0 Komentar
Bagi anda yang mau mendownload filenya, silahkan klik link di bawah ini!

Makalah Sejarah Peradaban Islam (Imperialisme Barat Terhadap Dunia Islam)


Makalah Sejarah Peradaban Islam (Imperialisme Barat Terhadap Dunia Islam)


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Kemajuan Dunia Barat dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kemajuan yang dicapai bangsa-bangsa Barat pada periode ini erat kaitannya dengan perkembangan peradaban Islam, baik ketika Islam mencapai puncak kemajuannya di Eropa ataupun kemajuannya di Baghdad. Bangsa Barat banyak berhutang budi pada ilmuan muslim yang telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Spanyol (Andalusia) merupakan tempat utama bagi bangsa Barat dalam menyerap peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar bangsa. Bangsa Barat menyaksikan realitas bahwa ketika Andalusia berada dibawah kekuasaan umat Islam, negeri ini telah jauh meninggalkan negara-negara tetangganya di Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains disamping perkembangan dan kemajuan bangunan fisik.
Dalam hal ini pemikiran Ibn Rusyd atau Averos sangat berpengaruh didunia Eropa. Pemikiran ini berhasil melepaskan belenggu pemikiran taklid, dan mengkritik semua bentuk pemikiran yang tidak rasional. Diantara ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang banyak dipelajari oleh ilmuan Barat adalah ilmu kedokteran, ilmu sejarah, sosiologi, ilmu kimia, ilmu hitung, ilmu tambang (mineralogi), meteorologi, dan lain sebagainya.
Dari kerja keras dan tingginya kreatifitas bangsa Barat dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang telah dihasilkan umat Islam, menyebabkan bangsa Barat menemukan masa kemajuan dan kejayaannya.  Setelah bangsa Barat menemukan masa kejayaannya, mereka ingin mengadakan ekspedisi keberbagai negara diluar Eropa. Mereka ingin membuktikan pendapat dari GaliLeo Galilei yang menyatakan bahwa bumi ini bulat, yang berarti bahwa jika terus menelusuri jalan kebarat, maka akan sampai ditempat semula.

Tujuan mereka tidak hanya untuk membuktikan kebenaran teori itu, tetapi juga ada sebagian mereka bertujuan mengambil alih kekuatan ekonomi umat Islam yang saat itu menguasai sistem perekonomian dunia. Ketika tiga kerajaan besar Islam sedang mengalami kemunduran pada abad 18 M. Eropa Barat mengalami kemajuan dengan pesat. Kelemahan-kelemahan kerajaan islam itu menyebabkan Eropa dapat menguasai dan menjajah negeri-negeri Islam dengan mudah. Satu demi satu negeri-negeri Islam dapat ditundukan dan dijajah oleh bangsa Barat.[1][1]

B.  Kebangkitan Eropa
Pada awal kebangkitan bangsa Eropa, mereka menghadapi tantangan yang sangat berat. Bagi bangsa Eropa, bahwa kekuatan – kekuatan angkatan perang Islam yang sulit dikalahkan berada pada Kerajaan Usmani yang berpusat di Turki.[2][2] Eropa bangkit kembali untuk mengejar ketertinggalan mereka pada masa kebodohan dan kegelapan. Mereka menyelidiki rahasia alam, menaklukan lautan, dan menjelajahi benua. Banyak penemuan-penemuan dalam segala lapangan ilmu pengetahuan dan kehidupan yang mereka peroleh. Christoper Colombus (1492 M) menemukan Benua Amerika dan Vasco da Gama (1498 M) menemukan jalan ke Timur melalui Tanjung Harapan. Dengan dua temuan ini, Eropa memperoleh kemajuan dalam dunia perdagangan, karena tidak tergantung lagi pada jalur lama yang dikuasai umat Islam.
Terangkatnya perekonomian bangsa Eropa disusul dengan penemuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan semakin cepat setelah mesin uap ditemukan yang kemudian melahirkan revolusi industri di Eropa. Teknologi perkapalan dan militer berkembang dengan pesat sehingga Eropa menjadi penguasa lautan dan bebas melakukan kegiatan ekonomi dan perdagangan dari dan ke seluruh dunia tanpa mendapat hambatan berarti dari lawan-lawan yang masih menggunakan persenjataan tradisional.
Sementara itu kemerosotan kaum Muslimin tidak terbatas dalam bidang Ilmu dan kebudayaan saja melainkan juga disegala bidang. Mereka ketinggalan dari Eropa dalam industri perang, padahal keunggulan Turki Usmani di bidang ini pada masa sebelumnya diakui oleh seluruh dunia.[3][3] Bahkan satu persatu negeri Islam jatuh kebawah kekuasaannya. Sehingga menimbulkan kejayaan Islam mengalami masa kemunduran dan bangsa Eropa mengalami masa kebangkitan. Dan dunia Islam kalah dan tersingkirkan oleh kekuatan yang dimiliki oleh Eropa yang membawa semangat gold, glory dan gospel.[4][4]

