0 Komentar
Makalah Tafsir Tarbawi (Tujuan Pendidikan General : Mencari Ridha Allah) - Ilmu adalah suci dan bersih maka untuk mendapatkan ilmu yang merasuk ke hati itu harus mendapatkan rahmat dari Allah atau dengan kata lain Allah meridhoinya. Jika kita mendapatkan ridha dari Allah maka ilmu yang akan kita serap akan bermanfaat. Nah pada postingan ini akan admin berikan contoh makalah tafsir tarbawi dengan judul makalah tujuan pendidikan general atau mencari ridha ALlah dalam surat Al Bayyinah.

Makalah Tafsir Tarbawi (Tujuan Pendidikan General : Mencari Ridha Allah)

Makalah Tafsir Tarbawi (Tujuan Pendidikan General : Mencari Ridha Allah)

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Ridha

Ridha adalah menjernihkan hati dan berlapang dada atau ikhlas ketika menerima ketentuan Allah SWT. Al-Ghazali mengatakan bahwa ridha adalah pintu Allah SWT terbesar. Barang siapa yang menemukan jalan ridha dan mampu memandang dengan mata hatinya, maka ia akan mendapatkan karomah(keistimewaan) serta kedudukan yang tinggi disisi Allah SWT. Seseorang yangtelah mencapai maqam ini, hatinya senantiasa berada dalam ketenangan karenatidak diguncang oleh apapun. Sebab segala yang terjadi di alam ini bergantung dari qadar Allah SWT.

Seseorang bisa melaksanakan ridha apabila ia telah berlatih sabar dan syukur. Artinya ia senantiasa sabar manakala mendapatkan cobaan dan bersyukur ketika mendapatkan nikmat. Tanpa dua hal itu, ridha tidak akan dapat dilaksanakan dengan sempurna. Melatih hati ridha dalam berbagai hal, menjadikan seseorang memiliki mental baja dalam menghadapi kehidupan didunia. Jika ia diterpa cobaan, maka tetap sabar. Jika mendapatkan kenikmatan tidak lupa diri. Sedangkan jika berbuat baik, tidak ingin dipuji.

Ridha merupakan suatu maqam yang erat kaitannya dengan tawakkal, dan yang berhubungan dengannya Oleh sebab itu menampakkan keluh kesah dari cobaan Allah SWT, dalam bentuk mengadu dan mengingkarinya dengan kalbu pada Allah SWT adalah berlawanan dengan sikap ridha. Sebaliknya, menampakkan diri dari coban Allah SWT atas cara bersyukur dan penyingkapan dari qudrat Allah SWT itu tidaklah berlawanan dengan qadhaAllah SWT. Ucapan dari seseorang yang mengatakan, bahwa kemiskinan itu adalah cobaan dan ujian.Maka, ucapan yang demikian itu, bisa menghilangkan sikap ridha. Akan tetapi, seseorang bisa melaksanakan sikap ridha jika semua itu diserahkan pengaturannya kepada Allah SWT, sebagaimana yangdikatakatan oleh sayyidina ‘Umar ra, “aku tidak memperdulikan, aku menjadikan orang kaya atau orang miskin. Aku tidak tahu, mana diantara kedua itu yang lebih baik untukku.” 


B. Dalil Dan Tafsir Cari Ridha Allah SWT

QS. Al-Bayyinah, 98: 8

جَزَآؤُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ جَنَّٰتُ عَدۡنٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۖ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُۚ ذَٰلِكَ لِمَنۡ خَشِيَ رَبَّهُۥ
Terjemah
“Balasan bagi mereka di sisi Tuhan adalah surga ‘Adn yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka akan hidup kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. Allah berkenan kepada mereka dan merekapun berkenan kepada-Nya. Hal seperti itu ialah (balasan) terhadap orang-orang yang takut terhadap Tuhannya.”


