4 Komentar
Untuk anda yang ingin mendownload filenya, berbentuk (.docx)
Silahkan klik link dibawah ini!.
Download Makalah Psikologi Pendidikan (Metode Penelitian Dalam Psikologi)

Download Makalah Lain :

Analisis Terhadap Psikologi Agama

Pengaruh Psikologi Agama Terhadap Perilaku Peserta Didik

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Power Point
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam usahanya untuk mempelajari tingkah laku manusia, psikologi mengunakan bebrapa metode-metode tersendiri untuk menyelediki terhadap objeknya. Objek psikologi adalah pengahatan dan perbuatan manusia, yaitu perbuatan manusia yang bersifat kompleks dan selalu berubah. Jiwa bukankalah suatu benda yang mati, tetapi sesuatu yang hidup dimanis selalu berubah untuk maju menuju kesempurnaaanya. Oleh karena itu, penggunaan utuk suatu metode yang bagaimana baiknya, pasti tidak dapat menghasilkan kebenaran ang mutlak, sebab tiap-tiao metode pasti memili kelemahan di samping kelebihannya.


Seperti telah dikemukakan di atas metode tertua atau metode yang pertama-tama digunakan dalam lapangan psikologi ialah spekulasi. Akan tetapi akibat perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan psikologi pada khususnya akhirnya metode ini ditinggalkan, dan dirintislah metode baru yang didasarkan atas pengalaman-pengalaman atau empiris.

Penentuan sesuatu metode merupakan hal yang penting setelah penentuan objek yang akan dipelajari. Dari segi metode akan terlihat ilmiah tidaknya sesuatu penelitian itu. Pada dasarnya metode penelitian dapat dibedakan atas dua bagian yang besar, yaitu metode longitudinal dan crossectional. Di samping metode tersebut dalam penelitian psikologi digunakan pula metode eksperimental dan non-eksperimental.



BAB II
PEMBAHASAN



A.          METODE LUNGITUDINAL

Metode ini merupakan metode penelitian yang membutuhkan waktu yang lama, kesabaran dan ketekunan untuk mencapai sesuatu hasil penelitian. Dalam metode ini penelitian dilakukan hari demi hari, bulan demi bulan, malahan tahun demi tahun. Miasalnya metode yang ditempuh di dalam penelitian tentang perkembangan anak. Hasil pengamatan dicatat hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun. Hasil tersebut dikumpulkan dan diolah kemudian ditarik kesimpulan.


B.           METODE CROSS-SECTIONAL

Metode ini bertolak belakang dengan metode longitudinal. Dengan metode inidalam waktu yang relatif singkat dapat dikumpulkan bahan yang banyak. Sebagai contoh penelitian dengan menggunakan kuesioner (angket). Penelitian ini dapat berlangsung secara cepat, tetapi pada umumnya kurang mendalam. Karena itu untuk mengatasinya, kedua metode ini digabungkan. [1]
Selain metode lungitudinal dan metode cross-sectional terdapat jenis metode lain yaitu,

A.            Metode Eksperimental

Metode eksperimental merupakan observasi atau pengamatan terhadap suatu kejadian atau gejala yang berlangsung di bawah kondisi atau syarat tertentu. Dalam psikologi, metode eksperimental bermaksud menyelidiki pengaruh kondisi tertentu terhadap tingkah laku individu.[2]

       Cara ini biasanya dilakukan di dalam laboratorium. Hal yang merupakan ciri pokok dalam metode ini adalahpeneliti bisa mengubah-ubah situasai sesuai dengan tujuan penelitian. Metode ini merupakan penggabungan metode instropeksi dan eksperimen. Dengan kata lain ia mengendalikan variabel-variabel tertentu ( variabel bebas atau independent) untuk melihat bagaimana akibatnya terhadap variabel lainnya ( variabel tergantung atau indepent variabel).[3]

