Untuk anda yang ingin
mendownload filenya,
Silahkan klik link dibawah
ini!.
Download Makalah Sejarah Peradaban Islam (Di Afrika)
Link Download Power Point :
Download Makalah Lain :
Makalah Agama dan Psikoterapi
Makalah Kebutuhan Agama
Makalah Problematika Moral di Era Globalisasi
BAB I
PENDAHULUAN
Afrika Utara merupakan daerah yang sangat
penting bagi penyebaran agama Islam di daratan Eropa. Ia menjadi pintu gerbang
masuknya Islam yang selam berabad-abad berada dibawah kekuasaan Kristen
sekaligus ‘benteng pertahanan’ Islam untuk wilayah tersebut. Dari sisi kemajuan
peradaban, Afrika Utara tidak bisa begitu saja dilupakan dalam sejarah Islam.
Kemajuan di bidang arsitektur, dekorasi, dan seni bangunan lainnya dapat
disaksikan peninggalannya bahkan hingga sekarang.
Afrika di sub-Sahara adalah wilayah yang
sangat luas, yaitu mencakup seluruh wilayah Afrika minus Afrika Utara, Maroko,
Algeria, Tunisia, Libya, dan Mesir. Dalam makalah ini akan dibahas peradaban
Islam di Afrika Utara meliputi kedatangan Islam di Afrika Utara, dinasti-dinasti
Afrika Utara, dan kemajuan peradaban Islam di Afrika Utara. Afrika Barat dan
Afrika sub-Sahara
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kedatangan Islam di Afrika Utara
Pada abad 1 H/7 M kehidupan sosial
masyarakat Afrika Utara lebih merupakan kehidupan masyarakat Barbar yang
bersifat kesukuan, nomad dan partiarkhi.[1] Pada masa Nabi SAW,
pertama kali ada kontak Islam dengan Afrika yaitu setelah beberapa sahabatnya
hijrah ke Hasbsy dan mendapatkan perlakuan baik dari masyarakat maupun dari
penguasa yaitu Raja Najjasyi atau Negus.[2] Islam masuk wilayah Afrika
Utara pada saat daerah ini berada di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi.
Penaklukan daerah ini mulai dirintis pada masa kekhalifahan Umar ibn al-Khatab.[3]
Pada masa Khalifah Umar ibn Khatab,
Panglima Amr ibn ‘Ash menguasai Mesir (639-644M) dan setelah mengalahkan
tentara Bezantium. Sepuluh tahun sebelumnya Mesir mesir berada dibawah
kekuasaan Sasania. Kota Fustat dijadikan sebagaiibu kota Islam pertama Afrika.
Seterusnya masa Khalifah Utsman ibn Affan, mengirim Abdullah ibn Sa’ad ibn Abi
Sarah, yang berhasil mengalahkan tentara Romawi dalam peperangan di Laut Tengah
dan seterusnya dengan 20.000 pasukan berhasil melawan tekanan Bezantium sampai
ke Barqah, Tripoli dan Carthage yang merupakan ibu kota Romawi di Afrika Utara
waktu itu. [4] Penaklukan
itu tidak bertahan lama karena gubernur-gubernur Romawi menduduki kembali
wilayahnya.
Pada masa Muawiyah ibn Abi Sofyan,
mengutus ‘Uqbah ibn Nafi’ yang kemudian pada tahun 50 H/670 M ‘Uqbah mendirikan
kota militer Qairawan, disebelah selatan Tunisia, untuk mengendalikan
orang-orang Barbar dan menjaga keamanan. Akn tetapi, pada tahun 683 M orang-orang
Islam di Afrika Utara mengalami kemunduran yang hebat, karena orang-orang
Barbar dibawah kepemimpinan Kusailah bangkit memberontak dan mengalahkan ‘Uqbah
sehingga meninggal beserta pasukannya dalam pertempuran.
