Untuk anda yang ingin mendownload filenya,
berbentuk (.docx)
Silahkan klik link dibawah ini!.
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai
dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budaya maupun
pendidikan. Oleh karena itu agar pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan
iptek tersebut perlu adanya penyesuaian-penyesuaian, terutama sekali yang
berkaitan dengan faktor-faktor di sekolah. Salah satu faktor tersebut adalah
media pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai pleh guru/calon guru, sehingga
mereka dapat menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara baik
berdaya guna dan berhasil.
Sebagaimana kita tahu bahwa belajar
merupakan proses terjadinya interaksi antara manusia dengan yang lainnya atau
dengan lingkungannya. Dalam interaksi ini harus adanya cara ataupun sarana yang
disebut dengan media yang bisa digunakan demi mengantarkan peserta didik dalam
proses belajar serta terlaksananya tujuan pendidikan yang diharapkan.
Sejalan dengan berlangsungnya proses
pendidikan, media yang digunakan dalam pembelajaran pun ikut berkembang. Media
mempunyai fungsi yang sangat besar dan membantu dalam proses pelaksanaan
pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, dalam makalah ini akan kami uraikan
hala-hal yang berkaitan dengan media pembelejaran dua dimensi yang meliputi
pengertian, macam-macam, kelebihan dan kekurangan media dua dimensi, serta cara
penggunaannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Media Dua Dimensi
Media dua dimensi adalah sebutan umum untuk alat peraga yang hanya
memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang datar.
Sedangkan Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra
penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film
strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan dan
cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang
bergerak seperti film bisu dan kartun.[1]
Media visual dua dimensi merupakan media yang bersifat elektronik,
yang di proyeksikan serta terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (software). Penggunaan media ini memerlukan aliran listrik untuk dapat
menggerakkan pemakainya. Ada beberapa macam media visual dua dimensi ini,
antara lain overhead proyektor, slide dan film strip.[2]
B.
Macam-Macam Media Visual Dua Dimensi
1.
Overhead
Proyektor (OHP)
OHP ini ditemukan sejak tahun 1930-an yaitu sejak adanya penemuan
lensa fresnal yang digunakan dalam OHP. Dalam perang dunia kedua penggunaan OHP
sangat dirasakan sekali manfaatnya oleh angkatan bersenjata Amerika Serikat meningkatkan
penggunaan OHP dalan penyampaian informasi pendidikan diiringi dengan kebutuhan
teknis atau teknik penggunaannya.
OHP dapat memproyeksikan pada layar apa yang tergambar atau
tertulis pada lembaran plastik transparan. Guru dapat membuat tulisan, catatan
atau gambar pada lembaran transparan itu seperti yang dapat dilakukan pada
papan tulis. OHP dapat digunakan tanpa menggelapkan ruangan.[3]
OHP ini jenis perangkat keras yang berfungsi sebagai alat yang
dapat memproyeksikan gambar melalui atau di atas kepala ke layar atau ke tempat
proyeksi lainnya yang bersifat discope (memproyeksikan secara tidak
langsung). Dibandingkan dengan alat proyeksi lainnya, OHP merupakan alat
proyeksi yang paling sederhana, karena peralatannya hanya menggunakan sistem
optik dan elektrik.[4]
Penggunaan OHP dalam dunia pendidikan mempunyai beberapa keunggulan,
antara lain:
a.
Bersifat
konkrit, OHP dapat merangsang indera mata siswa disamping indera telinga
melalui kata-kata guru, sehingga materi yang disampaikan lebih konkrit.
b.
Mengatasi
batas ruang dan waktu, benda-benda yang sulit dibawa ke dalam kelas dan
kejadian-kejadian masa lampau dapat diperagakan melalui OHP.
c.
Mengatasi
kelemahan-kelemahan panca indera, gerakan suatu objek yang terlalu cepat atau
terlalu lambat yang tidak dapat diamati dengan sempurna, maka dengan membuat
gambar diatas transparan dapat diatasi dengan baik.
d.
Transparan
dapat ditulis saat OHP digunakan dan mengontrol siswa dengan mudah dapat
dilakukan, karena guru dan siswa saling berhadapan.
e.
Dapat
digunakan pada cahaya yang terang karena OHP menghasilkan cahaya yang kuat.
f.