       Pada tahun 1971, Feshbach dan Singer mengadakan mengadaa\kan penelitian selama enam minggu di sekolah-sekolah panti. Dalam kasus ini sekolah-sekolah tersebut berfungsi sebagai lingkungan “laboratoriom” yang terkontrol, karena di sana kedua pengeksperimen mempunyai kontrol  atau aktivitas tevelisi oleh subjek (semua anak laki-laki). Semua anak laki-laki. Semua anak laki-laki menonton televisi selama minimum enem jam per minggu. Anak-anak yang termasuk kelompok eksperimental harus memilih acara dari daftar film yang menonjolkan kekkerasan, sementara yang termasuk kelompok kontrol harus memilih acara yang tidak menonjolkan kekerasan. Perilaku agresif mereka diukur lewat tse kepribadian yang dilakukan di awal dan di akhir keenam minggu tersebut dan lewat neraca banding perilaku yang dibuat oleh guru atau orang tua. Kedua pengeksperimen ini mendapatkan kesimpulan bahwa secara umum pemirsaan acara televisi yang menonjolkan kekerasan selama enam minggu tidak menyebabkan meningkatnya  perilaku agresif (Silva & Lunt, 1986).

       Ciri esensial dari metode eksperimental menurut Silva dan Lunt, meliputi variabel. Pengeksperimen mempunyai gagasan atau perkiraan yang diformulasikannya sebagai hipotesis penelitian dan ia memanipulasi atau mengubah satu variabel untuk melihat efek yang ditimbulkan perubahan tersebut pada variabel lain. Agar yakin bahwa perubahan yang diobservasi pada variabel tak bebas disebabkan  oleh variabel bebas dan bukan karena faktor lain pada subjek atau lingkungan, ia melakukan eksperimen tersebut dalam kondisi  yang dikontrol dengan cermat, seperti sebuah laboratorim, tempat sgala sesuatu dapat dipertahankan kekonstanannya, kecuali untuk satu faktor yang  tengah dimanipulasinya.

       Perilaku manusia jelas dipengaruhi oleh banyak faktor; ada yang tidak diketahui pengeksperimen atau subjek itu sendiri, namun pengeksperimen harus berusaha sebaik mungkin untuk menyingkirkan sebanyak mungkin faktor, sehingga ia bisa menemukan efek atau faktor  yang menjadi minatnya.

       Dengan memanipulasi  satu variabel sambil mengontrol yang lain, ahlk psikologi dapat menarik kesimpulan mengenai sebab-akibat dengan tingkatan keyakinan yang tidak mungkin diperoleh dengan metode noneksperimental.

       Apa yang dimaksud variabel tersebut adalah segala sesuatu  yang bervariasi (berubah) atau dibuat bervariasi. Dalam eksperimen yang ideal, pengeksperimen memanipulasi variabel bebas, menjaga agar semua variabel konstan, sementara ia mengobservasi dan mengukur perubahan pada variabel tak bebas Dalam eksperimen di atas acara televisi yang menonjolkan dan tidak menonjolkan kekerasan (dimanipulasi oleh pengeksperimen) adalah variabel bebasnya, sedangkan variabel tak bebasnya adalah perilaku agrresif anak laki-laki tersebut.

Metode eksperimen dapat digunakan di luar maupun di luar laboratorium. Sebagai contohnya, kita dapat meneliti efek berbagai metode psikoteraphy dengan mnencoba tersebut pada kelompok individu terpisah yang mengalami gangguan emosional serupa.
Pengethuan psikologi yang paling dapat dipercaya berasal dari eksperimen-eksperimen yang diselenggarakan di laboratorium (Mahmud, 1990;6)
       Eksperimen dalam laboratorium mempunyai kelebihan, yaitu dapat mengontrol lingkungan sehingga ahli psikologi dapat memilih faktor-faktor tersebut ( sementara yang lain dipertahankan kekonstanannya) . Misalnya jika ia ingin menemukan efek kurang tidur pada prestasi belajar anak berusia sepuluh tahun, ia mungkin membawa sekelompok anak berusia sepuluh tahun ke laboratorium dan mencoba mempertahankan kekonstanan lingkungan dan  yakin bahwa mungkin membandingkan kelompok yang tidur sepuluh jam pasa malam hari seperti seharusnya dan yang hanya tidur tiga jam. Ia misalnya berusaha menjaga agar anak-anak tersebut mendengar suara ribut yang sama dan bahwa ada yang tidak meminum kopi. Dalam lingkungan yang terkontrol, tiap perbedaan diantara kelompok anak  berusia sepuluh tahun tersebut, dapat diasumsikan dengan lebih yakin bahwa memang ada kaitan antara prestasi belajar dengan faktor kurang tidur.[4]



