sekolah harus dapat
menekliti syarat-syarat mana yang telah
ada yang tercukupi dan mana yang belum ada atau kurang secara maksimal.[9]
Peranan penting bagi kepala sekolah dalam supervise adalah:
1. Membimbing guru agar dapat memahami lebih jelas masalah atau
persoalan-persoalan dan kebutuhan murid, serta membantu guru dalam mengatasi
persoalan.
2. Membantu guru dalam mengatasi kesukaran dalam mengajar
3. Memberi bimbingan yang bijaksana terhadap guru baru dengan orientasi
4. Membantu guru memperoleh kecakapan mengajar yang lebih baik dengan
menggunakan berbagai metode mengajar yang sesuai dengan sifat materinya
5. Membantu guru memperkaya pengalaman belajar, sehingga suasana pengajaran
bisa menggembirakan anak didik
6. Membantu guru dalam mengerti makna dari alat-alat pelayanan
7. Membina moral kelompok, menumbuhkan moral yang tingi dalam pelaksanaan
tugas sekolah pada seluruh staf
8. Memberi pelayanan kepada guru agar dapat menggunakan seluruh kemampuannya
dalam pelaksanaan tugas.
9. Memberikan pimpinan yang efektif dan demokrasi.[10]
PENUTUP
Supervisi berarti melihat atau meninjau dari atas atau menilik dan menilai
dari atas yang dilakukan oleh pihak atasanterhadap perwujudan kegiatan dan
hasil kerja bawahan. Tujuan supervisi adalah
memperkembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Adapun
sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut adalah peningkatan
kemampuan profesional guru.
Ciri-ciri supervisor yang baik adalah: berpengetahuan luas tentang seluk beluk semua pekerjaan yang berada
dibawah pengawasannya, menguasai atau memahami rencana dan program yang pernah digariskan, berwibawa
dan memiliki kecakapan praktis tentang teknik-teknik kepengawasan, memiliki
sifat-sifat jujur, tegas, konsekuan, ramah, dan rendah hati, dan berkemauan
keras, rajin bekerja demi tercapainnya tujuan atau program yang telah
digariskan/disusun. Prinsip-prinsip supervisi yaitu ilmiah, demokratis, kooperatif, dan konstruktif.
Swearing membagi fungsi-fungsi
supervisi menjadi 8. Teknik-teknik
supervisi
pendidikan yaitu bila
ditinjau dari banyaknya guru ada teknik kelompok dan teknik perorangan, bila dilihat dari cara menghadapi guru-guru yang dibimbing ada teknik
langsung dan teknik tidak langsung.
Tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa ia harus
meneliti mencari dan menentukan syarat-syarat mana saja yang diperlukan bagi
kemajuan sekolahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 1998. Administrasi
pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Nawawi, Hadari. 1996. Administrasi
pedidikan. Jakarta: Gunung Agung
Purwanto, Ngalim. 1998. Administrasi dan Supervisi pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Soetopo, Hendiet dan wasti soemanto. 1988. Kepemimpinan
dan Supervisi pendidikan. Jakarta: Bina
Aksara
http://www.sarjanaku.com/2011/05/supervisi-pendidikan.html
[2] Hendiet
Soetopo dan wasti soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi pendidikan, (Jakarta:
Bina Aksara,1988),hlm 39
[3] Ibid, hlm
40
[5] Ngalim purwanto, Administrasi dan Supervisi
pendidikan,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), hlm 85
[6] Hendiet
Soetopo dan wasti soemanto, Op.Cit, hlm 41
[9]
Daryanto,Op.Cit.,
hlm 84
[10]
Hendiet Soetopo
dan wasti soemanto, Op.Cit., hlm 55
Post a Comment