Untuk anda yang ingin mendownload filenya,
berbentuk (.docx)
Silahkan klik link dibawah ini!
Download Makalah Sejarah Pendidikan Islam (Madrasah Nidhamiyah)
Makalah Sejarah Pendidikan Islam (Madrasah Nidhamiyah)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah pendidikan Islam pernah mencapai puncak kejayaan pada masa
Umayah dan Abbasiyah , hal ini tidak terlepas dari pakar pendidikan dim as itu.
Bukti dari keberhasilan tersebut telah dapat dirasakan oleh umat islam dalam
berbagai bidang dan juga merupakan cikal bakal munculnya pencerahan di dunia
Eropa.
Pelaksanaan pendidikan islam pada masa tersebut mengalami prioritas,
dimulai dari tingkat sederhana hingga tingkat tinggi. Dati yang dikelola oleh
khalifah (pemerintah), seperti yang dilaksanakn di rumah-rumah, kuttab-kuttab,
di masjid serta di Madrasah. Dari sinila mulanya para pelajar dan sarjana
muslim bahkan sampai yang non muslim sekalipun menuntut berbagai disiplin ilmu.
Di saat Abbasiyah mengalami kemunduran di Baghdad, kemudian terpecah
menjadi kerajaan-kerajaan kecil dan berkuasanya orang-orang turki, masalah
pendidikan tetap menjadi perhatian para khalifah dan orang-orang kaya, sehingga
pendidikan banyak mencetak para pelajar dan ssarjana sesuai yang diharapkan. Di
setiap Negara-negara Islam pemerintah membutuhkan pegawai-pegawai resmi (wazir)
dalam menjalankan pemerintahan Negara, untuk mendukung keinginan tersebut
muncul sistem persekolahan (madrasah).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang munculnya istilah Masdrasah?
2. Bagaimana sejarah pendiri Madrsah Nidhamiyah?
3. Bagaimana sejarah berdirinya
Madrasah Nidhamiyah?
4. Apa tujuan didrikannya Madrasah Nidhamiyah?
5. Bagaimana Sistem dan Kurikulum Pendidikan Madrasah Nidhamiyah?
6. Bagaimana Pengaruh Madrasah Nidhamiyah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui latar belakang munculnya istilah Madrasah
2. Untuk mengetahui sejarah pendiri Madrasah Nidhamiyah
3. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Madrasah Nidhamiyah
4. Untuk mengetahui tujuan didrikannya Madrasah Nidhamiyah
5. Untuk mengetahui kurikulum Madrasah Nidhamiyah
6. Untuk mengetahui pengaruh Madrasah Nidhamiyah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Latar Belakang Munculnya Istilah Madrasah
Madrasah merupakan isim makan dari fi’il madhi dari kata darasa
mengandung arti tempat atau wahana untuk mengenyam proses pembelajaran. Dengan demikian, secara teknis madrasah menggambarkan
proses pembelajaran secara formal. Dan madrasah sendiri merupakan institusi
peradaban islam yang sangat penting.[1]
Pendidikan Islam secara kelembagaan tampak dalam berbagai bentuk yang
bervariasi. Disamping lembaga yang bersifat umum seperti masjid, terdapat
lembaga-lembaga yang mencerminkan kekhasan orientasinya,. Secara umum pada abad
ke keempat hijriyah dikenal bebrapa pendidikan (madaris al-tarbiyah) Islam.