B.            Metode Non-Eksperimental

Pada dasarnya metode eksperimental hanyalah salah satu dari sekian banyak cara yang dilakukan para ahli psikologi untuk mmengkaji perillaku. Pengkajian perilaku tidak selalu dapat atau perlu dilakukan di laboratorium. Bagi yang masih kecil umpamanya, mungkin berperilaku amat berbeda di dalam laboratorium dengan di rumah bersama orang dan mainan yang dikenalnya disekitar dirinya.

1.              Metode Observasi

Psikologi sebenarnya selalu  berurusan dengan observasi. Perhatiannya terlatak pada pengobservasian perilaku, perekaman atau pengukuran peristiwa dan pengujicobaan sesuatu  untuk menarik kesimpulan. Akan tetapi psikologi berawal dari observasi, sehingga bisa didefinisikan sebagai sajian (Observasi) ilmiah mengenau perilaku.

Observasi secara cermat terhadap perilaku burung dan manusia merupakan titik awal untuk banyk riset (penelitian) dalam psikologi. Dalam bukunya introduction to psicoloogy Rita, L. Atkinson dkk. Mengingatkan, dalam melakukan observasi terhadap perilaku yang terjadi secara alami, terdapat resiko munculnyapenafsiran yang menggelikan daripada deskripsi objektif. Kata mereka, kita mungkin tergoda misalnya, untuk mengatakan bahwa hewan yang kita ketahui telah lama tidak mendapatkan makanan sedang “mencari-cari makan” saat kita melihat tingkat aktifitasnya meningkat. Menurut mereka, para  peneliti harus terlatih untuk mengamati dan mencatat secara akurat untuk menghindari bias pribadi dalam hasil laporannya.[5]

Metode observasi  dalam psikologi banyak dilakukan untuk dipelajari tingkah laku anak-anak, interaksi sosial, aktifitas keagamaan, peperangan, aktifitas kejahatan dan kejadian lain yang tidak dapat dieksperimenkan. Pada hakikatnya, eksperimen merupakan salah satu metode observasi yang dibatasi  dengan menciptakan kondisi-kondisi tertentu.


2.              Metode Studi Kasus (Case Study/ Case history)

Sebagian studi kasus ini yang paling terkenal adalahyang dibuat oleh Freud (Sylva & Lunt, 1986). Metode studi kasus kadang disebut “metode klinis” (untuk tidak megelirukannya dengan wawancara klinis piaget) karena metode ini terutama digunakan oleh dokter  atau ahli psikologis klinis ketika mereka mengobati pasien. Si ahli psikologi mencoba merokunstruksi riwayat kehidupan  masa lalu subjek berdasarkan ingatannya, laporan anggota keluarga, dan rekaman lain. Upaya ini melibatkan pekerjaan yang agak mirip pekerjaan detektif, yaitu dalam hal mengumpulkan gambaran peristiwa masa lalu yang akurat.

Kelemahannya dari metode ini adalah terletak pada “seakan-akan memberikan kesan bahwa objeknya adalah orang-orang yang jiwanya tidak normal, sehingga hasil yang dicapainya kurang representataif untuk menggambarkan keadaan jiwa pada umumnya.”


3.              Metode Survei

Adalah suatu metode yang bertujuan mengumpulkan sejumlah besar  variabel mengenai sejumlah besar individu melalui alat pengukur wawancara( Vrendenbreght, 1981:44). Definisi tersebut dapat diuraikan debagai berikut.
a.              Individu adalah satuan penelitian.
Data dikumpulkan melalui generalisasi, kita dapat menarik kesimpulan mengenai suatu kelompok masyarakat.
b.              Variabel yang dikumpulkan dalam metode survei pada prinsipnya tidak terhingga banyaknya, mulai dari variabel seperti latar belakang responden berupa jenis kelamin, umur, agama, pekerjaan, status perkawinan suku bangsa dan sebagainya sampai sikap dan pandangan koresponden, lingkungan sosial manusia, kelakuan manusia dan juga mengenai ciri-ciri khas demografis dari suatu kelompok manusia
c.              Alat pengukur yang dipakai adalah wawancara berupa daftar pertanyaan yang berbentuk suatu schedule atau suatu kuesioner, yang biasanya sangat berstruktur.