Pada masa pemerintahan Abdul Malik
ibn Marwan (685-705 H), Daulah bani Umayah mulai bangkit untuk merebut Afrika
Utara. Dia mengirim pasukan di bawah pimpinan Hasan ibn Nu’man al-Ghassani
untuk memulihkan prestise Islam yang hilang dan berhasil menumoas
tentara Romawi dan Barbar. Sejak saat itu Afrika Utara dan daerah Maghribi
tidak termasuk lingkungan Mesir, tetapi berdiri sendiri yang diperintah oleh
seorang gubernur yang diangkat oleh Khalifah.
Kekuasaan Islam di Afrika Utara
tidak berjalan mulus hingga terjadi pergantian gubernur dari Hasan ibn Nu’man
kepada Musa ibn Nushair. Ketika pemerintahan Musa ibn Nushair, di Afrika
terjadi perubahan sosial dan politik yang cukup drastis. Perlawanan orang-orang
Barbar dapat dihancurkan, dominasi politik berada ditangan orang-orang muslim
dan dakwah Islam menyebar dengan cepat.[5]
B.
Dinasti-dinasti di Afrika Utara
a.
Dinasti Idrisiah di Maroko 786 M
Idris ibn Abdullah adalah cucu dari Hasan ibn Ali, ia melakukan
pemberontakan terhadap Abbasiah pada 786 M, namun karena kalah, ia melarikan
diri ke Maroko dan mendirikan dinasti Indrisiah (788-974 H) dengan ibu kota fez
(fas) yang merupakan dinasti syiah pertama dalam sejarah Islam. Karena dinasti
ini terletak diantara kekuasaan Islam besar yaitu Umayyah di Andalusia dan
Fatimiyah di Afrika Utara. Akhirnya panglima dari Hakam II di Andalusia, yaitu
Ghalib Billah melakukan aneksasi wilayah
Indisiah. Setelah itu maka berakhirlah wilayah Dinasti Indrisia.
b.
Dinasti Aghlabiah 800-909 M
Dinasti ini berpusat di Saljiman, berdiri ketika Khalifah Harun
al-Rasyid mengangkat Ibrahim ibn al-Alghlab sebagai penguasa Ifriqiah (Tunisia)
pada 800 Muntuk membendung kekuatan-kekuatan luar dengan Abbasiah terutama
membendung serangan dinasti Rustamiah (khawarij) dan Idrisiah. Kedua dinasti ini sama-sama berusaha
ekspansi ke al-Maghrib untuk melemahkan kekuatan Abbasiah di Afrika dan
sekitarnya. Periode ini membawa Afrika Utara dan kawasan pesisir Laut Tengah
dalam banyak kemajuan. Dinasti ini lenyap pada penguasa terakhir
Ziadatullahal-Aghlabi III pada 909 M
oleh dinasti Fatimiah.
c.
Dinasti Ibn Toulun
Didirikan oleh Ahmad ibn Toulun yang semula
ditugaskan oleh penguasa Abbasiah sebagai penguasa Mesir. Periode ini, kegiatan
intelektual, arsitektur berkembang dan maju. Banyak rumah sakit, masjid, dan
menara didirikan yaitu Masjid ibn Toulun di Mesir. Putera Ibn Toulun, Syaibhan 904-905 M
mengembalikan Mesir kedalam kekuasaan Abbasiah.
d.
Dinasti Ikhshid 935-969 M
Muhammad ibn Tughuz mendirikan dinasti Turki dan ia mendapatkan
gelar nama Ikhshid dari Khalifah al-Razi, tidak lama kemudian ia menguasai
Syam, Palestina, dan kedua kota suci Islam, Mekah dan Madinah serta masjidnya. Abdullah Misk Kapur berkuasa dengan sukses.
Penguasa teakhir dari dinasti ini, Abul Fawaris Ahmad. Ia dikalahkan oleh
panglima perang dari Fatimiah.[6]
e.
