0 Komentar
Untuk Anda yang ingin mendownload filenya lengkap, silahkan klik link dibawah ini!

A.                Pendahuluan
Media merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan indera pendengaran dan penglihatan, bahkan adanya media tersebut dapat mempercepat proses pembelajaran murid karena dapat membuat pemahaman murid lebih cepat pula. Penggunaan media pengajaran dalam proses pengajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran.
Dalam proses pengajaran dramatisasi, demonstrasi, dan lingkungan juga bisa digunakan sebagai media. Dengan berbagai kelebihan - kelebihannya media – media ini bisa dijadikan sebagai media yang cukup efektif dan efisien.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru / fasilitator telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran.

B.                 Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari dramatisasi sebagai media pembelajaran?
2.      Apa kelebihan dan kekurangan dramatisasi ?
3.      Apa pengertian dari demonstrasi sebagai media pembelajaran?
4.       Apa kelebihan dan kekurangan demonstrasi ?
5.      Apa pengertian dari lingkungan sebagai media pembelajaran?
6.      Apa kelebihan serta kekurangan lingkungan sebagai media pembelajaran ?
C.                Tujuan
1.      Untuk mengetahui mengenai dramatisasi.
2.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dramatisasi.
3.      Untuk mengetahui mengenai demonstrasi.
4.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan demonstrasi.
5.      Untuk mengetahui mengenai lingkungan sebagai media pembelajaran
6.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan lingskungan sebagai media pembelajaran.
D.                Pembahasan
1.      Dramatisasi
a.      Pengertian Dramatisasi.
Dramatisasi adalah teknik pengajaran yang menggunakan ekspresi. Pada dramatisasi biasanya anak – anak sendiri yang menjadi sebagai pelaku untuk mendramatisasikan segala peristiwa atau keadaan yang berkenaan dengan pelajaran sejarah atau cerita – cerita masa lampau. Dalam dramatisasi ini para siswa aktif dalam permainan atau mereka hanya sebagai penonton dan mendengarkan dengan penuh perhatian. Pengajaran melalui dramatisasi dapat dilakukan dalam bentuk  pageant, pantonim, tableau, bermain – main peranan, atau sosiodrama.[1]
Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan dramatisasi ini adalah :
1)      Mempersiapkan situasi untuk memulai drama.
2)      Menjelaskan kepada anak – anak apa yang diharapkan dari hasil dramatisasi yang dilakukan.
3)       Menugaskan untuk memegang peran tertentu kepada anak – anak.
4)       Mengadakan konsultasi dan koordinasi dengan para pelaku.
5)      Pelaksanaan drama.
6)      Menilai drama tersebut secara bersama – sama antara guru dengan siswa.[2]
b.      Kelebihan dan Kelemahan Dramatisasi
Ø Kelebihan atau keuntungan dari dramatisasi dalam kegiatan belajar mengajar antara lain adalah :
1)      Menyalurkan ekspresi anak – anak kedalam kegiatan yang menyenangkan.
2)      Mendorong aktivitas, inisiatif, dan kreativitas anak.
3)      Memahami isi cerita.
4)      Membantu untuk menghilangkan perasaan malu, rendah diri, keseganan, dan kemurungan pada anak.
5)      Memupuk rasa saling membantu dan kerja sama antara satu dengan yang lainnya, juga memupuk perasaan saling mempercayai sesuai dengan kesanggupan masing – masing.[3]
Ø Kelemahan atau kekurangan dari dramatisasi dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu:
1)         Memerlukan waktu cukup banyak.
2)        Memerlukan persiapan yang teliti dan matang.
3)        Kadang-kadang anak tidak mau mendramatisasikan suatu adegan karena malu.
4)        Kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa apabila pelaksanaan dramatisasi itu gagal.[4]
2.      Demonstrasi.
a.       Pengertian Demonstrasi.
Demonstrasi adalah teknik mengajar yang sudah tua dan telah ada sejak lama.[5] Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih terkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.[6]
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan demonstrasi, yaitu:
1)      Mengetahui latar belakang dan keperluan yang akan dihadapi.
2)      Melukiskan pokok persoalan yang diperbincangkan di papan tulis atau di kertas untuk dibagi-bagikan.
3)      Mengatur waktu sedemikian rupa sehingga demonstrasi dapat dijelaskan dan didiskusikan pada waktu yang ditentukan.
4)      Adakan diskusi setelah demonstrasi berakhir.
5)      Sediakan waktu untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan demonstrasi yang dilakukan.
6)      Mengambil kesimpulan dan melakukan ulangan.[7]
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam demonstrasi
1)      Persiapkan alat-alat yang diperlukan.
2)      Guru menjelaskan kepada anak-anak apa yang direncanakan dan apa yang akan dikerjakan.
3)      Guru mendemonstrasikan kepada anak-anak secara perlahan-lahan, serta memberikan penjelasan yang cukup singkat.
