Untuk anda yang ingin mendownload filenya,
berbentuk (.docx)
Silahkan klik link dibawah ini!.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Umpan Balik
Umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau
alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan
pencapaian/hasil belajarnya.[1]
Umpan balik hanya dapat berfungsi memperbaiki belajar siswa dalam
kondisi tertentu saja. Hanya menyajikan tes dan memberikan serta menyampaikan
skor kepada siswa tidak terlalu mempengaruhi penampilan siswa. Baru bermanfaat
apabila guru bersama siswa menelaah kembali jawaban-jawaban tes, baik yang dijawab
benar maupun salah oleh siswa dibetikan kesempatan memperbaiki jawabannya yang
salah itu.[2]
Kondisi atau keadaan siswa maupun situasi pengajaran menentukan
keberhasilan usaha pemberian umpan balik terhadap belajar siswa. Berikut ini
beberapa ketentuan mengenai umpan balik.
1.
Umpan
balik tidak mempermudah belajar jika:
a.
Siswa
sudah mengetahui jawaban yang benar sebelum memberikan jawaban atas soal itu
(misalnya “nyontek” jawaban yang benar dari temannya tanpa mengolah soal itu
dalam pemikirannya sendiri), dan
b.
Bahan
yang hendak dipelajari terlalu sukar dimengerti oleh siswa sehingga umumnya
menebak jawaban soal-soal yang diberikan.
2.
Umpan
balik membantu dalam mempermudah belajar apabila dipenuhi syarat-syarat berikut
ini:
a.
Mengkonfirmasikan
jawaban-jawaban benar yang diberikan siswa, dan menyampaikan kepadanya seberapa
jauh dari dia mengerti materi belajar yang disajikan.
b.
Mengidentifikasikan
kesalahan serta memperbaikinya atau menyuruhnya siswa memperbaiki sendiri.[3]
B.
Tujuan Umpan Balik
Umpan balik tidak sama dengan penilaian. Umpan balik hanya
bertujuan untuk mencari informasi sampai dimana murid mengerti bahan yang telah
dibahas. Selain itu murid juga diberikan kesempatan untuk memeriksa sampai di
mana meraka mengerti bahan tersebut, dan untuk melihat sejauh mana suatu
penjelasan dapat tersampaikan secara baik.
Jam pelajaran atau jam kuliah selanjutnya tidak mungkin diberikan
kalau pengajar tidak tahu secara pasti hasil pelajaran sebelumnya. Pengajar
dapat mengetahui hasil pelajaran sebelumnya dengan cara:
1.
Lewat
kesan yang diperoleh selama jam pelajaran itu sendiri.
2.
Lewat
informasi sederhana dari pihak murid melalui pertanyaan-pertanyaan lisan yang
diajukan oleh pengajar selama atau setelah jam pelajaran.
3.
Lewat
informasi tertulis dari pihak murid yang diperoleh melalui ujian singkat.
4.
Mempelajari
hasil tentamen atau ujian yang diadakan pada akhir kursus (disini murid
dinilai).
Menurut Kardi dan Nur, untuk memberikan umpan balik yang efektif
kepada siswa yang jumlahnya banyak, dapat digunakan beberapa pedoman yang patut
dipertimbangkan, sebagai berikut:
1.
Memberikan
umpan balik sesegera mungkin setelah latihan.
2.
Mengupayakan
agar umpan balik jelas dan spesifik mungkin agar dapat membantu siswa.
3.
Umpan
balik ditujukan langsung pada tingkah laku dan bukan pada maksud yang tersirat
dalam tingkah laku tersebut.
4.
Menjaga
umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
5.
Memberikan
pujian dan umpan balik pada kinerja yang benar.
6.
Apabila
memberi umpan balik negatif, tunjukkan bagaimana melakukannya dengan benar.
7.
Membantu
siswa memusatkan perhatiannya pada proses dan bukan hasil.
8.
Mengajari
siswa cara memberi umpan balik kepada dirinya sendiri, dan bagaimana menilai
keberhasilan kinerjanya sendiri.[4]
C.