Dalam sejarah Islam dikenal banyak sekali tempat dan pusat pendidikan
dengan jenis, tingkatan dan sifatnya yang khas. Dalam buku al-Tarbiyah
al-Islamiyah, Nuzumuha, Falsafatuha, Tarikhuha, Ahmad Syalabi menyebutkan
tempat-tempat sebagai berikut: al Kuttab, al Qushur, Hawanit, al warokim,Manazil
al ulama dan Madrasah. Ia membagi institusi-institusi pendidikan tersebut
menjadi dua kelompok yaitu kelompok sebelum Madrasah dan kelompok sesuadah
Madrasah. Dengan demikian Madarsah dianggap sebagai tonggak baru dalam
penyelenggaraan pendidikan islam madarasah yang dimaksud adalah madrasah yang
dibangun oleh Nizam Al Mulk tahun 459 H.[2]
Lahirnya lembaga pendidikan formal dalam
bentuk madrasah merupakan pengembangan dari sisstem pengajaran dan pendidikan
yang pada awalnya berlangsung di masjid-masjid.[3]
Mengenai proses transformasi dari masjid ke madrasah, berkembang
beberapa teori yang secara sepintas berbeda satu sam lain. Diantara ada teori
dari Geoerge Markdisi. Dalam sejumlah karya kesejarahannya, ia berkesimpulan
bahwa perpindahan lembaga pendidikan Isalm dari masjid ke madrasah terjadi secara
tidak lanngsung, tetapi melalui beberapa tahapan.
Dalam kajiannya yang lebih terfokus pada madrasah Nidhamiyah periode
pertengahan di Baghdad, Markdisi mengajukan teori, bahwa asal muasal pertumbuhan
madarsah merupakan hsail tiga tahap: tahap masjid, tahap masjid khan dan
madrasah. Tahap masjid berlangsung terutama pada abad-abad ke delapan dan
kesembilan masehi. Masjid dalam konteks ini masjid selain mempunyai fungsi
sebagai tempat jama’ah, juga berfungsi sebagai majlis taklim (pendidikan).
Tahap kedua adalah lembaga masjid khan, yaitu masjid yang dilengkapi
dengan bangunan khan (asrama, pemondokan) yang masih bergandengan dengan
masjid. Berbeda dengan masjid biasa, masjid khan menyediakan tempat penginapan
bagi para pelajar yang dating dari berbagai kota. Tahap ini mencapai
perkembangan yang sangat pesat pada abad ke -10.
Setelah kedua tahap tersebut, barulah muncul madrsah yang khusus
diperuntukan sebagai lembaga pendidikan. Madrasah dengan demikian menyatukan
kelembagaan masjid-biasa dengan masjid-khan. Kompleks madarsah terdiri dari
ruang belajar, ruang pondokan dan masjid. [4]
Dalam pandangan Hasan Ashari dalm buku Sejarah Pendidikan Islam,
mengatakan bahwa madrasah merupakan hasil evolusi dari masjid sebagai lembaga
pendidikan dan khan sebagai
asramanya.
Selanjutnya Zuhairini mengemukakan alasan-alasan berdirinya madarasah
dilluar masjid:
1)
Halaqoh-halaqoh (kelompok studi) yang
diselenggarakan di masjid sering mengganggu terutama terhadap orang-orang yang
akan beribadah.
2)
Berkembangnya ilmu pengetahuan melahirkan
halaqoh -halaqoh banyak yang tidak tertampung di masjid.
3)
Ketika bangsa turki mulai berpengaruh dalam
pemerintahan Bani Abbasiyah dan dalam rangka memperthankan status quo.
Mereka berusaha menarik hati dengan berusaha memperhatikan pendidikan dan
pengajara, guru-guru digaji dan diberi fasilitas yang layak.
4)
Sebagai kompensasi dari dosa yang mereka
lakuakan juga berharap ampunan dan pahala dari Tuhan karena mereka sering
melakukan maksiat.
5)
Ketakutan akan tidak dapat mewariskan harta
kepada anak-anaknya
6)
Usaha mempertahankan dan mengembangkan
aliran keagamaan dari para pembesar agama.[5]
2.
Sejarah
Pendiri Madrasah Nizhamiyah
Nizam Al-mulk merupakan tangan terampil yang menjalankan administrasi
pemerintahan dinasti Saljuk di era sultan Alp Arslan dan sultan Maliksyah anak
dari Alp Arslan, ia sang wazir Persia yang masyhur, ia pengatur kerajaan, salah
satu figur penting dalam sejarah politik islam. Kedudukannya begitu penting
sehingga Ibn Khallikan menyanjungnya dengan ungkapan , “selama dua puluh tahun
pemerintahan Maliksyah , Nizham Al-Mulk menghimpun seluruh kekuasaan dalam
genggamannya, sementara sang sultan tidak berbuat apapun selain duduk di atas
singgasananya atau pergi berburu”.[6]
Kesultanan Alb Arslan terlaksana
dengan pertolongan dan sokongan Nizamul Mulk, dan Nizamul Mulk telah menemani
Alb Arslan di dalam kebanyakan peperangan-peperangan yang dialaminya. Dia juga
telah menemani Maliksyah melancarkan beberapa serangan dan berhasil menaklukan
daerah dan benteng musuh. Bahkan Nizamul Mulk dengan sendirinya telah memimpin
angkatan tentara mengikuti beberapa pertempuran yang berakhir dengan kemenangan
yang cemerlang.
