Untuk anda
yang ingin mendownload filenya, berbentuk (.docx)
Silahkan klik link di bawah ini!.
JENIS-JENIS PERENCANAAN
Perencanaan adalah
proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu.[1]
Adapun dalam
meninjau jenis-jenis perencanaan dapat dikaji dari beberapa segi, antara lain:
1.
Perencanaaan
Makro
Perencanaan makro yakni perencanaan yang mempunyai telaah nasional,
yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin
dicapai dalam mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan
makro berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
a)
Apakah
tujuan pendidikan nasional,
b)
Pendekatan
apakah yang dipergunakan untuk mencapai tujuan tersebut,
c)
Lembaga
pendidikan apakah yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut,
d)
Bagaimanakah
seharusnya organisasi pendidikan diatur sehingga menunjang tercapainya tujuan
tersebut,
e)
Program-program
apakah yang perlu diadakan untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut,
f)
Apakah
kriteria keberhasilan usaha pendidikan itu.[2]
2.
Perencanaan
Meso
Suatu perencanaan yang merupakan
kebijakan pada tingkat makro, kemudian dijabarkan kedalam program-program yang
berskala kecil. Pada tingkat ini perencanaan sudah lebih bersifat operasional,
disesuaikan dengan keadaan daerah, departemen atau unit-unit antara lainnya.
Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam tahap ini sama dengan pertanyaan
pada tahap makro, Cuma lebih rinci dan kebebasannya dibatasi oleh
ketentuan-ketentuan yang ada pada rencana tingkat makro.
3.
Perencanaan
Mikro
Perencanaan ini merupakan perencanaan
pada tingkat institusional dan merupakan lebih spesifik dariperencanaan tingkat
meso. Dalam tahap ini, karakteristik-karakteristik lembaga diperhatikan, namun
tidak boleh bertentangan dengan apa yang ditetapkan oleh perencanaan makro
maupun meso.
Adapun
perencanaan mikro dalam pendidikan
meliputi:
a)
Perhatian
terhadap aspirasi semua komponen yang ada dalam sekolah sebagai stakeholder
internal, serta aspirasi murid, orang tua, masyarakat, dunia kerja, dan
pemerintah sebagai stakeholder eksternal
b)
Visi,
misi, dan tujuan yang dirumuskan menunjukkan arah dan orientasi pengembangan
sekolah merefleksikan para stakeholder.
c)
Peumusan
tentang perluasan, pemerataan, mutu, relevansi, efektivitas, dan evisiensi yang
diartikulasikan sebagai rumusan-rumusan yang khas untuk lembaga sekolah.
d)
Kajian
lingkungan internal dan eksternal sekolah yang akan melahirkan isu-isu
strategis.
e)
Sasaran
yang jelas menggambarkan nilai-nilai, perubahan atau keadaan yang diinginkan
oleh lembaga.
f)
Penyusunan
satuan biaya pada setiap program harus realistis karena dana merupakan
indikator ketetapan suatu program.
g)
Setelah
rencana disusun,maka pelaksanaannya harus sungguh-sungguh mengacu pada
legalitas rencana, ketetapan mulai berlakunya, koordinasi pengawasan, pelaporan
dan umpan balik untuk meningkatkan efektivitas pencapaian sasaran dan mengkaji
aspek efesiensinya.[3]
B.
Menurut
Tingkatannya, perencanaan dapat dibagi:
1.
Perencanaan
Strategis
Yakni perencanaan yang berkaitan
dengan penetapan tujuan, pengalokasian sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan
kebijakan yang dipakai sebagai pedoman. Perencaanaan jenis ini sering juga
disebut perencanaan tingkat normatif, sebab keputusan yang dibuat tidak
didasarkan pada data-data statistik, melainkan juga pertimbangan para
perencana. Biasanya perencanaan ini dilakukan oleh pimpinan puncak suatu
organisasi.
2.
Perencanaan
Manajerial
Yaitu perencanaan yang ditujukan
untuk mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Perencanaan ini sudah menggunakan data-data statistik, meskipun
dalam beberapa hal masih menggunakan akal sehat.
3.
Perencanaan
Operasional
Perencanaan ini memusatkan perhatian
pada apa yang dikerjakan pada tingkat pelaksanaan di lapangan dari rencana
strategi. Bersifat spesifik dan berfungsi untuk memberikan petunjuk kongkrit
bagaimana suatu program atau proyek khusus dilaksanakan menurut aturan,
prosedur, dan ketentuan lain yang telah ditetapkan secara jelas sebelumnya.[4]
C.
Ditinjau
dari Jangka Waktu,maka perencanaan dibedakan dalam:
1.
Perencanaan
jangka panjang
Yaitu
perencanaan yang mencakup kurun waktu 10 sampai dengan 25 tahun. Mempunyai
parameteryang lebih kabur dan makin panjang jangka waktunya makin banyak
variabelnya yang tidak pasti.
2.
Perencanaan
jangka menengah
Yaitu rencana
yang mencakup kurun waktu antara 4 sampai engan 10 tahun. Merupakan penjabaran
operasional dari rencana jangka panjang.
3.
Perencanaan
jangka pendek
Yaitu rencana
yang mencakup kurun waktu antara 1 sampai dengan 3 tahun dan merupakan jabaran
dari rencana jangka menengah dan jangka panjang.[5]
Selain
jenis-jenis perencanaan diatas, Syaiful Sagala juga berpendapat bahwa
perencanaan dapat dibagi menjadi:
a.
Top
down planning
Yaitu
perencanaan yang dibuat ditingkat atas kemudian disampaikan kepada perencana
ditingkat menengah dan ke tingkat bawah.
b.
Bottom
up planning
Perencanaan
yang dibuat ditingkat bawah kemudian disampaikan ketingkat yang lebih tinggi,
sesuai prosedur yang berlaku.
c.
Diagonal
horizontal planning
Perencanaan
ini biasanya dilaksanakan pada waktu penyusunan perencanaan lintas sektoral.
Perencanaan ini dibuat oleh top level manajer yang membicarakan
kebijakan-kebijakan makro serta penentuan kebijakan dasar.
d.
Rolling
plan
DAFTAR PUSTAKA
Harjanto. 1997. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Makmun, Abin Syamsuddin. 2005.
Perencanaan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
Sagala, Syaiful. 2004. Manajemen
Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Strategi Memenangkan Persaingan Mutu.
Jakarta:
Nimas Multina.
Yusuf, Musfirotun. 2008. Manajemen
Pendidikan. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.
[1] Abin
Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005), hlm. 4
[2] Harjanto, Perencanaan
Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), hlm. 20
[3]
Musfirotun
Yusuf, Manajemen Pendidikan, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2008),
hlm. 29.
[6] Syaiful
Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Strategi Memenangkan
Persaingan Mutu, (Jakarta: Nimas Multina, 2004), hlm.21
Post a Comment