Fungsi Umpan Balik
Umpan balik mempunyai tiga fungsi utama yaitu sebagai berikut:
1.
Fungsi Informasional
Tes sebagai alat penilaian pencapaian/hasil belajar siswa diperiksa
menurut kriteria tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Hasil tes itu,
dengan demikian memberikan informasi tentang sejauh mana siswa telah menguasai
materi yang diterimanya dalam proses/kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan
informasi ini dapat diupayakan umpan balik berupa pengayaan atau perbaikan.
Informasi yang diberikan dalam umpan balik dibedakan atas lima
tingkat, yakni sebagai berikut:
a.
Tidak
ada umpan balik
b.
Umpan
balik berupa keterangan mengenai salah satu atau benar jawaban yang diberikan
siswa (Knowledge Of Result)
c.
Umpan
balik berupa keterangan mengenai salah satu atau benarnya jawaban ditambah
dengan menunjukkan jawaban yang benar (Knowledge Of The Correct response
[KCR])
d.
KCR+penjelasan;
dan
e.
KCR+pengajaran
tambahan
2.
Fungsi Motivasional
Dengan pemberian umpan balik, maka tes sekaligus pula berfungsi
sebagai motivator bagi siswa untuk belajar. Dalam kaitan dengan fungsi
motivasional ini dipertanyakan manfaat penyampaian hasil belajar secara umum
sebagai upaya umpan balik, misalnya melalui papan pengumuman.
3.
Fungsi Komunikasional
Pemberianan umpan balik merupakan komunikasi antara siswa dengan
guru. Guru menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa, dan bersama siswa
membicarakan upaya peningkatan atau perbaikannya. Dengan demikian, melalui
umpan balik siswa mengetahui lettak kelemahannya, dan diri sendiri atau bersama
guru bereaksi terhadap hasil tersebut.[5]
D.
Teknik-Teknik Umpan Balik
Untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik diperlukan beberapa
teknik yang sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk
individual. Berikut ini akan diuraikan beberapa teknik untuk mendapatkan umpan
balik dari anak didik yaitu diantaranya:
1.
Memancing Apersepsi Anak Didik
Dalam mengajar, pada saat yang tepat memanfaatkan hal-hal yang
menjadi kesenangan anak untuk diselipkan dalam melengkapi isi dari bahan
pelajaran yang disampaikan. Tentu saja pemanfaatannya tidak sembarangan, tetapi
harus sesuai dengan bahan pelajaran. Pendekatan realisasi ini dirasakan
keampuhannya untuk memudahkan pengertian dan pemahaman anak didik terhadap
bahan pelajaran yang disajikan. Anak mudah menyerap bahan yang bersentuhan
dengan apersepsinya. Bahan pelajaran yang belum pernah didapatkan dan masih
asing baginya, mudah diserap bila penjelasannya dikaitkan dengan apersepsi
anak.[6]
2.
Memanfaatkan Taktik Alat Bantu yang Akseptabel
Seorang guru kadang menemukan kesulitan untuk menanamkan pengertian
atas bahan pelajaran yang disampaikan kepada anak didik. Bahan pelajaran yang
rumit dan kompleks cukup sukar digambarkan melalui kata-kata dan kalimat, daya
serap anak didik terhadap kalimat yang guru sampaikan relative kecil, karena
anak didik hanya menggunkan indera pendengarannya (audio) bukan penglihatannya
(visual). Selain itu, juga karena penguasaan bahasa anak yang relative belum
banyak
Ada beberapa macam alat bantu memudahkan siswa dalam memahami
pelajaran diantaranya adalah: (1) Audio –Visual : sajian tayangan hidup (film),
(2)Visualisasi Verbal: sajian uraian teks tetapi juga dilengkapi dengan gambar,
berkaitan dengan membaca buku pelajaran, buku sumber, grafik, tabel, dan (3)
Audio Verbal: bentuk ceramah.
3.