Dinasti Murabbitun 479-540 H/ 1088-1145 M
Adalah salah satu dinasti Islam yang
berkuasa di Maghribi. Asal usul dinasti dari Lemtuna, salah satu puak dari suku
Senhana. Mereka menyebarkan Islam dengan suku-suku lain menganut Islam. Pada
abad V H/XI M salah seorang pemimpin mereka, Yahya ibn Ibrahim bertemu dengan
Abdullah ibn Yasin untuk bersedia mengemban tugas meningkatkan pengetahuan
keagamaan. Dibawah pimpinan Abdullah ibn Yasin dan seorang komando militer
Yahya ibn umar mereka berhasil memperluas daerah kekuasaan sampai ke Wadi Dara.
Kemudian menaklukan kerajaan Sijilmasat.
f.
Dinasti Muwahhidun 524-667 H/1130-1269 M
Muncul sebagai reaksi dari al-Murrabitun yang dianggap telah
melakukan penyimpangan, dinasti ini berpusat di Marakesy dan sebagian wilayah
Andalusia (Spanyol).[7] Pelopor sekaligus pendirinya adalah
Muhammad ibn Tumart. Ia melakukan propaganda pembaharuan tradisi dogmatis Islam
di masyarakat dengan landasan tauhid. Setelah ibn Tumart meninggal kedudukannya
digantikan oleh Abdul Mu’min, dan mencapai prestasi paling gemilang diantara
dinasti-dinasti di Afrika Utara.
g. Dinasti Fatimiyah
Nama ini diberikan karena mengklaim sebagai
keturunan garis lurus dari pasangan Ali ibn Abi Tholib dan Fatimah az-Zahra
binti Muhammad saw. Pendiri dinasti Fatimiyah adalah Ubaidillah al-Mahdi. Pada
tahun 874 M, Abdullah ibn Maimun menunjuk pengikutnya yaitu Abu Abdullah
al-Husain sebagai pemimpin Syi’ah Isma’iliyah. Kemudian ia menyerang Afrika
Utara dan berhasil menegakkan pengaruhnya. Setelah itu Abu Abdullah al-Husain
menobatkan Sa’id ibn Husain al-Salamiyah sebagai penggantinya. Ia di bantu oleh
Abu Abdullah al-Syi’i berhasil merebut kekuatan dan berhasil mengusir
Ziyadatullah III, penguasa dinasti Aghlabiyah yang terakhir, dari sijilmasa
yang disusul oleh pendudukan daerah itu. Dari sinilah Bani Fatimiyah berhasil
menjedi penguasa baru Afrika Utara. Masa pemerintahan di Silijimasa itu
berlangsung sampai tahun 973 M.
C.
Kemajuan Peradaban Islam di Afrika Utara
1.
Berkembangnya
Qairawan yang dibangun oleh ‘Uqbah ibn Nafi’ yang tidak hanya menjadi kota
miter semata, tetapi menjadi salah satu pusat ilmu dan peradaban yang cemerlang
dalam sejarah Islam.
2. Kebijakan Islamisasi yaitu dengan menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa
resmi dan pergaulan serta kemajuan diberbagai ilmu oleh Musa ibn Nushair
sebagai proses perkembangan dan peradaban Islam.
3. Arsitektur Maghribi yang indah dengan arasemen timur yang kuat dalam
bangunan masjid Qairawan dan benteng Raqqada serta kota kediaman para
penguasapada dinasti Aghlabiyah.
4. Daerah Tahart (Tiaret) mengalami kemajuan dibidang ekonomi, yang menjadi
terminal dari salah satu rute khafilah trans- sahara, sehingga di namakan “irak
kecil” di samping juga menjadi pusat kesarjanaan.
5. Perguruan tinggi ( masjid) Al Zaituna. Yang merupakan Universitas tertua
islam di Tunisia, ketika bani fatimiah berkuasa
6. Kemajuan peradaban islam di Afrika Utara mencapai puncaknya pada masa
dinasti al Muhhidun yang pendirinya ibnu Tumart adalah seorang politisi dan
reformis dalam bidang teologi.
Kemajuan di berbagai bidang, seperti :
1. Bidang ilmu kebahasaan, sepert iIbn Sida, Abu Bkar al Turtusi dengan
karyanya siroj al Mulk
2. Bidang kesehatan, dilihat dengan berdirinya sebuah rumah sakit yang
besar di Marrakesh.