Lebih
efektif karena informasi yang disampaikan lebih banyak dalam waktu yang relatif
singkat karena telah dipersiapkan terlebih dahulu dan dapat digunakan dengan
teknik berlapis.
g.
Tidak
terlalu menggunakan gerak fisik, OHP dapat dihidupkan dan bagian yang belun
disampaikan dapat ditutup dengan kertas.
h.
Dapat
dipergunakan berulang-ulang atau dapat disimpan dan diambil bila akan digunakan
kembali.
i.
Dapat
digunakan bersama media lainnya seperti papan tulis dan lainnya.
j.
Dapat
dipindah-pindah dari satu kelas ke kelas lainnya.
k.
Dapat
disorotkan ke dinding yang berwarna terang bila tidak ada layar.
Disamping kelemahan media OHP juga mempunyai kelemahan, antara
lain:
a.
Media
ini memerlukan perangkat keras (hardware) yang khusus untuk memproyeksikan
pesan yang ada pada transparan.
b.
Memerlukan
persiapan yang matang dan terencana, terutama bila dipergunakan teknik-teknik
penyajian yang kompleks.
c.
Dalam
penggunaannya diperlukan keterampilan khusus.
d.
Menuntut
penataan ruang yang baik.
2.
Slide
Slide adalah sebuah gambar transparan yang diproyeksikan oleh
cahaya (schining light) melalui proyektor. Biasanya ukuran slide 2 x 2 atau 3 x
4 cm. Bahan yang digunakan untuk slide dapat berupa:
a.
Etched
glass, dapat ditulis dengan tinta, tidak menyebar, dan dapat dibuat gambar
piggir yang bagus, dan dapat juga ditulis dengan pensil biasa.
b.
Coated
glass, disini dapat dibuat gambar secara terperinci, bila digunakan tinta yang
sesuai untuk itu.
c.
Sensitised
glass, biasa digunakan untuk slide, fotografi yang tidak dicetak.
Slide ini hanya mempertunjukkan satu gambar saja, teknisnya juga
satu persatu. Ada juga slide yang berupa sound slide berupa hasil
perpaduan antara gambar diam dengan suara.
Menurut Andre Rinanto, sound slide mampu menarik perhatian
anak-anak, dengan munculnya gambar di dinding serta mendengar suara yang keluar
dari kaset, perasaaan siswa menjadi tergugah dan berminat untuk
memperhatikannya, apalagi kalau gambar yang dimunculkan tersebut bersifat
ekspresi-ekspresi dan mengena pada kehidupan mereka.[7]
Beberapa keunggulan dan kelemahan dari slide adalah sebagai
berikut:
a.
Keunggulan
Ø Urutan gambar dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
Ø Isi pelajaran yang sama yang terdapat dalam gambar-gambar slide
dapat disebarkan dan digunakan diberbagai tempat secara bersamaan.
Ø Gambar pada slide tertentu dapat ditayangkan lebih lama dan
membangun persepsi siswa yang sama terhadap konsep atau pesan yang ingin
disampaikan.
Ø Slide dapat ditayangkan pada ruangan masih terang (tidak perlu
benar-benar gelap), jika tidak terdapat layar khusus, dinding pun dapat digunakan
tempat proyeksi gambar.
Ø Slide dapat menyajikan gambar dan grafik untuk berbagai bidang
ilmu.
b.
Kelemahan
Ø Gambar atau grafik visual yang disajikan tidak bergerak.
Ø Slide terlepas-lepas dan ini merupakan suatu titik keunggulan dan
kelemahannya.
Ø Memerlukan keterampilan fotografi.
Ø Memerlukan peralatan khusus untuk pengambilan close-up dan mengcopy.
3.
Film
Strip
Filmstrip disebut juga film slide, stripfilm, atau still film yang
arti dan fungsi yang sama. Penggunaan filmstrip hampir sama dengan penggunaan
slide, perbedaannya dalam sistem mounting slide dalam bentuk frame,
sedangkan film strip dalam bentuk film beruntun yang disatukan antara gambar
satu dengan gambar berikutnya.
Pemotretan untuk slide bisa dilakukan secara acak, sedangkan untuk
filmstrip harus menurut unrutan gambar yang telah ditetapkan dalam program.
Filmstrip bisa dipergunakan untuk menyampaikan informasi dari dalam atau luar
negeri tentang bahan penggunaan seperti geografi, arsitektur, seni rupa, ilmu
pengetahuan alam, dll.[9]
a.
