Untuk
anda yang ingin mendownload filenya, berbentuk (.docx)
Silahkan
klik link dibawah ini!.
BAB
I
PENDAHULUAN
Salah satu unsur penting dari proses kependidikan
adalah pendidik. Di pundak pendidik terletak tanggung jawab yang amat besar
dalam upaya mengantarkan peserta didik. Peserta didik ke arah tujuan
pendidikann yang dicita-citakan. Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh
potensi peserta didik, baik potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik
sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam.
Dalam ajaran islam seorang guru atau pendidik mendapatkan penghormatan
dan kedudukan yang amat tinggi. Penghormatan dan kedudukan yang tinggi ini amat
logis diberikan kepadanya, karena dilihat dari jasanya yang demikian besar dalm
membimbing, mengarahkan, memberikan pengetahuan, membentuk akhlak, dan
menyiapkan anak didik agar siap menghadapi hari kedepan dengan penuh keyakinan,
dan percaya diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi kekhalifahannya di muka
bumi dengan baik. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut, seorang pendidik di
samping menguasai pengetahuan yang akan diajarkan dan sifat-sifat yang harus
dimiliki, pendidik juga harus mengusai dan memperhatikan tingkat kemampuan
dasas anak didiknya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hadits dan Terjemah
(أ)
عَنْ ابْنُ عَبَاسْ قَا لَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
أُمِرْنَا اَنْ نُكَلِّمُ النَّا سِ
عَلَى قَدْرِ عُقُوْلِهِمْ ( اخرجه الد يلمي في
المسندالفرردوس بسند ضعيف مرفوعا)
“ Ibnu Abbas berkata: Rasulullah kepadanya: memerintahkan kita untuk
berbicara dengan orang dalam bahasa yang mereka dapat pahami”
(ب) عَنْ أنَسٍ
بْنُ مَا لِكٍ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: طَلَبُ
الْعِلْمٍ
فَرِيْضَةٌ
عَلَى كُلٍّ مُسْلِمٍ وَوَاضِعُ الْعِلْمِ عِنْدَغَيْرِأَهْلِهِ كَمُقَلَّدِالْخَنَازِيْرَ
الجَوْهَرُوَ الْلُؤْ لُؤَوَالذَّهَبَ (اخر جه ابن ما جة: كتاب المقدمة: باب فضل العلماءوالجث على طلب العلم)
"Dari Anas bin
Malik berkata, Rasulullah SAW berkata: mencari ilmu adalah fardhu bagi setiap
orang islam. Dan orang yang memberikan ilmu bagi selain ahlinya adalah seperti
orang yang mengalungkan babi dengan mutiara, permata dan emas”
B. Penjelasan Hadits
Menuntut ilmu berarti melaksanakan perintah agama yang
memerlukan perjuangan, ketabahan, keuletan, kerja keras dan kesabaran. Nabi
pernah menyampaikan bahwa orang yang keluar untuk mencari ilmu adalah di jalan
Allah sampai menemui ajalnya.[1]
Dengan ilmu dunia dan akhirat dapat digapai maka Allah memerintahkan hamba-Nya
untuk mencari ilmu dan mengamalkannya. Menurut Al-Ghazali, seorang yang bekerja
mengamalkan ilmunya adalah seorang yang lebih baik dari pada orang yang
beribadah saja, puasa saja setiap hari dan sembahyang setiap malam.[2]
Sebagai seorang
pindidik kita harus mengamalkan ilmu yang kita miliki dan harus bisa
menempatkannya sesuai kemampuan yang dimiliki. Salah satu syarat seorang
pendidik yang ideal yaitu pendidik yang memperhatikan tingkat kemampuan peserta
didiknya.
Seorang pendidik
seharusnya memiliki pengetahuan yang memadai tentang perkembangan psikologis
peserta didik. Pengetahuan ini akan sangat membantunya untuk mengenal setiap
individu peserta didik dan mempermudah dalam melaksanakan proses belajar
mengajar. Para pendidik hendaknya mengetahui kemampuan dan daya serap peserta
didik. Kemampuan ini akan bermanfaat menetapkan materi pendidikan yang sesuai
dengan tingkat kemampuan peserta didik. Bila pendidik memaksakan materi diluar
kemampuan peserta didiknya, maka akan menyebabkan kelesuan mental dan bahkan
kebencian terhadap ilmu pengetahuan yang diajarkan. Bila ini terjadi, maka akan
menghambat proses pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan
keseimbangan antara materi pelajaran yang sulit dan mudah dalam cukupan materi
pendidikan.
Menurut Ahmad D.
Marimba, tugas pendidik dalam pendidikn islam adalah membimbing dan mengenal
kebutuhan atau kesanggupan peserta didik, menciptakan situasi yang kondusif
bagi berlangsungnya proses kependidikan, menambah dan mengembangkan pengetahuan
yang dimiliki guna ditranformasikan kepada peserta didik, serta senantiasa
membuka diri terhadap seluruh kelemahan atau kekuranganya.[3]
Selain itu pendidik
juga mempehatikan kebutuhan anak didiknya baik yang menyangkut kebutuhan
jasmani maupun rohani. Di antara kebutuhan tersebut adalah kebutuhan makan,
minum, perlindungan, kesehatan, kasih sayang, rasa aman, harga diri, istirahat
dan lain sebagainya. Kebutuhan tersebut harus diperhatikan oleh setiap pendidik
agar peserta didik mencapai kematangan psikis dan fisik.
C.
Hadits pendukung
عَلَى وَنُكَلِّمَهٌمْ مَنَازِلِهِمْ النَّاسِ نْزَلَ نَاأَنْ
أُمِرْ اْلأَنْبِيَاءِ شِرَ مَعَا نَحْنُ
(الحديث) قَدْرِعُقُوْلِهِمْ
“kami para Nabi, diperintahkan untuk
menempatkan seseorang pada posisinya, berbicara kepada mereka sesuai dengan
kemampuan akalnya”[4]
BAB III
SIMPULAN
Setiap individu pasti memiliki tingat kemampuan atau potensi yang
berbeda-beda. Seperti halnya seorang peserta didik. Peserta didik dalam
memahami dan menerima apa yang disampaiakan dan diajarkan oleh gurunya tidak
semuanya dapat diterima. Maka dari itu seorang pendidik harus mengetahui dan
memahami tingkat kemampuan anak didiknya.
Hal-hal yang diperlukan oleh pendidik dalam mengetahui tingkat kemampuan
peserta didik yaitu memiliki pengetahuan yang memadai tentang perkembangan
psikologis peserta didik , pendidik membimbing dan mengenal kebutuhan dan
kesanggupan peserta didik .Penidik menciptakan situasi yang kondusif bagi
berlangsungnya proses kependidikan, menambah dan mengembangkan pengetahuan yang
dimiliki guna ditranformasikan kepada peserta didik, serta senantiasa membuka
diri terhadap seluruh kelemahan atau kekuranganya
Post a Comment