3. Bidang kedokteran, yang ada tokoh yang terkenal yaitu Abu Marwan ibn
Abdul Malik ibn Zuhr
4. Bidang sejarah dan sosiologi, seperti ibn Kaldun yang menjadi maestro
terbesar dalam sejarah islam[8]
D. Islamisasi Afrika Barat
Islamisasi Afrika Barat terjadi antara abad ke 11 dan ke 16 melalui
perantaraan, pertama-tama Penaklukan-penaklukan militer oleh orang-orang
Almoravid (al-Murabitun). Afrika Utara yang menjarah Afrika Barat dalam rangka
mencari emas dan budak, dan kedua melalui saluran perdagangan jarak jauh dan
ramah dengan Afrika Utara. Jadi pedagang-pedagang Maghrib memberikan andil
dalam Islamisasi Afrika Barat dengan cara membuka melelui aktivitas perdagangan
mereka.
Persaudaraan yang membentuk Islam di
Afrika Barat sekarang merupakan cabang dari dua persaudaraan utama: Qadiriyah,
didirikan pada abad ke 12 di Baghdad, dan Tijaniyah, yang muncul pada abad ke
18 Maroko. Kedua persaudaraan ini merupakan manifestasi Islam Itariqah.
Persaudaraan Afrika Barat yang paling penting al-Mourid (para murid), merupakan
cabang Qodariyah dan didirikan oleh
Marabout Ibrahim Niass. Di Afrika Barat, marabout sebagai syeikh membentuk
otoritas agama dan memimpin persaudaraan. Marabout Afrika mengaku mampu berbicara dengan Tuhan dan memanggil
ruh.[9]
Ada beberapa nasab (garis keturunan) dipersekutukan melelui jaringan
perdagangan, melalui afiliasi dengan thariqat Qadiriyah, dan melalui kesamaan
tradisi intelektual dan keagamaan. Tanpa identitas territorial atau tanpa
sebuah renzim Negara mereka membentuk masyarakat Islam di Afrika Barat. Mereka
merupakan sebuah ilustrasi perihal bagaimana komunitas kecil yang diorganisir
melalui ikatan nasab dan keagamaan membentuk sebuah tipe masyarakat Islam yang
memadai, sekalipun dalam ketiadaan renzim Negara. Struktur komunitas tersebut
dijadikan preseden utama bagi pola organisasi perkumpulan keagamaan Muslim di
dalam Negara-negar Afrika yang sekuler abad dua puluh dan mempunyai banyak
persesusian dengan organisasi mayoritas Muslim di seluruh dunia.[10]
Pada fase pertama perluasan persaudaraan-persaudaraan Islam di Afrika
Barat, Islam memiliki signifikansi antikolonial tertentu. O’Brien mengakui
bahwa “generasi ritual Islam dan kebanggaan dalam keanggotaan komonitas Islam
yang lebih luas mungkin telah menawarkan kompensasi psikologi bagi subordinasi
terhadap kontrol Eropa, suatu sarana dalam memelihara
kehormatan diri.[11]
E.
Peradaban Islam di Afrika Sub Sahara
Masuknya Islam di Sub-Sahara hampir
sama dengan masuknya Islam di Asia Tenggara, yaitu dengan proses damai
(perdagangan) dan tanpa pertumpahan darah. Islam masuk Afrika sub-Sahara
melalui tiga wilayah.
Pertama, bagian utara Islam menyebar mulai
sekitar tahun 1000-an M diberbagai wilayah Sudan. Islam tersebar diwilayah
utara Afrika sub-Sahara melalui migrasi pedagang-pedagang muslim, sejumlah
guru, murid, pengikut sufi dan juga pedagang Mediteranian, sehingga terbentuk
masyarakat muslim minoritas yang kemudian secara berangsur-angsur Islam
menyebar ke masyarakat luas, khususnya petani. Tercatat dalam sejarah bahwa ada
kerajaan Islam di Gao (Niger) pada 400 H/1009-1010 M. Selain itu ada beberapa
pemerintahan Islam di Kanen (Chad) sekitar 473 H/ 1083 M. Lambat laun
kerajaan-kerajaan Islam bermunculan di Afrika sub-Sahara, khususnya Mali pada
abad ke 13.