4.              Metode Korelasional

Adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti hubungan di antara berbagai variasi. Dengan kata lain metode ini bermaksud mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berhubungan dengan variasi-variasi atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasinya. ( Rakhmat 1984:43; Ustman dan Akbar 1996: 5)

Contoh:
1.              Studi yang mempelajari saling hubungan antara kepemimpinan
           dengan prestasi kerja.
2.              Studi secara analisis faktor mengenai tess kepribadian.
3.              Studi untuk meramalkan keberhasilan kepemimpinan
berdasarkan tes bakat.




Metode korelasional digunakan untuk :
1.              Mengukur  hubungan di antara berbagai variabel.
2.              Meramalkan variabel tidak terbatas dari pengetahuan kita
tentang variabel bebas, dan
3.              Meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian
eksperimental.

Melalui metode korelasional, kita bisa memastikan, berapa besar yang disebabkan oleh satu variabel dalam hubungannya dengan variasi yang disebabkan oleh variabel lain. Kita menggunakan pengukuran korelasi untuk menentukan besarnya arah hubungan. Dalam metode korelasi ini, kita mengumpulkan dua atau lebih perangkat niklai dari sebuah sampel peserta, kemudian kita menghitung hubungan antar perangkat tersebut. Sebagai contoh, jika kita menguji hipotesis tentang hubugan antar kreativitas dan kemampuan mental pada sampel mahasiswa, nilai dari dua variabel tersebut dikumpulkan, lalu dihitung korelasi koefisien antara dua perangkat tersebut.[6]

Di samping metode tersebut di atas dalam penelitian psikologi digunakan pula metode-metode:


1.              Metode instrospeksi

Arti kata instrospeksi ialah melihat kedalam (intro= ke dalam dan speksi dari spctare=melihat). Memandang  Metode ini merupakan suatu metode penelitian dengan melihat peristiwa-peristiwa kejiwaan kedalam dirinya sendiri.

Menurut Wundt istilah instrospeksi ini kurang tepat, yang lebih tepat ialah retrospeksi (retro=kembali, dan spectare=melihat). Jadi peneliti melihat kembali peristiwa-peristiwa kejiwaan yang terjadi dalam dirinya sendiri, sebab apa yang diselidiki itu adalah apa yang telah terjadi, bukan apa yang sedang terjadi didalam dirinya. [7]

Kelemahan-kelemahan metode introspeksi:
a.              Sering peninjauanatas dirinya sendiri itu tidak jujur  artinya
didalam melihat kedirinya sendiri itu ia akan menguraikan hal-hl yang baik saja, sedang hal-hal yang buruk disembunyikan, tidak dinyatakan.
b.              Sering dipengaruhi perasaan  dan pandangan diri, sifatnya
subjektif, kurang objektif.
c.              Karena sifatnya kurang jujur dan subjektif maka peninjauannya
tidak lengkap, sering ditambah-tambah, bahkan tidak semua proses kejiwaannya dapat dinyatakan terutama dengan hal-hal yang kurang baik.[8]


2.              Metode introspeksi eksperimental

Metode ini merupakan penggabungan metode introspeksi dengan eksperimen. Dengan jalan eksperimen, maka sifat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Maksudnya, di dalam metode introspeksi  murni, hanya peneliti sendiri yang menjadi objek. Dirinya sendiri yang menjadi ukuran segala-galanya. Kesimpulan yang diambil merupakan kesimpulan hanya pada dirinya sendiri.
Tetapi dalam metode introspeksi yang eksperimental tidak demikian. Misalnya satu kelas dicoba, mengenai suatu pemecahan masalah (problem solving). Setelah itu masing-masing individu disuruh untuk mengadakan introspeksi apa yang terjadi dalam dirinyasuwaktu mereka memecahkan suatu masalah tersebut. Dari hasil keseluruhan disimpulkan hingga merupakan suatu kesimpulan. Kesimpulan ini merupakan kesimpuln atas dasar introspeksi eksperimental. Denan demikian maka sifat subjektivitas dari metode introspeksi diatasi dengan menggunakan subjek yang lebih banyak.