1.      Tafsir Al-Azhar

Balasan mereka disisi Tuhan mereka ialah surga-surga tempat menetap. Itulah perhentian dan penetapan terakhir, tempat istirahat menerima hasil dan ganjaran dari kepayahan berjuang pada hidup yang pertama didunia. "Yang mengalir padanya sungai-sungai", sebagai lambang kiasan dari kesuburan dan kesejukan, tepung tawar untuk ketenteraman (muthmainnah), kesuburan yang tiada pernah kering, " Kekal mereka padanya selama-lamanya", nikmat yang tiada pernah kering rahmat yang tiada pernah terhenti, tidak akan keluar lagi dari dalak nikmat itu dan tidak lagi akan merasakan mati. Sebab mati itu hanya sekali yang dahulu saja, dan yang menjadi punca dan puncak dari nikmat itu ialah; Allah ridha kepada mereka, Allah senang, Allah menerima mereka dengan tangan terbuka dan penuh Rahman, sebab tatkala didunia mereka thaat dan setia, Dan merekapun ridha kepada-Nya, ridha yang seimbang, balas membalas, kontak mengontak, bukan laksana bertepuk sebelah tangan. Karena Iman dan keyakinan jugalah yang mendorong mereka memikul beban perintah Allah seketika mereka hidup dahulu, tidak ada yang dirasa berat dan tidak pernah merasa bosan. "Yang demikian itulah untuk orang yang takut kepada Tuhannya". (Ujung ayat 8).

Dengan ujung ayat ini diperkuatlah kembali tujuan hidup seseorang muslim. Tuhan meridhai mereka, dan merekapun meridhai Tuhan tetapi betapapun akrab hubunganya dengan Tuhan, namun rasa takutnya kepada tuhan tetap ada. Oleh sebab itu maka rasa sayang dan cinta kepada Tuhan, ridha meridhai dan kasih mengasihi tidaklah sampai menghilangkan wibawa, kekuasaan, bahkan keangkuhan Tuhan didalam sifat keagungan dan ketinggiannya. Sebab itulah maka si Muslim mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan. Dia sangat mengharapkan dumasukkan kedalam surga, namun disamping itu diapun takut akan diazab Tuhan dan dimasukkan kedalam neraka. 

2.      Tafsir Al-Maroghi

Balasan mereka disisi Tuhan mereka Surga 'Adn, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.

Mereka bakal dibalas oleh Tuhan mereka dengan dutempatkan disurga yang ditempati untuk selama-lamanya. Disurga terdapat kelezatan-kelezatan yang lebih sempurna dan melimpah ketimbang kelezatan di dunia.

Kita wajib mengimani adanya surga, tanpa kita perlu membicarakan hakikatnya, dimana tempatnya dan bagaimana cara kita bersenang-senang nanti didalamnya. Pengetahuan tentang surga ini hanya ada pada Allah. Karena hal ini tergolong pengetahuan goib yang hanya jadi monopoliNya sendiri.

Kemudia Allah menerangkan sebab-sebab adanya pembalasan ini. Firmannya:

Allah rela kepada mereka dan merekapun rela kepadaNya.
Mereka memperoleh keridhaan Allah karena mereka menjalankan ketentuan-ketentuan syaria'atNya. Lalu mereka memuji pembalasan baik atas amal-amal mereka dan memperoleh sesuatu yang membuat kepuasa mereka di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu hanya untuk orang yang takut kepada Tuhannya. Pembalasan yang baik itu hanya diberikan kepada orang yang jiwanya penuh ketakutan Tuhannya.

Ayat ini menjadi peringatan, agar jangan takut kepada selain Allah dan jangan menyekutukanNya dengan selainNya dalam segala perbuatan. Selain itu, ia mengandung sugesti agar gemar mengingat Allah demi setiap gerak langkah amal kebaikan hingga amal itu ikhlas untukNya saja. Semwntara itu juga memberi isyarat bahwa melaksanakan sebagian ibadah, seperti shalat dan puasa dan gerak dan ketenangan tanpa rasa takut kepada Allah, tidak cukup untuk memperoleh apa yang dijanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal sholih. Karena rasa takut yang tidak bersemayam di dalam hati dan memdidik akhlak mereka tidaklah ada gunanya.