Ketika Alb Arslan
dibunuh, anak-anaknya telah berebut untuk menduduki tahta kerajaan , dan sekali
lagi Nizamul Mulk memainkan peranannya agar tahta itu diserahkan kepada
Maliksyah. Untuk mencapai maksud ini , Nizamul Mulk telah mengikuti banyak
pertempuran. Karena itu Maliksyah menyerahkan segala urusan kepadanya, serta
menganggapnya sebagai bapak, dan memberi gelar utabak. Dengan itu Maliksyah
dapat menghabiskan masa mudanya dan hidup dengan bersenang senang.[7]
Ia orang yang ahli
politik, panglima, filosuf, alim, terpelajar dan berbudaya. Dari sejumlah
karyanya , kita mempunyai salah satu risalah muslim yang paling mengagumkan
tentang seni pemerintahan , siyasah namah. Buku itu disusun sebagai
hasil sebuah kompetisi yang diadakan oleh Maliksyah: sultan meminta para
pejabat negara memberikan pendapat tertulis tentang ciri-ciri pemerintahan yang
baik. Faktor penting yang mengharumkan nama wazir Persia ini adalah proyek
pendirian sejumlah akademi yang pertama kali di organisasikan dengan baik,
untuk menciptakan sistem pendidikan tinggi dalam Islam.[8]
Nizamul Mulk (wafat
1092 M; 485 M) adalah salah satu di antara beberapa orang yang paling
terpelajar pada zamannya, yang sangat menguasai hadits atau tradisi muslim, dan
juga merupakan ahli teori politik Islam terbesar.[9]
3. Sejarah Madrasah Nidhamiyah
Madrasah telah tumbuh sejak abad ke-4 H. Di antara madrasah yang
terkemuka yaitu madrasah Nizamiyah yang didirikan pada abad ke-5 H (abad ke-11 M) oleh Nizamul Mulk (1018-1092 M) yang
terletak di Baghdad). Madrasah
yang didirikan Nizam al-Mulk ini ini sangat terkenal di dunia Islam ketika itu,
karena telah tersebar di berbagai negeri.[10]
Selain dari Nizamul Mulk, Nurudin Zinky, juga mendirikan masdrasah-madarsah.
Menurut catatan sejarah beliau lah orang pertama yang mendidrikan madarsah di
Damaskus. [11]
Mengenai kajian tentang munculnya madrasah di dunia Islam banyak
ahli sejarah pendapat. Syalabi menyatakan bahwa madrasah yang mula-mula muncul
didunia islam adalah madrsah Nidhamiyah yang didirikan oleh Nizam al-Mulk, perdana
menteri Dinasti Saljuk, pada tahun 1067. Pendapat seperti ini juga dikemukakan
oleh Philip K. Hitti. Sulit sekali memastikan madrasah apa yang dibangun dan
kapan muncul. Syalabi dan K. Hitti mengangkat madrasah Nidhamiyah
sebagai madrsah yang mula-mula muncul. Mungkin mereka berangkat dari
popularitas Nidhamiyah. Nidhamiyah
sering disebut dalam buku sejarah dan namanya sangat terkenal dalam sejarah
islam. Ketenaran Nidhamiyah inilah yang mungkin membuat
Syalabi dan K. Hitti memutuskan Nidhamiyah sebagai
madrasah yang pertama muncul. Jadi Nizamiyah adalah
madrasah besar yang pertama berdiri didunia islam sehingga diangkat sebagai
tonggak pertama daari bentuk madrasah.[12]
Madrasah Nidhamiyah merupakan madrasah yang terletak di Baghdad di dekat
sungai Dijlah di tengah-tengah pasar salasah (Suq al-Salasah) di
Baghdad. Mulai dibangun pada pada tahun 457 H/1065 M dan selesai pada tahun 459
H. Madrasah ini tetap hidup sampai pertengahan abad ke 14 Masehi, yaitu ketika
dikunjungi oleh Ibnu Batutah. Ahmad Syalabi berkeyakinan bahwa pasar al-Chaffafin
yang terdapat di Baghdad saat ini adalah tempat dimana Madrasah Nidhamiyah
dulunya berdiri.