C.  Imperialisme Barat terhadap Dunia Islam
Kelemahan dan kemunduran dunia Islam dimanfaatkan oleh bangsa-bangsa Barat untuk bangkit dan bergerak menuju ke arah bangsa-bangsa Islam serta menguasai dan menjajahnya. Motivasi mereka datang ke negara Islam adalah motivasi ekonomi,politik dan agama. Hal tersebut dapat terlihat dari cara-cara mereka datang untuk  pertama kali ke Negara-negara Islam. Mereka datang dengan dalih untuk berdagang atau mencari rempah-rempah di Timur.
Pada saat yang sama, dunia Islam sedang terus dilanda kemunduran dan kelemahan dalam berbagai bidang, sehingga Negara-negara Islam tidak mampu bersaing dengan bangsa Barat yang di dukung oleh kekuatan politik militer yang tangguh. Saat itulah dunia Islam berada dalam kekuasaan kaum Imperealisme Barat. Setelah bangsa-bangsa Barat menguasai ekonomi dan politik Negara-negara Islami , terdapat Negara Barat yang menjajah Dunia yang melakukan penyebaran agama Kristen melalui missionaries atau zending. Penjajahan bangsa Barat yang di pelopori oleh bangsa Spanyol dan Protugis mempunyai tujuan yang hampir sama, yaitu disamping mencari daerah penanaman modal asingnya, merka juga berusaha untuk menyebarkan agama Kristen di wilayah jajahanaya.
Walaupun usahanya tidak segencar yang dilakukan oleh Spanyol dan Protugis, yang bersemboyan: Glod yaitu semangat untuk mencari keuntungan besar(emas), Glory yaitu semangat untuk mencapai kejayaan dalam bidang kekuasaan dan Gospel yaitu semangat menyebarkan agama Kristen di masyarakat yang terjajah.
Satu demi satu Negara-negara Islam akhirnya jatuh kedalam genggaman penjajah bangsa-banga Barat. Hanya beberapa Negara yang tidak di jajah oleh bangsa Barat seperti Kerajaan Turki Ustmani dan Arab.
Dengan demikian dapat dikatakan, pada saat kelemahan umat Islam seluruh benua Asia – Afrika jatuh ke tangan penjajah bangsa-bangsa Barat. Namun meskipun berada dalam tekanan dan penjajahan, umat Islam terus melakukan perlawanan dan berusaha membebaska tanah air dan Agama mereka dari tekanan penjajah dari bangsa-bangsa Barat tersebut. Sebab para penjajah yang datang ke Negara-negara Afrika,selain untuk mengeruk hasil bumi dan keuntungan yang sanagat besar, mereka juga menyebarkan agama Kristen.
Kekejaman mereka dalam bidang eknomi terlihat dari upaya mereka untuk melakukan monopoli perdagangan, yakni dengan merebut Bandar-bandar pelabuhan besar yang sebelumnya menjadi daerah perdaganagn umat Islam dari Arab,Persia,India dan Cina. Seperti kedatangan Protugis, Belanda Inggris dan Spanyol dari abad ke- 15M, sampai abad ke- 19 M kawasan perdagangan Internaional malaka,Gujarat dan yang lainya. Mereka menguras kekayaan  pribumi dengan cara  paksaan, bahkan dengan kekerasan senjata dalam merebut wilayah Bandar tersebut.[5][5]