Kedua, diwilayah bagian Timur, Islam
menyebar dari Zayla’ (Somalia) mulai pada abad ke 9. Proses Islamisasi dibagian
timur wilayah Sudan, yaitu lewat jalur perdagangan dan ekonomi. Islam yang
tersebar diwilayah ini mayoritas berasal dari Mesir dan Saudi Arabia, dan bukan
dari Afrika Utara.
Terakhir, Islam masuk lewat bagian
selatan, yaitu Afrika Selatan. Islam
mulai berkembang di wilayah ini pada masa penjajahan Belanda yang tergabung dalam
dua gelombang. Pertama adalah orang-orang dari Melayu, Bengal, Malabar dan
Madagaskar yang dibawa oleh kolonial Belanda ke Afrika selatan sebagai tahanan
dan budak. Kedua adalah para pedagang dan pekerja yang datang dari Calcuta,
Madras, Bombay dan Gujarat pada abad ke 19. [12]
Di Sudan bagian timur atau Afrika
Timur , Islam tumbuh menjadi agama populer, atau menjadi agama rakyat bawah dan
bukan menjadi agama para penguasa dan bangsawan sebagaimana terjadi di Sudan
bagian tengah dan barat.[13]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sebelum Islam masuk di Afrika Utara, daerah itu berada di bawah
kekaisaran Romawi,dan kehidupan sosial masyarakat Afrika Utara lebih merupakan
kehidupan masyarakat Barbar yang bersifat kesukuan, nomad dan partiarkhi. Setelah
kedatangan Islam, orang-orang barbar banyak yang di akomodasikan dalam
pemerintah. Tidak hanya itu, Islam juga telah meninggalkan peradaban yang
sangat tinggi, dan Islam dikatakan sebagai pembebas pada daerah taklukan Islam
tersebut.
Islam di Afrika Sub-Sahara memeng belum segnifikan jika dilihat
peran mereka dalam konstelasi dunia Islam. Akan tetapi Afrika sub-Sahara
terlalu signifikan untuk ditinggalkan bila kita bicara tentang Islam di
berbagai belahan dunia karena Islam telah lama menorehkan sejarah diwilayah
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Dudung. 2004. Sejarah
Peradaban Islam: dari Masa Klasik
Hingga Modern. Yogyakarta: Lesfi.
Asmin, Yudian W, dkk. 1994. Krisis
Peradaban Islam Modern Sebuah Kultur
Praindustri
dalam Era Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Yogyakarta:
Tiara Wacana
Yogya.
Karim, M Abdul. 2007. Sejarah Pemikiran
dan Peradaban Islam.Yogyakarta:
Pustaka Book Publisher.
Lapidus, Ira M. 2000. Sejarah Sosial
Ummat Islam bagian Kesatu dan Kedua.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Susanto, Musyrifah. 2003. Sejarah Islam
Klasik Perkembangan Ilmu
Pengetahuan. Jakarta: Kencana.
[1] Dudung Abdurrahman, dkk, Sejarah Peradaban Islam: dari Masa Klasik Hingga Modern. (Yogyakarta: Lesfi, 2004),
hlm. 220.
[2] M. Abdul Karim, Sejarah
Pemikiran dan Peradaban Islam.(Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.2007),
hlm. 184.
[7] Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu
Pengetahuan. (Jakarta: Kencana, 2003), hlm. 131-132.
[9]
Yudian W.Asmin, Krisis Peradaban Islam Modern Sebuah Kultur Praindustri
dalam Era Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,
1994), hlm. 87-89.
[10] Ira M Lapidus, Sejarah
Sosial Ummat Islam bagian Kesatu dan Kedua. (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2000), hlm. 778.
Post a Comment