3.              Metode ekstrospeksi

Arti kata ekstrospeksi ialah melihat keluar ( extro=keluar), speksi dari (spectare=melihat). Pada metode ekstrospeksi subjek penelitian bukan dirinya sendiri tetapi orang lain. Metode ekstrospeksi sebenarnya juga berdasarkan atas metode introspeksi. Misalnya, Oranag akan dapat mengatakan atau menyimpulkan yang terjadi pada orang lain, juga berdasarkan atas dirinya sendiri. Dengan demikian kelemahan yang terdapat dalam metode introspeksi  sedikit banyak juga akan terdapat pula pada metode ekstrokpeksi.[9]

4.              Metode kuesioner (angket)

Merupakan metode penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek dari penelitian tersebut. Pada garis besarnya angket terdiri dari dua bagian, yaitu:
a.              Bagian yang mengandung identitas
Merupakan bagian-bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan untuk mengungkap data identitas yang dikenai angket. Misalnya: nama, tempat dan tanggal lahir, bangsa, agama,alamat dsb.
b.              Bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan atau
pernyataan-pernyataan yang ingin memperoleh jawaban.

Pertanyaan itu ada beberapa macam bentuk atau jenis, yaitu;
1.              Pertanyaan yang tertutup (closed questions)
Yaitu bentuk pertanyaan, orang yang akan dikenai angket (respinden) tinggal memilih jawaban-jawaban yang telah disediakan dalam angket tersebut.
2.              Pertanyaan yang terbuka (open questions)
Yaitu bentuk pertanyaan yang responden masih diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memberikan jawaban.
3.              Pertanyaan yang terbuka dan tertutup
Yaitu campuran dari kedua macam pertanyaan tersebut diatas.

Anket dibedakan menjadi dua jenis:

a.              Angket langsung
Yaitu angket yang diberikan kepada subjek yang dikenai, tanpa menggunakan perntara. Misalnya apabila orang ingin meneliti ibu-ibu, maka angket langsung diberikan kepada ibu-ibu.

b.              Angket tidak langsung
Yaitu angket yang menggunakan perntara dalam menjawab. Misalnya kalau orang ingin meneliti anak-anak, angket tidak langsung diberikan kepaa anak-anak, tetapai diberikan kepada orang tuanya atau guru-gurunya, dan merekalah yang menjawabpertanyaan-pertanyaan mengenai anak-anak tersebut.

Keuntungan metode angket:
a.              Praktis
b.              Hemat
c.              Orang dapat menjawab dengan leluas tanpa dipengaruhi orang lain.
Kelemahan metode angket:

a.              Peneliti tidak dapat langsung bertatap muka dengan yang
diteliti, maka apabila ada hal yang kurang jelas, keterangan lebih lanjut sulit diperoleh.
b.              Pertanyaan tidak dapat diubah sesuai situasinya
c.              Biasanya angket yang telah dikeluarkan tidak semua dapat
kembali
d.             Kesalahan dalam pelaksanaan (misalnya sugestif), kurang
terangnya pertanyaan-pertanyaan, menyababkan kurang validnya bahan yang diperoleh.


5.              Metode interview (wawancara)

Merupakan metode penelitian dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan secara lisan.