Bangsa Barat dalam rangka memecah belah umat Islam dengan menggunakan berbagai cara:
1. Mereka membelah wilayah umat Islam dari perbatasan Cina hingga Afrika (Maroko).
2. Menerapkan taktik pecahkan dan kemudian tutup kembali. Mereka bentrokan antara satu nasionalisme dengan nasionalisme yang lain. Lebih fatal lagi mereka adu antara pengikut yang satu dengan yang lainnya dalam satu nasionalisme.
3. Mereka menyerukan negara-negara jajahnnya mendirikan banyak partai dengan argumen bahwa cara tersebut demokratis yang membuat negara cepat maju dan modern padahal maksud mereka ialah meruntuhkan umat Islam yang bersatu dan menyalakan api kedengkian dan permusuhan antara umat Islam.[6][6]
Sejak tahun 1818 M Inggris menjadi kekuatan terkemuka di sebagian besar wilayah India, terutama daerah-daerah yang mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti Bengal, dataran sungai Gangga dan wilayah sekitar lembah sungai Indus. Kehadiran Inggris dapat reaksi yang beragam dari umat Islam. Ada tiga klompok yang berbeda srategi dalam merespon Imperealisme Inggris. Pertama, kelompok yang non-kooperatif yang di pelopori oleh para ulama tradisional Deoband. Kedua, kerja sama dengan Inggris diwakili oleh Sayid Ahmad Khan, dan ketiga, menjaga jarak dengan Inggris yang di pelopori oleh gerakan Aligarh yang merupakan pengikut Ahmad Khan.
Kelompok menentang mengadakan perlawanan  melalui gerakan anti Inggris. Banyak perwira dan pejabat Inggris yang dibunuh. Namun gerakan ini dapat di padamkan karena tidak didukung kekuatan yang memadahi. Revolusi ini dipicu oleh sikap inggris yang tidak bersahabat dengan rakyat India.
Orang-orang India baik yang Hindu maupun Islam tidak di ikut sertakan di parlemen. Di samping itu Inggris juga mengintervesi dalam soal-soal keagamaan.
Dampak dari revolusi ini justru nerugikan umat Islam yang di anggap sebagai pemicunya. Pemerintah Inggris mulai merangkul orang Hindu dan mengucilkan umat Islam. Keadaan ini menjadikan posisi umat Islam lemah karena dari segi kuantitas tergolong minoritas. Menyadari hal tersebut, tampil lah Sayid Ahmad Khan dengan strategi barunya. Menurutnya loyalitas terhadap pemerintah Inggris merupakan suatau keharusan untuk mensejahterakan umat Islam.
Usaha Khan yang lain adalah membentuk lembaga pendidikan untuk mencerdaska umat Islam. Tahun 1859 dia mendirikan The Translation Society  di Moradabad, untuk mnenerjemahkan buku-buku seni dan sains. Untuk meningkatkan moral dan aktifitas di bentuk Majalah Tahzib al-akhlak.[7][7]
Di kawasan Asia Tenggara, berupa wilayah negeri Islam baru mulai berkembang, yang merupakan daerah rempah-rempah terkenal pada masa itu. Negeri-negeri di Asia Tenggara menjadi ajang perebutan Negara-negara Eropa justru lebih awal menancapkan  kekuasaanya di negeri ini. Hal tersebut mungkin karena, dibandingkan dengan Mughal, kerajaan-kerajaan Islam di Asia Tenggara lebih lemag sehingga dengan mudah di taklukan oleh bangsa Eropa.
Malaka, sebuah kerajaan Islam yang berdiri pada awal abad ke-15M di Semenanjung Malaya yang strategis dan merupakan kerajaan kedua di Asia Tenggara setelah Samudra Pasai, di taklukan Protugis tahun1511M. Sejak itu, peperangan antara Protugis melawan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia sering kali berkobar. Para pedagang protugis terutama berupaya menguasai Maluku yang sangat kaya akan rempah-rempah. Pada tahun 1521 M, Spanyol datang ke Maluku dengan tujuan dagang. Spanyol berhasil meguasai Filipina,termasuk didalamya beberapa kerajaan Islam, seperti kesultanan Maguindano, kesultanan Bunyan dan kesultanan Sulu.
Pada akhir abad ke-16 M,Belanda,Inggris,Denmark dan Prancis yang datang ke Asia Tenggara. Akan tetapi Denmark dan Prancis tidak berhasil menjajah negeri di Asia Tenggara dan hanya datang untuk berdagang. Belanda datang tahun1595 dan dengan segera dapat memonopoli perdagangan di kepulauan Nusantara. Kongsi daganya, VOC segera pula memainkan peran politik.
Sementara itu, setelah Inggris datang ke Asia Tenggara, ia segera menjadi kekuatan yang cukup dominan, menyaingi kekuatan Belanda. Kekuasaan Inggris sangat kuat di Semenanjung Malaya, termasuk Singgapura sekarang, dan Kalimantan Barat, termasuk Brunai. Inggris juga sempat menguasai Indonesia untuk jangka waktu yang tidak terlalu lama diawal abad ke-19 M.
Asia Tenggara sebagaimana juga di India,kekuasaan politik Negara-negara Eropa itu berlanjut terus sampai pertengahan abad ke-20 M, ketika negeri-negeri jajahan tersebut memerdekakan diri dari dominasi keuasaan asing, kecuali jatuh dalam kekuasaan bangsa-bangsa Eropa yang selama beberapa waktu menjajahnya.[8][8]