Menurut Mahmud Yunus, diantara motivasi pendirian banyak madrasah di
masa pengaruh Turki (Saljuk) adalah untuk mengambil hati rakyat, mengharap
pahala dan ampunan dari Allah, memelihara kehidupan anak-anaknya di kemudian
hari, memperkuat aliran keagamaan bagi sultan atau pembesar. Motif-motif ini
terutama motif politik dan motif doktrin keagamaan tampak dominan pada Madrasah
Nidhamiyah. Keterangan yang mengandung hal tersebut adalah sebagai berikut:
Diakui bahwa penaklukan Bani Saljuk terhadap Dinasti Buwaihi di Irak dan
masuknya mereka ke kota Baghdad pada tanggal 25 Muharram 447 H, merupakan
kemenangan terhadap Syi’ah. Penguasa Saljuk, mereka merupakan pengikut fanatic
Sunni, mengiginkan aqidah mereka tertanam kuat dan terkikisnya paham-paham
syi’ah. Hal itu akan dapat terealisasi dengan jalannya penyebaran ilmu, untuk
itu mereka mendidrikan madrasah.
Selanjutnya, untuk melestarikan kekuasaan politik dan paham teologi
Asy’ariyah tampak pula menjadi motivasi penting, terutama jika Dinasti Saljuk
yang sunni dihadapkan dengan Dinasti Fatimiyah di Mesir, yang beraliran Syi’ah.
Pendirian Madrasah ini adalah karena suatu pertimbangan bahwa untuk melawan
Syi’ah tidak cukup dengan kekuatan senjata, melainkan juga harus dengan
penanaman ideologi yang dapat melawan ideology Syi’ah.[13]
4. Tujuan didirikan Madrasah Nidhamiyah
Nizam al-Mulk adalah seorang wazir
aktif dan di antara motivasi yang melatarbelakangi pendiriannya ialah masalah
politik dan ketenagakerjaan yang tidak dapat dipisahkan dengan kehendak
memperlancar tugas dan mempertahankan negara, baik untuk keuntungannya sendiri
maupun demi kesultanan Saljuk. Dari kajian tentang pertumbuhan Madrasah
Nizhamiyah, dan mengikuti sejarah perkembangannya, maka dapat ditentukan bahwa tujuan
didirikannya madrasah Nidhamiyah ada tiga, yaitu:
1)
Menyebarkan
pemikiran Sunni untuk menghadapi tantangan pemikiran Syi’ah.
2)
Menyediakan
guru-guru Sunni yang cakap untuk mengajarkan madzhab Sunni dan menyebarkannya
ke tempat-tempat lain.
3)
Membentuk
kelompok pekerja Sunni untuk berpartisipasi dalam menjalankan pemerintahan,
memimpin kantornya, khususnya di bidang peradilan dan manajemen.[14]
Musuh yang
dihadapi oleh dinasti Saljuk yang Sunni ini adalah Dinasti Fatimiyah di Mesir,
yang beraliran Syi’ah. Ketetapan awal dalam membina lembaga pendidikan (dalam
hal ini madrasah) adalah karena suatu pertimbangan bahwa untuk melawan Syi’ah
tidak cukup dengan kekuatan senjata, melainkan juga harus melalui penanaman
ideologi yang dapat melawan ideologi Syi’ah. Pertimbangan seperti itu dilakukan
karena Syi’ah sangat aktif dan sistematik dalam melakukan indoktrinasi melalui
pendidikan atau aktivitas pemikiran yang lain. Orang-orang Fatimiyah telah
mengajarkan madzhabnya melalui pendidikan. Di samping itu, teologi Asy’ariyah
lebih rasional (menerima ta’wil) dibanding Maturidiyah. Karena itu, Asy’ariyah
dipandang lebih siap melawan Syi’ah yang berteologikan Mu’tazilah yang
rasionalis.