Keuntungan metode interview:
1.              Pada interview hal-hal yang kurang jelas dapat diperjelas,
sehingga orang dapat mangerti apa yang dimaksudkan.
2.              Pada interview penginterview dapat menyesuaikan dengan
keadaan yang diinterview.
3.              Dalam interview adnya hubungan yang langsung (face to face)
karena itu diharapkan dapat menimbulkan suasana hubungan yang baik, dan ini akan memberika bantuan dalam mendapatkan bahan-bahan.
Kelemahan metode interview:
1.              Kurang hemat, baik dalam soal waktu maupun tenaga.
2.              Dibutuhkan keahlian, dan untuk memenuhi ini dibutuhkan waktu untuk mendapatkan pendidikan atau latihan khusus.
3.              Bila telah ada prasangka (prejudice) maka ini akan mempengaruhi interview, sehingga hasilnya tidak objektif.[10]

6.              Metode Biografi

Berasal dari kata graphare (phein) = menulis, yaitu mempelajari riwayat hidup seseorang.  Dalam bahasa biografi ada autobiografi artinya rirawayat hidup yang ditulis sendiri dan ini amat penting karena penulisan pengalaman-pengalaman sendiri biasanya lebih objektif dari pada biografi yang di tulis oleh orang lain.

7.              Metode Analisis Karya (orang)

Yaitu dengan menyelidiki karya orang. Misalnya lukisan, karanagan dan buku harian. Karya-karya ini merupakan pencetus dari keadaan jiwa seseorang.[11]

8.              Metode Klinis

Metode mula-mula timbul dalam lapangan klinik untuk mempelajari keadaanorang-orang yang jiwanya terganggu (abnormal).




9.              Metode Testing

Adalah suatu rangkaian pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara khusus. Macam-macamnya menurut kejiwaan yang diselidiki maka ada testing-testing intelegensi(kecerdasan), fantasi, kepribadian, bakat, perasaan, kemauan dsb.
Testing yang banyak dikenal adalah testing mental (kecerdasan). Testing mental bersumber pada suatu teori biologis, pada abad ke 18 tentang pengaruh keturunan terhadap bakat orang. Testing yang pertama terutama bersifat sensomotoris (=gerakan-gaerakan sensoris). Testing permulaannya berdasar atau bersifat testing mengenai alat-alat indra.
Metode ini mulai dikenal setelah hasil kerja dari Binet. Pada tahun 1904 Biuret mendapatkan tugas dari pemerintah Perancis untuk mengadakan penelitian terhadap anak-anak yang mengalami kelambatan dalam pelajaran apabila dibandingkan dengan teman-teman yang sebaya. Berdasarkan atas hasil penelitian Binet ternyata mereka itu kurang normal. Sumbangan utama dari Binet ialah dalam hal merintis dan menentukan standar-standar pertanyaan, yaitu pertanyaan yang diperlukan untuk anak-anak denagan tingkatan umur masing-masing. Kalau pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak dijawab, maka dapat dinyatakan bahwa anak mengalami hambat n intelegensi. Tes ini sering disebut intellegence quotient (IQ). IQ diperoleh dengan cara membagi umur kecerdasan atau Mental Age (MA) dengan umur sebenarnya atau Cronological Age (CA) dan dikalikan 100 untuk menghindari angka pecahan. Hal tersebut dapat dinyatakan dengan rumus:
IQ= MA:CA x 100
Hasil perhitungan disebut I(ntelegensi), Q(outient) akan A(ngka) K(ecerdasan). Formulasi perhitungan I.Q.(A.K) pertama-tama dibuat oleh William Stern.
Keuntungan metode testing ialah orang dapat mengetahui gambaran atau orang yang dites, sudah memberikan ancer-ancer yang sedikit banyak telah berguna dalam manentukan langkah-langkah lebih lanjut.[12]

Kelemahan metode testing:

1.              Hasil testing terikat pada keadaan saat situasi tertentu sehingga
hasilnya tidak dapat untuk menentukan perkembangan anak dikemudian hari.
2.              Dengan hasil testing kita hanya dapat mengetahui beberapa
aspek dari kepribadian seseorang (aspek kejiwaaan manusia ) dan kita belum mengetahui keseluruhan tentang kepribadian seseorang.
3.              Hasil testing hanyalah menunjukkan keadaan anak berdasarkan
pendidikan dan pengalaman, dan sering hal ini  tidak sama dialami oleh anak-anak lain.
4.              Hasil testing adalah gambaran selintas( moment opname) jadi
bersifat diagnostis, artinya gambaran situasi yang ada, yang tertangkap dan tidak bersifat prognostis (untuk meramalkan kemungkinan-kemungkinan perkembangan kelak di kemudian hari.[13]