D.  Kemunduran Kerajaan Usmani dan Ekspansi Barat ke Negeri–Negeri Islam
Kekalahan-kekalahan itu mendorong sultan-sultan Usmaniyah berusaha untuk memperbaiki keadaan melalui duta-dutanya yang dikirim Eropa. Daulah Usmaniyah berusaha untuk meniru kemajuan-kemajuan yang di Eropa, terutama dari prancis. Yang pertama menarik perhatian Sultan adalah Krops Militer modern dengan peralatan Modern. Sesudah itu seorang yang berasal dari Hongaria yang kemudian masuk Islam, Ibrahim Mustafarika, diberi tugas untuk menerjemahkan dan mencetak ilmu-ilmu dari Eropa, diantaranya ilmu kedokteran,astronomi, ilmu pasti, sejarah, ilmu bumi, ilmu alam, ilmu politik, soal militer, kemajuan teknik Eropa, dan kemajuan pembaharuan di Rusia.
Menteri Rasyid Pasha yang lahir tahun 1800 M, berusaha dengan sekuat tenaga mengubah sisitem pelajaran di Daulah Usamaniyah dengan sistem Eropa. Pada masanya disalin pula buku-buku Rosseu dan Vctor Hugo kedalam bahasa Turki.
Namik Kemal, lahir 1840, seorang pembangun prosa Turki baru yang dipandang sebagai Bapak revolusi kesusastraan Turki banyak dipengaruh oleh Ibrahim Sinasi yang dikenal sebagai orang yang banyak dipengaruhi oleh ide Barat tentang hak rakyat, kebasan berpendapat, keasadaran nasional, pemerintahan konstisusional dan sebgainya sehingga Namik Kemal nanti berusaha untuk menyesuaikan ide-ide barat dengan ajaran Islam. Namun semua usaha itu Karena tidak didukung oleh sumber dana yang mencukupi dan tidak pula didukung oleh para ulama dan rakyatnya, tidak banyak menolong. Usmaniyah teus meluncur kearah kemunduran.[9][9]
·         Berikut ini merupakan sebuah Kemunduran dari  Kerajaan Turki Usmani:
Fase kemunduran Turki Usamani berjalan secara perlahan semenjak kematian Sulaiman I al-Qanuni, hingga Usmani masih mampu bertahan selama lebih kurang dari tiga abad.Fase kemunduran ini ditandai dengan melemahnya semangat perjuangan prajurit Usmani yang menyebaban sejumlah kekalahan dalam menghadapi sejumlah peperangan.Ekonomi semakin memburuk dan sistem pemerintahan tda berjalan semestinya.Pada masa pemerintahan Salim II, pasukan laut Usmani menderita kekalahan dari serangan pasukan gabungan armada Spanyol, Bandungan armada pendeta Malta yang dipimpin oleh Don Juan dari Spanyol.Pada tahun1663 pasukan Usmamni menderita kekalahan dalam penyerbuan hungaria.Demikian juga pada tahun 1676 Turi Usmani kalah lagi dalam pertempuran di mokahez, Hungaria. Turki Usamni dipaksa menandatangani perjanjian Kaarlowizt pada tahun 1699 yang berisi pernyataan penyerahan selururuh wilayah Hungaria sebagian besar Slovenia, dan Croasia kepada Hapsburg, dan penyerahan Herment, Padolia, Ukraenia, Morea dan sebagian Dalmatia kepada penguasa Vanetia. Pada tahun 1770 pasukan Rusia mengalahkan armada Usmani disepanjang pantai Asia kecil, namun kemenangan Rusia inidapat direbut kemmbali oleh sulatan Musthafa III. Pada tahun 1774 penguasa Usamani, Abdul Hamid, terpaksa menandatangani sebuah perjanjian dengan Rusia yang berisi pengangkuan kemerdekaan atas Crimea, dan penyerahan benteng-benteng pertahanan di laut hitam keada Rusia melintasi selat antara laut hitam dan laut putih.
Sementara itu wilayah-wilayah kekuasaan Usmani ditimur mulai menyadari kemunduran Usmani.Sebagian wilayah ini mulai melancarkan pembrontakan dalam rangka untuk melepaskan diri dari kekuasaan Usmani.Di Mesir Yennisary bersukutu dengan Mamalik memancarkakn pembrontakan, dan sejak tahun 1772 Mamalik berhasil menguasai Mesir hingga datangnya Napoleon pada tahun 1789.Di Syria dan Libanon juga terjajdi pembrontakan yang digerakkan oleh pmpinan Druz, Fahruddin.Ia bergabung dengan gerakan Kurdi dan Janbulat. Namun usaha Fahruddin ini menemui kegagalan.Di Arabia timbulla gerakan pemurnian oleh Muhammad Ibn Abdul Wahab, sorang pimpinan dataran tinggi Najd, Arabia Tengah.Gerakan ini bergabung dengan kekuatan Ibn Sa’ud dan berhasil memperluas wilayah kekuasaaan disekitar Jazirah Arabia pada abad ke- 18.
Banyak ,sekali faktor yang turut menyokong kemunduran Turki. Diantaranya adalah sebagaimana tersebut berikut ini.
1.      Luasnya wilayah kekuasaaan Usmani.Tampaknya penguasa Turki hanya menuruti ambisi penaklukan, sementara penataan sistem dan tata pemerintahan terabaikan.Ketika Imperium Usmani sedang dalam kemorosotan, wilayah-wilayah perbatasan yang jauh dari pusat mudah sirebut oleh pihak musuh atau berusaha melepaskan diri.