Dari penjelasan
di atas, dapat dilihat multi motivasi yang mendasari kelahiran madrasah, maka
dengan ini pendidikan Islam memasuki periode baru yaitu pendidikan menjadi
fungsi bagi negara dan sekolah-sekolah dilembagakan untuk tujuan pendidikan
sektarian dan indoktrinasi politik.[15]
5. Sistem Madrasah Nidhamiyah
Untuk menjelaskan sistem pendidikan di Madrash Nidhamiyah, secara
sederhana akan dibahas komponen-komponen pendidikan yang terdapat pada Madrasah
Nidhamiyah yang dianggap sebagi model bagi sistem pendidikan modern.
1) Tujuan pendidikan Madrasah Nidhamiyah
Tujuan pendidikan Madrasah Nidhamiya tidak
terlepas dari tiga tujuan pokok:
a. mengkader calon-calon ulama yang menyebarkan pemikiran sunni untuk
menghadapi tantangan pemikiran syi’ah.
b. menyediakan guru-guru sunni yang cakap untuk mengajarkan mazhab sunni
dan menyebarkannya ke tempat-tempat lain
c. membentuk kelompok pekerja sunni untuk
brpartisipasi dalam menjalankan pemerintahan, memimpin kantornya, khususnya di
bidang peradilan dan manajemen. [16]
2) Kurikulum dan Metode Pengajaran Madrasah Nidhamiyah
Kurikulum madarsah ini terpusat pada
Al-Qur’an (membaca, menghafal, dan menulis), sastra Arab, sejtrah Nabi
Muhammad, dan berhitung, dengan menitik beratkan pada madzhab Syafi’i dan
teologi Asy’ariyah. [17]
Sebagaimana tujuan dari madrasah ini yakni menyebarkan pemikiran Sunni untuk
menghadapi tantangan pemikiran Syi’ah yang beberapa ajarannya cenderung ke Mu’tazilah. Maka
ilmu kalam, terutama Asy’arisme diajarkan secara khusus dan intensif.
Bagaimanapun harus diakui bahwa beberapa pengajar pada madrasah ini juga
dikenal ahli dalam ilmu kalam, bahkan penganut Asy’arisme, umpamanya Imam
Al-Haramain Abdul Ma’ali Yusuf Al-Juwaini (w. 1084 M/478 H) dan Abdul Hamid
Al-Ghozali (w. 1111 M/ 505 H).
Mahmud Yunus mengatakan bahwa kurikulum Madrsah Nidhamiyah tidak diketahui
dengan jelas. Namun dapat disimpulkan bahwa materi-materi ilmu syari’ah
diajarakan disini sedangkan ilmu hikmah (filsafat) tidak diajarkan. Fakta-fakta
yang mendukung pernyataan ini adalah ; pertama, tidak seorangpun ahli
sejarah yang menagatakan bahwa diantara materi pelajran terdapat ilmu-ilmu
umum. Kedua, guru-guru yang mengajar di Madrasah Nidhamiyah merupakan
ulama’-ulama’ syari’ah. Ketiga pendiri madrasah ini bukanlah pembela ilmu
filsafat, keempat, zaman berdirinya madrasah ini merupakan penindasan
ilmu filsafat dan para filosof.
Pengajaran di Madrsasah Nidhamiyah memprioritaskan pada ilmu syari’ah,
diantaranya ilmu fiqih. Selain itu dari keterangan lain disebutkan bahwa
pelajaran di Madrasah Nidhamiyah berpusat pada Al-qur’an (membaca, menghafal
dan menulis).