Kita memohon kepada Allah agar dibersihkan hati kita, dan disinari matahari kita, sehingga kita tidak takut selain hanya kepadaNya saja. Dan segala puji hanya bagi Allah. 

C.  Akhir Perjuangan Manusia Dunia Akhirat

1. Alam Dunia
Di dunia perjalanan manusia melalui proses panjang. Dari mulai bayiyang hanya minum air susu ibu lalu tubuh menjadi anak-anak, remaja danbaligh. Selanjutnya menjadi dewasa, tua dan diakhiri dengan meninggal.Proses ini tidak berjalan sama antara satu orang dengan yang lainnya.Kematian akan datang kapan saja menjemput manusia dan tidak mengenalusia. Sebagian meninggal saat masih bayi, sebagian lagi saat masa anak-anak,sebagian yang lain ketika sudah remaja dan dewasa, sebagian lainnya ketikasudah tua bahkan pikun.

Di dunia inilah manusia bersama dengan jin mendapat taklif (tugas)dari Allah, yaitu ibadah. Dan dalam menjalani taklifnya di dunia, manusiadibatasi oleh empat dimensi. Dimensi tempat, yaitu bumi sebagai tempat beribadah, dimensi waktu, yaitu umur sebagai sebuah kesempatan atau target waktu beribadah, dimensi potensi diri sebagai modal dalam beribadah, dan dimensi pedoman hidup, yaitu ajaran Islam yang menjadi landasan amal. Allah Ta’ala telah melengkapi manusia dengan perangkat pedoman hidup agar dalam menjalani hidupnya di muka bumi tidak tersesat. Allah telah mengutus rasulNya, menurunkan wahyu Al-Qur’an dan hadits sebagai penjelas, agar manusia dapat mengaplikasikan pedoman itu secara jelas tanpa keraguan. Sayangnya, banyak yang menolak dan ingkar terhadap pedoman hidup tersebut. Banyak manusia lebih memperturutkan hawa nafsunya ketimbang menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup, akhirnya mereka sesat dan menyesatkan. 

2. Alam Akhirat (Hari Akhir)
Manusia akan mengalami kematian, lalu manusia akan dibangkitkan yang disebut hari kebangkitan atau al-ba’ts adalah saat dimana segala (manusia) hidup kembali. Mereka dikeluarkan dari alam kubur untuk di-hisab (dihitung seluruh amalnya). Setelah kehidupan ada kematian. Setelah alam kubur ada kebangkitan, dan setelah kebangkitan ada perhitungan.  Di hari kiamat, diterangkan dari sebuah hadis, Allah mengumpulkan seluruh manusia mulai dari pertama yang diciptakan hingga manusia terakhir disebuah tempat. Lalu, matahari di dekatkan ke kepala mereka dan ditambah kadar panasnya. Pada hari itu akan keluar seekor hewan dari tengah kobaran api sehingga tampak seperti sebuah bayangan yang bisa meneduhkan mereka. Kemudian terdengar suara, kemudian menyerulah zat penyeru: “Wahai seluruh makhluk, berteduhlah kalian di bawah bayang-bayang itu”, maka seluruh makhluk pun berjalan kearah tepat teduh itu. Maka seluruh makhuk pun berjalan kearah tempat teduh itu. Mereka ini terbagi menjadi tiga kelompok yaitu :

1. Kelompok orang-orang mukmin
2. Kelompok orang-orang munafik
3. Kelompok orang-orang kafir.

Ketika kelompok-kelompok ini telah berteduh di bawah, bayang- bayang tempat mereka berteduh dan mereka pun terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Bagian Panas
2. Bagian Asap
3. Bagian Cahaya. 

Selengkapnya :

Makalah Tafsir Tarbawi (Tujuan Pendidikan General : Mencari Ridha Allah)



Post a Comment

 
Top