10.   Metode Statistik

          Metode ini digunakan untuk mengadakan penganalisisan
terhadap materi atau data yang telah dikumpulkan dalam metode penelitian. “ Kata  statistik  telah digunakan untuk membatasi cara-cara ilmiah untuk mengumpulkan, menyusun, meringkas dan menyajikan data penelitian. Lebih lanjut statistik merupakan cara untuk mengolah data tersebut dan menarik kesimpulan yang teliti dan keputusan yang logis dari pengolahan data tersebut. “

Fungsi dan peranan statistik digambarkan oleh Guilford sebagai
berikut:
a.              Statistik memungkinkan catatan secara eksak data penyelidikan.
b.              Statistik memaksa penyelidik menganut tata pikir dan tata kerja
yang definite dan eksak.
c.              Statistik menyediakan cara-cara meringkas data ke dalam
bentuk yang lebih banyak artinya dan lebih  gampang mengerjakannya.
d.             Statistik memberi dasar untuk menarik konklusi melalui proses
yang mengikuti tata yang dapat diterima oleh ilmu pengetahuan.
e.              Statistik memberi landasan untuk meramalkan secara ilmiah
tentang bagaimana suatu gejala akan terjadi dalam kondisi yang telah diketahui.
f.               Statistik memungkinkan penyelidik menganalisis, menguraikan
sebab-akibat yang kompleks dan rumit, yang tanpa statistik akan merupakan peristiwa yang membingungkan, kejadian yang tidak teruraikan.[14]


BAB III
PENUTUP

A.            Kesimpulan

Dalam usahanya untuk mempelajari tingkah laku manusia, psikologi mengunakan bebrapa metode-metode tersendiri untuk menyelediki terhadap objeknya. Objek psikologi adalah pengahatan dan perbuatan manusia, yaitu perbuatan manusia yang bersifat kompleks dan selalu berubah. Jiwa bukankalah suatu benda yang mati, tetapi sesuatu yang hidup dimanis selalu berubah untuk maju menuju kesempurnaaanya. Oleh karena itu, penggunaan utuk suatu metode yang bagaimana baiknya, pasti tidak dapat menghasilkan kebenaran ang mutlak, sebab tiap-tiao metode pasti memiliki kelemahan di samping kelebihannya.
Metode-metode yang digunakan dalam penelitian psikologi salah satunya yaitu, metode lungitudinal - metode cross-sectional dan eksperimental – non eksperimental.













DAFTAR PUSTAKA



Fudyartanta, Ki. 2011. Psikologi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Shaleh, Abdurrahman. 2004. Psikologi: Suatu pengantar dalam perspektif Islam. Jakarta: Kencana.

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Walgito, Bimo. 1981. Pengantar Psikologi umum. Yogyakarta: CV Andi Offset.






[1] Bimo Walgito, Pengantar psikologi Umum, Yogyakarta: CV Andi Offset, 1981, hal. 27
[2] Alex Sobur, Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah, Bandung: CV Pustaka Setia, 2003, hal.44
[3] Saleh Abdul Rahman, Psikologi: Suatu Pengantar dalam Perspektif  Islam, Jakarta:Kencana, 2004, hal. 41-42
[4] Ibid hal. 44-46
[5] Ibid hal. 46-47
[6] Ibid hal. 48-53
[7]Loc. Cit hal.30-31
[8] Ki Fudyatanta, Psikologi Umum, Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2011, hal.43
[9] Ibid hal.44
[10] Loc it hal.35-36
[11] Op cit, hal.52
[12] Loc cit, hal.37-41
[13] Loc cit hal.54-55
[14] 0p cit hal.41-42

Post a Comment

  1. Tu;isan yang menarik sekali Psikologi memang tidak ada masa kadaluarsa, malah makin banyak dicari dan makin dibutuhkan jasa seperti Biro Psikologi di Yogyakarta.

    Terima kasih

    ReplyDelete
  2. saya mau tanya, untuk tulisan yang introspeksi itu dari buku apa ya? yang dinomori 7 dan 9.. terima kasih..

    ReplyDelete

 
Top