Untuk anda yang ingin mendownload filenya berbentuk
(.docx)
Silahkan klik link dibawah ini!.
IDEALISME
PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan hajat orang
banyak. Kebutuhan pendidikan adalah hak asasi setiap manusia sehingga perlu
dipikrkan agar mutu pendidikan setiap tahunnya meningkat. Persoalan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama,
pemerintah, masyarakat, orang tua, dan peserta didik itu sendiri. Keberhasilan
dan peningkatan mutu pendidikan menjadi tujuan dan cita-cita bersama. Kita
harus bersatu padu, saling menunjang, dan tentunya memberikan sumbangan saran
agar cita-cita ini berhasil.
Era globalisai yang melanda dunia saat ini sangat
memerlukan SDM yang unggul dan handal. Dengan mutu pendidikan yang baik dan
benar akan menghasilkan SDM yang berkualitas, yaitu mandiri, berwatak kerja
keras, tekun belajar menhargai waktu, pantang menyerah serta proaktif dalam
mencari solusi atas masalah yang dihadapi. Diharapkan dengan SDM yang
berkualitas mampu membuat suatu negara menjadi besar, kuat, dan bermartabat
yang pada akhirnya terciptalah kemakmuran, kesejahteraan, dan kemajuan disegala
bidang.
Selain itu, menanamkan pendidikan karakter bangsa adalah
suatu prioritas. Kita perlu mengingat bahwa Indonesia memiliki nenek moyang
yang ramah tamah dan sangat santun dalam berelasi dengan sesama dan kehidupan
kesehariannya. Tetapi mengapa hingga ke belakang (saat ini), nilai itu pudar semua. Sekarang banyak
guru yang mengeluh atau kecewa dengan sikap murid-muridnya yang tidak sopan.
Dewasa ini banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas
pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan formal. Tuntutan
tersebut didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya
kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian massal dan berbagai
kasus dekadensi moral lainnya. Bahkan di kota-kota besar tertentu, gejala
tersebut telah sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karena itu,
lembaga pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda
diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian peserta
didik melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan karakter. Untuk itu, sekarang saatnya para pengambil
kebijakan, para pendidik, orang tua dan masyarakat menciptakan kembali
pendidikan karakter.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama
dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk
pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga
negara yang baik.
Membentuk
siswa yang berkarakter bukan suatu upaya mudah dan cepat. Hal tersebut
memerlukan upaya terus menerus dan refleksi mendalam untuk membuat rentetan
keputusan moral yang harus ditindaklanjuti dengan aksi nyata, sehingga menjadi
hal yang praktis dan reflektif. Diperlukan sejumlah waktu untuk membuat semua
itu menjadi kebiasaan dan membentuk
watak atau tabiat seseorang.
Hal
ini tentunya sangat tepat, jika dibentuk pencanangan pendidikan karakter karena
tujuan pendidikan bukan hanya melahirkan insan yang cerdas, namun juga
menciptakan insan yang berkarakter kuat.
Banyak hal yang
dapat dilakukan untuk merealisasikan pendidikan karakter di sekolah. Konsep karakter tidak
cukup dijadikan sebagai suatu poin dalam silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran di sekolah, namun
harus lebih dari itu, dijalankan dan dipraktekan. Mulailah dengan belajar taat dengan peraturan sekolah, dan tegakkan itu
secara disiplin. Sekolah harus menjadikan pendidikan karakter sebagai sebuah
tatanan nilai yang berkembang dengan baik di sekolah yang diwujudkan dalam contoh dan
seruan nyata yang dipertontonkan oleh tenaga pendidik dan kependidikan di
sekolah dalam keseharian kegiatan di sekolah.
Di sisi lain, pendidikan karakter merupakan
upaya yang harus melibatkan semua pemangku kepentingan dalam pendidikan, baik
pihak keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah dan juga masyarakat luas. Oleh
karena itu, langkah awal yang perlu dilakukan adalah membangun kembali
kemitraan dan jejaring pendidikan yang kelihatannya mulai terputus diantara
ketiga stakeholders terdekat dalam lingkungan sekolah yaitu guru, keluarga dan masyarakat.
Pembentukan dan pendidikan karakter tidak akan berhasil selama antara
stakeholder lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan
keharmonisan. Dengan demikian, rumah tangga dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan karakter
pertama dan utama harus lebih diberdayakan yang kemudian didukung oleh lingkungan dan kondisi pembelajaran di sekolah yang memperkuat siklus pembentukan
tersebut. Di samping itu tidakkalah pentingnya di masyarakat. lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi
terhadap karakter dan watak seseorang. lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap
keberhasilan penanaman nilai-nilai etika, estetika untuk pembentukan karakter.
Berdasarkan pembahasan di atas
dapat ditegaskan bahwa pendidikan
karakter merupakan upaya-upaya
yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik
memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud
dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan
norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Post a Comment