4)      Guru mengulang kembali selangkah demi langkah menjelaskan alasan-alasan setiap langkah.
5)      Guru menugaskan kepada siswa agar melakukan demonstrasi sendiri langkah demi langkah dan disertai penjelasan.[8]
b.      Kelebihan dan kekurangan Demonstrasi.
Ø Kelebihan demonstrasi, yaitu:
1)      Dapat membuat pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme.
2)       Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
3)      Proses pengajaran lebih menarik.
4)      Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.
Ø  Kelemahan demonstrasi, yaitu:
1)      Demonstrasi memerlukan keterampilan guru secara khusus.
2)      Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalui tersedia dengan baik.
3)      Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.[9]
3.      Lingkungan
a.      Pengertian Lingkungan sebagai Media
Lingkungan adalah salah satu potensi yang diciptakan Allah SWT untuk digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan manusia dalam menjalani hidup di dunia yang perlu dijaga kelestariannya.
Belajar dengan lingkungan membuat siswa menemukan hubungan yang sangat bermakna antara ide-ide abstrak dan penerapan praktis di dalam konteks dunia nyata. [10]
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di suatu daerah. Dalam Kamus Bahasa Inggris istilah lingkungan ini cukup beragam, diantaranya circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling.[11]
Langkah-langkah menggunakan lingkungan:
1)      Dengan survey, yakni siswa mengunjungi lingkungan seperti proses sosial, budaya, ekonomi, kependudukan, dan lain-lain.
2)      Dengan berkemah, kemah cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi, biologi, kimia, dan fisika.
3)      Karya wisata. Dalam pengertian pendidikan karya wisata adalah kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah.
4)      Praktek lapangan. Praktek lapangan dilakukan oleh para siswa untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus.
5)      Melalui proyek pelayanan dan pengabdian pada masyarakat. Cara ini dilakukan apabila sekolah (guru siswa secara bersama-sama melakukan kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat, dan kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan, partisipasi dalam kegiatan masyarakat, dan kegiatan lain yang diperlukan).
6)      Mengundang manusia sumber atau narasumber.[12]
b.      Kelebihan dan kekurangan lingkungan sebagai media pembelajaran.
Ø  Kelebihan lingkungan, yaitu:
1)      Kegiatan belajar mengajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di kelas berjam-jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
2)      Hakikat belajar akan lebih bermakna.
3)      Bahan-bahan yang akan dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya lebih akurat.
4)      Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif.
5)      Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam
6)      Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya.
Ø  Kekurangan lingkungan,yaitu:
1)      Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siswa dibawa ke tujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan main-main.
2)      Ada kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama.
3)      Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas.[13]
E.                 Kesimpulan
Dramatisasi adalah teknik pengajaran yang menggunakan ekspresi. Pada dramatisasi biasanya anak – anak sendiri yang menjadi sebagai pelaku untuk mendramatisasikan segala peristiwa atau keadaan yang berkenaan dengan pelajaran sejarah atau cerita – cerita masa lampau.
Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
Lingkungan sebagai media pembelajaran adalah tempat yang sekelilingnya dapat digunakan dalam pembelajaran.







DAFTAR PUSTAKA

Asnawir dan Usman M,Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press.

Ahmadi, Abu & Joko Tri Prasetya. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Mustakim, Zaenal. 2013. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: Stain Press.

Nana Sudjana & Ahmad Riva’i. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.



















[1] Asnawir dan Usman M,Basyiruddin, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 105.
[2] Ibid., hlm. 106.
[3] Ibid., hlm. 105.
[4] Abu Ahmadi & Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997), hlm. 65.
[5] Ibid., hlm. 106.
[6] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (Pekalongan: Stain Press, 2013), hlm. 124.
[7] Asnawir dan Usman M,Basyiruddin, Op.Cit., hlm. 107.
[8] Ibid., hlm. 108.
[9] Zaenal Mustakim, Op.Cit., hlm 124-125.
[10] Hamzah B.Uno dan Nurdin Mohammad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik ( Jakarta: Bumi Aksara, 2012). Hlm 143.
[12] Nana Sudjana & Ahmad Riva’i, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2010), hlm. 210-211.
[13]Ibid., hlm. 208-209.

Post a Comment

 
Top