Memilih Bentuk Motivasi yang Baik
Menurut Bobbi de Potter dkk. terdapat beberapa cara untuk
menumbuhkan budaya belajar berprestasi, dalam rumusan TANDUR, yakni:
a.
Tumbuhkan.
Tumbuhkan minat dengan memuaskan, apa manfaatnya bagiku dan manfaat kehidupan
siswa.
b.
Alami.
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua siswa,
c.
Namai.
Sediakan kata kunci, konsep, model, strategi dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
d.
Demonstrasikan.
Sediakan bagi anak didik untuk menunjukkan bahwa mereka tahu, jangan biarkan
anak menjafi pendengar pasif.
e.
Ulangi.
Tunjukkan pada anak didik cara-cara mengulang materi dan tegaskan bahwa mereka
adalah murid yang cerdas, jangan dikecam.
f.
Rayakan.
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi dan pemerolehan ketrampilan dan ilmu
pengetahuan.
Mempertahankan minat dan motivasi anak didik terhadap bahan
pelajaran yang diberikan bisa dalam bentuk lain seperti:
a.
Memberi
Angka
Angka merupakan symbol prestasi yang diperoleh siswa.
b.
Hadiah
Hadiah merupakan pengukuran akan prestasi anak didik dapat
diberikan dalam bentuk fisik (cinderamata, piagam) atau non-fisik (pujian).
c.
Gerakan
Tubuh
Gerakan tubuh dalam mimik cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan
jempol, tepuk tangan, menaikan bahu, dan memberika salam.
d.
Memberi
Tugas
Tugas yang diberikan bukan tugas tambahan, tetapi tigas pengakuan
atas prestasi agar anak didik merasa percaya diri dan merasa diakui.
e.
Memberi
Ulangan
Ulangan merupakan alat untuk menunjukkan prestasi belajar anak
didik dari sebaliknya hasil ulangan diumumkan pada teman-temanya.
f.
Hukuman
Hukuman bukan alat untuk menakut-nakuti anak, tetapi untuk merubah
cara berpikir anak. Bahwa setiap pekerjaan memiliki konsekuensi.[7]
4.
Menggunakan Metode yang Bervariasi
Metode merupakan bagian dari komponen pelajaran yang menduduki
posisi penting selain tujuan, guru, peserta didik, media, lingkungan, dan
evaluasi.
Dalam mengajar, pendidik jarang sekali menggunakan satu metode,
karena mereka menyadari bahwa semua metode ada kelebihan dan kelemahannya.
Penggunaan satu metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar
yang membosankan peserta didik. Peserta didik terlihat kurang gairah dalam
belajar.[8]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau
alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan
pencapaian/hasil belajarnya.
Umpan balik mempunyai peranan penting , baik bagi guru maupun bagi
siswa. Umpan balik dalam kajian ini adalah pemberian informasi mengenai benar
atau tidaknya jawaban siswa soal/pertanyaan yang diberikan, disertai dengan umpan
balik tidak sama dengan penilaian.
Umpan balik mempunyai tiga fungsi, yakni fungsi informasional,
fungsi motivasional, dan fungsi komunikasional.
Untuk mendapatkan umpan balik dalam proses belajar mengajar ada
empat teknik yakni sebagai berikut:
1.
Memamancing
apersepsi anak didik
2.
Memanfaatkan
taktik alat bantu yang akseptabel
3.
Memilih
bentuk motivasi yang baik
4.
Menggunakan
metode yang bervariasi
[1]
Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik
(Jakarta: PT Grasindo, 1991), hlm.148.
[2] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode
Pembelajaran (Pekalongan: STAIN Press, 2013), hlm. 188.
[3] Suke Silverius, Op. Cit., hlm.
149.
[4] Zaenal Mustakim, Op. Cit., hlm.
193-194.
[5] Suke Silverius, Op. Cit., hlm.
149-152.
[6]
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2006), hlm. 144.
[7]
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar
Mengajar (Bandung: PT Refika
Aditama, 2010), hlm. 100-101.
[8]
Zaenal Mustakim, Op. Cit., hlm. 113-114.
Post a Comment