Pengajaran di Madrasah Nidhamiyah berjalan dengan cara para guru berdiri
di depan kelas menyajikan materi-materi kuliyah (ceramah/talqin), sementara
para siswa duduk mendengarkan diatas mea kecil yang disediakan. Kemudian
dialnjutkan dengan dialog atau diskusi (munasyaqoh) antara para guru dan
para siswa mengenai materi yang disajikan dalam suasana semangat keilmuan yang
tinggi.[18]
3) Tenaga pengajar dan pelajar Madrasah Nidhamiyah
Madrasah Nidhamiyah merupakan lembaga
pendidikan tinggi yang mengajarkan pendidikan tingkat tinggi pula. Oleh karena
itu, pemilihan guru-guru yang mengajar di madrasah ini sangat selektif.
Ulama-ulama terkemuka pada waktu itu dan guru-guru besar yang rmasyhur dan mempunyai
koompetensi di bidangnyalah yang dipilih untuk mengajar. Status guru-guru
tersebut ditetapkan dengan pengangkatan oleh khalifah dan bertugas dalam masa
tertentu. Dalam melaksanakan tugasnya seorang pengajar selalu dibantu oleh
seorang pembantu, ia bukan guru tetapi lebih tinggi kedudukannya dari pada
pelajar biasa. Pembantu ini berfungsi sebagi asisten guru, yang diantara
tugasnya adalah menjelaskan bagian-bagian yang sulit dipahami setelah guru
memberikan kuliah, atau membantu pelajar yang kurang pandai dan pada waktu
tertentu melaksanakan pekaerjaan guru atau tugas-tugas yang biasa dilakaukan
guru.
Nizam Al-Mulk juga menyediakan beasiswa
untuk mahasiswa dan member mereka fasilitas asrama. Ia mengumuman pada semua
orang bahwa pengjaran di sekolahnya terbuka untuk siapa saja tanpa
membedakannya. Ia member bantuan untuk semuja pelajar tanpa mengharap kembali
dan seluruh biaya pendidian di situ gratis. Iia juga memberikan beasiswa bagi
siswa yang kurang mamapu.[19]
4) Pendanaan dan Sarana Madrasah Nidhamiyah
Madrasah Nidhamiyah merupakan lembaga yang
telah teratur mengenai kurikulum dan silabusnya. Tenaga pengajarnya mendapat
gaji yang cukup. Semua mahasiswa belajar dengan gratis bagi yang miskin mendapat
tunjangan tertentu yang diambilkan dari dana khusus untuk keperluan tersebut.
Pemerintah memang waktu itu sudah mengalokasikan anggaran yang cukup untuk
semua kebutuhan madrasah ini. Pendanaannya banyak diambilkan dari pajak dan
wakaf.[20]
Dalam pembangunan madrasah, wazir Nizam
Al-Mulk menyediakan dana wakaf untuk membiayai mudarris, imam, dan
juga mahasiswa yang menerima beasiswa
dan fasilitas asrama. Dengan dana itu, ia mendirikan madrasah-madrasah
Nidhamiyah di hamper seluruh wilayah kekuasaan Bani Saljuk saat itu, mendirikan
perpustakaan denganlebih kurang 6.000 jilid buku lengakap dengan katalognya,
lalu menetapkan anggaran belaja seluruh madrasah-madrasah itu sebesar 600.000 dinar. Kemudian Madrasah Nidhamiyah
Baghdad saja sepersepuluhnya, yaitu 60.000 dinar tiap tahun. Ini sudah cukup
untuk membiayai berbgai fasilitas yang disediakan untuk pelajar dan pengajar,
baik berua akomodasi uang makan maupun uang tunjangan.[21]
6. Pengaruh Madrsah Nidhamiyah
A.L. Tibawi dalam hal ini menyebutkan bahwa Madrasah Nidhamiyah ini
telah memberikan pengaruh (influence) pada masyarakat, baik bidang
ekonomi, maupun bidang sosial keagamaan.
Dalam bidang ekonomi, Madrasah Nidhamiyah disamping sebagai lembaga
untuk mengajarkan ilmu syari’ah dalam rangka mengembangkan ajaran sunni, memang
dimaksudkan pula utuk mempersiapkan pegawai pemerintah, khususnya dilapangan
hokum dan administrasi. Denngan demikian madrasah telah menjanjikan lapangan
kerja.