Keunggulan
Ø Dapat membangkitkan motivasi belajar
Ø Kompak, mudah dipakai dan selalu dalam urutan yang benar.
Ø Dapat ditambah narasi dengan control oleh guru.
Ø Tidak memerlukan peralatan yang besar dan berat.
Ø Dapat dipakai untuk belajar kelompok maupun individu.
Ø Dapat dibuat berwarna atau hitam putih.
b.
Kelemahan
Ø Tidak mampu menampilkan gerak.
Ø Memerlukan tape recorder sebagai pelengkap suara.
Ø Mempunyai susunan urutan yang permanen dan tidak dapat disusun
kembali untuk keperluan lain.
Ø Memerlukan peralatan laboratorium yang dapat mengubah film menjadi
film rangkai.
C.
Penggunaan Media Visual Dua Dimensi
1.
Overhead proyektor (OHP)
Cara
menggunakan OHP yaitu:
a.
Periksa sumber tegangan listrik dan
sesuaikan tegangan pada peralatan yang akan digunakan.
b.
Hubungkan OHP dengan sumber listrik.
c.
Tekan tombol ON/OFF ke posisi ON.
d.
Letakkan transparansi pada posisi
yang benar (diatas stage).
e.
Aturlah posisi lensa head asserably
dari posisi ohp itu sendiri.
f.
Aturlah tombol pengatur fokus
sehingga didapatkan hasil proyeksi yang jelas dan tajam (fokus). [11]
2.
Slide (film bingkai)
dan Film Strip (film rangkai)
Teknik penggunaan slide dan film strip, yaitu:
a.
Langkah persiapan, pelajaran
hendaknya ddisusun sebagai satu unit, serelah itu dipilih slide atau film strip
yang cocok dengan pelajaran tersebut.
b.
Mempersiapkan kelas, kelas hendaknya
dipersiapkan kearah penggunaan slide atau film strip.
c.
Mempersiapkan perlengkapan untuk
penyajian yaitu perlu dilakukan pengujian terhadap proyektor yang akan
digunakan.
d.
Penyajian, usahakan agar para siswa
berpartisipasi aktif selama penyajian.
e.
Follow up : yakni yang berupa
testing, demonstrasi dikusi, atau mempertunjukan kembali slide atau film strip
bila dianggap perlu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Media visual
dua dimensi adalah media yang sangat diperlukan dalam kegiatan belajar
mengajar.
Adapun
macamnya dari media visual dua dimensi itu sendiri yaitu antara lain:
-
Overhead Proyektor (OHP)
-
Slide
-
Film strip.
Dari ketiga
macam media ini, telah dijelaskan kurang lebihnya mengenai pengertian,
kelebihan dan kelemahannya serta bagaimana penggunaannya dengan harapan agar
para mahasiswa minimal mampu mengenal, lebih-lebih menguasai dengan sangat baik
dalam hal penggunaannya untuk kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah,
Syaiful Bahri dan Aswan Zair. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Dudjana,
Nana dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Miarso, Yusuf Hadi, dkk.
1986. Teknologi Komunikasi Pendidikan, Pengertian dan Penerapannya di Indonesia.
Jakarta : Pustekom Dikbud dan CV. Rajawali.
Nasution.
1994. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya,
Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Suprijanto.
2007. Penelitian Orang Dewasa. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Usman,
Asnawir M Basyirudin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pres.
[1] Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zair, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2006), hlm. 124.
[2] Asnawir M
Basyirudin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pres, 2002), hlm.
57.
[3] Nasution, Teknologi
Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm. 105.
[4] Wina Sanjaya, Media
Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 175-176.
[5]
Asnawir M
Basyirudin Usman, Op.Cit., hlm. 58.
[6] Nana Dudjana
dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2010), hlm. 97-98.
[7] Asnawir M
Basyirudin Usman, Op.Cit., hlm. 72.
[8] Suprijanto, Penelitian
Orang Dewasa (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm. 177.
[9]
Nana Dudjana
dan Ahmad Rivai, Op.Cit., hlm. 127.
[10] Yusuf Hadi Miarso, dkk,
Teknologi Komunikasi Pendidikan, Pengertian dan Penerapannya di Indonesia
(Jakarta : Pustekom Dikbud dan CV. Rajawali, 1986), hlm. 59.
[11]
Asnawir M
Basyirudin Usman, Op.Cit., hlm. 61.
Post a Comment