Untuk anda yang ingin
mendownload filenya, berbentuk (.docx)
Silahkan klik link
dibawah ini
BAB
I
PENDAHULUAN
Manusia
adalah makhluk yang sempurna dan paling mulia yang diciptakan oleh Allah, kita
diciptakan sebagai khalifah di Bumi dan kita Hidup di dunia ini hanya sementara
atau sebagai jalan kita menuju Alam yang kekal yaitu alam akhirat. Oleh karena
itu kita di dunia ini untuk mencari Ridho Allah, dengan cara menjalankan apa
yang diperintah-Nya dan menjauhi larangan-nya. Pada makalah ini akan
menerangkan tentang menghilangkan kebiasaan – kebiasaan buruk, seperti
berbohong dan mencela. Perbuatan tersebut merupakan akhlak tercela dan Allah
tidak menyukai perbuatan tersebut,. Berbohong merupakan suatu perkataan yang
tidak sesuai antara lisan dan hati. Berbohong juga merupakan salah satu tanda
dari orang munafik yang mana Allah berfirman bahwa orang-orang munafik akan
ditempatkan di bagian bawah dari jurang neraka. Dan kita juga dilarang untuk
mencaci sesama muslim, di makalah ini diterangkan bahwa “Memaki orang Muslim
adalah sebuah kefasikan dan memeranginya adalah kekufuran” ini jelas sekali
bahwa ketika kita mencaci seorang muslim kita sdah durhaka kepada Allah dan
ketika kita memeranginya sama saja kita sama dengan orang kafir.
BAB
II
PEMBAHASAN
- Hadist
Pertama
عن عبد الله
بن مسعود رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ...إِيَّاكُمْ
وَالكَذِبَ فَإِنَّ الكَذِبَ يَهِدِى إِلىَ الفُجُوْرِ وَإِنَّ الفُجُوْرَ يَهْدِي
إِلىَ النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيتَحَرَّى الكَذِبَ حَتَّى
يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كذاباً )رواه مسلم (.
Artinya:
Hindarilah olehmu berlaku bohong
karena kebohongan menuntunmu pada kejahatan,
dan kejahatan menuntunmu ke neraka. Dan seseorang senantiasa berlaku
bohong dan selalu berbohong sehingga dia tercatat di sisi Allah sebagai
pembohong. [1]
Penjelasan Hadist
Dusta merupakan bagian dari tanda orang munafik karena karakter orang
munafik itu adalah bermuka dua atau lain dimulut lain pula di hatinya dan
bahkan dalam tindakannya. Orang berdusta adalah orang yang mengatakan sesuatu
yang sebenarnya hatinya mengatakan lain. Allah sangat membenci kepada
orang-orang munafik. Allah berjanji akan menempatkannya di bagian bawah dari
jurang neraka. Orang yang berdusta pasti akan merasa gundah gulana,hatinya
was-was dan tidak tenang, sebab dia sedang berada di luar ketentuan Allah,
sebab dusta perbuatan yang dilarang Allah.[2]
Aspek
Tarbawi
Pada Hadist diatas dapat diambil pelajaran bahwa berbohong membawa kita
kepada kejahatan dan kejahatan itu akan menggiring kita ke neraka Allah SWT,
selain itu berbohong juga merugikan diri kita sendiri maupun orang lain, dan
sekali kita melakukan dusta kita dicatat sebagai pendusta di sisi Allah SWT.
- Hadist Kedua
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ
حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا وَائِلٍ يُحَدِّثُ
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ
Artinya:
|
|
Sulaiman menyampaikan kepada kami Dari
Syu’bah, dari Manshur yang berkata, aku mendengar dari Abu Wa’i, dari Abdullah
bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Memaki
orang Muslim adalah sebuah kefasikan dan memeranginya adalah kekufuran.”[3]
Penjelasan Hadist
Makna dari kata sibaab,
secara zhahir mungkin bermakna tafaa’ul (terjadi dari dua belah pihak)
dan mungkin juga bermakna sabb yang bermakna celaan, yaitu menisbatkan
seseorang kepada aib (cacat dan cela). Berdasarkan versi pertama(perbuatan yang
timbul dari kedua belah pihak) maka siapa yang memulai melakukan hal itu, dia
yang menanggung dosanya.[4]
Secara etimologi , فُسُوقٌ berarti Al khuuruj (keluar), secara terminologi berati
keluar dari taat kepada Allah dan Rasulnya. Kata “fasik” dalam Syariat
lebih tinggi tingkatannya daripada maksiat. Dalam hadist ini menunjukkan
penghormatan hak seorang muslim. Apabila seseorang memakinya tanpa bukti, maka
hukumannya adalah kefasikan.
وَقِتَالُهُ كُفْر (Dan membunuhnya adalah kekufuran).
Pemakaian kata kufur di atas bukan berarti kufur yang sebenarnya, yaitu keluar
dari agama, tetapi hanya sebagai peringatan akan perbuatan tersebut. Allah SWT
berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni orang yang
menyekutukan-Nya dan mengampuni selain itu terhadap orang yang dikehendaki-Nya”
(Qs. An-Nisaa:48). karena adanya kemiripan antara keduanya, yaitu membunuh
orang mukmin adalah perbuatan orang kafir.[5]
Aspek Tarbawi
Dari
hadist diatas menunjukkan bahwa memaki
sesama muslim merupakan perbuatan fasik yang tak pantas dilakukan oleh seorang
mukmin, apalagi membunuhnya. Karena membunuh merupakan dosa besar. Yang akan memasukkan kita ke
neraka. Dan kita sebagai hamba Allah haruslah saling menyayangi dan saling
tolong menolong.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
Hadist yang sudah dijabarkan diatas dapt kita simpulkan bahwa perilaku
berbohong dan mencela merupakan sifat mazmumah, dan sebagai orang yang beriman
hendaklah kita menjauhinya .Karena sifat yang tidak baik pasti akan menimbulkan
sesuatu yang tidak baik pula, baik untuk diri kita maupun orang lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Al Asqalani, Ibnu Hajar.
2008. Fathul Baari juz 1.Jakarta: Pustaka Azzam Al Asqalani, Ibnu Hajar.
2008. Fathul Baari juz 29.Jakarta: Pustaka Azzam
Al
Din ‘Abd Al’azim Al Mundzir, Al Hafizh Zaki. 2002. Ringkasan Shohih Muslim.
Bandung: Mizan
Juwariyah. 2010. Hadis Tarbawi. Yogyakarta: Teras
Muhammad, Abu Abdullah. 2012. Shohih
Bukhari juz 2. Jakarta: Al-Mahira
[1] Al HafizhZaki Al Din ‘Abd Al’azim Al Mundziri, Ringkasan Shohih Muslim, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 1044-1045
[2] Juwariyah,Hadis Tarbawi,cet ke-1,(Yogyakarta:Teras,2010),hlm.71-72
[3] Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al- Bukhari,Shohih Bukhari juz
2,(Jakarta:Al-Mahira,2012),hlm.537.
[4] Ibnu Hajar Al Asqalani, , Fathul Baari juz 29,(Jakarta:Pustaka
Azzam,2008),223
[5] Ibnu Hajar Al Asqalani, , Fathul
Baari juz 1,(Jakarta:Pustaka Azzam,2008),hlm.203-204
Post a Comment