Dari segi sosial keagamaan, Madrasah Nidhamiyah diterima oleh masyarakat
karena sesuai dengan lingkungan dan keyakinannya. Faktor-fakor penenrimaan
tersebut antara lain: pertama, ajaran yang diberikan di Madrasah adalah
ajaran sunni, yang dianut oleh sebagian besar masyarakat waktu itu. Kedua, para
pengajar di Madrasah Nidhamiyah adalah para ulama terkemuka. Ketiga, materi pokok yang diajarkan di Madrasah ini
adalah al-fiqh yang dianggap sesuai dengan kebutuhan masyarakat umumnya
dalam rangka hidup dan kehidupan yang sesuai dengan ajaran dan keyakinan
mereka. [22]
BAB III
PENUTUP
Nidhamiyah adalah sebuah lembaga pendidikan dalam bentuk madrasah yang
dikelola oleh pemerintah pada masa Bani Saljuk. Madrasah Nizamiyah didirikan
pada abad ke-5 H (abad ke-11 M) oleh
Nizamul Mulk (1018-1092 M) yang terletak di Baghdad. Madrasah yang didirikan Nizam al-Mulk ini
sangat terkenal di dunia Islam ketika itu, karena telah tersebar di berbagai
negeri.
Madrasah Nidhamiyah mempunyai sistem pendidikan yang baik, hal tersebut
dapat dilihat dari segi pendanaan, gedung yang bagus dan dalam jumlah yang
banyak. Guru-guru digaji selama masa jabatannya, perpustakaan yang lengkap,
asrama dan biaya siswa gratis. Kurikulum di
Materi yang diberikan di Madrasah Nidhamiyah adalah diarahkan untuk
mengembangkan madzhab sunni dan melemahkan madzhab Syi’ah dan Mu’tazilah. Oleh
kareana itu materinya lebih berorientasi pada ilmu keagamaan melalui empat
madzhab, tetapi yang menonjol adalah madzhab Syafi’i. Dan para lulusannya
dipersiapkan untuk duduk di pemerintahan saljuk yang bermadzhab sunni.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddinata,
2004. Sejarah Pendidikan Islam Pada Periode Klasik dan Pertengaha. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada
Asrohah,
Hanun. 1999. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta:
Logos
Daulay, Haidar
Putra. 2013. Pendidikan Islam Dalam Lintasan Sejarah. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Fuadi, Imam.
2011. Sejarah
Peradaban Islam, Cet. Ke-1. Yogyakarta: Teras
Hitti, Philip K. 2008. History Of The Arabs.
Penerjemah: R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi. Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta
Maksum. 1999. Madrasah
Sejarah dan Perkembangannya, Cet.
Ke-1. Jakarta: Logos Wacana Ilmu
Nakosteen,
Mehdi. 1995 Konstribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat Surabaya:
Risalah Gusti
Syalabi, A. 2003. Sejarah Dan Kebudayaan Islam 3,
penerjemah: Al Mukarram Ustadz Muhammad Labib Ahmad. Jakarta: Radar Jaya Offset.
[1] Abuddinata,
Sejarah Pendidikan Islam Pada Periode Klasik dan Pertengaha (Jakarta:PT.
Raja Grafindo Persada, 2004) hlm. 50
[2] Maksum, Madrasah Sejarah dan
Perkembangannya, Cet. Ke-1, (Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1999) hlm. 61-62.
[5] Abuddinata,
Op. Cit.,hlm. 53-54
[6] Philip K Hitti, History Of The Arabs, Penerjemah: R.
Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2008)
hlm. 607-608
[7] A Syalabi, Sejarah Dan Kebudayaan Islam 3, penerjemah:
Al Mukarram Ustaz Muhammad Labib Ahmad (Jakarta: Radar Jaya Offset, 2003) hlm. 341-342
[9] Mehdi
Nakosteen, Konstribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat (Surabaya:
Risalah Gusti, 1995) hlm. 50
[11] Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam
Lintasan Sejarah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013) hlm. 96-97
[15] Ibid., hlm.
63.
Post a Comment