2.      Pemberontakan Yennisary. Pada massa belakangan Yennisary tidak lagi menerapkan prinsip seleksi dan prestasi, namun, keberadaannya telah didominasi oleh keturunan dan golonag tertentu. Tokoh-tokoh Yennisary terlibat persilihan dengan pihak penguasa sehingga terjadi beberapa kali pemberontkan: pada tahun 1525, 1632,, 1727, 1826 M.
3.      Penguasa yang tidak cakap.Generasi penguasa Usamni sesuadah Sulaman al-Qanuni cenderunng lemah semangant perjuangannya.Mereka terlibat pembunuhan demi ambisi jabatan.Kehidupan  istana yang penuh kemewahan, music dan sederetan perempuan pnghibur serta minuman keras melalalikan mereka dalam tugas dan tanggungjawab sebagai khalifah dan meleahkan semngat perjuangan.
4.      Merosotnya perekonomian Negara akibat sejumlah peperangan tersebut pihak trki mengalami kekalahan.Terlepasnya wilayah-wilayaih kekuasaan Usmani juga menimbulkan kemerosotan pendapatan Negara.Sementara biaya militer dan biaya perang menguras cadangan perekonimian dampak langsung tehadap menurunnya pertahanan militer Usmani.
5.      Stagnasi bidang ilmu dan teknologi.Kemajuan militer yang tidak diimbangi dengan ilmu dan teknologi.Sementara itu pihak Eropa berhasil mengembangkan teknologi persenjataan.Maka ketika terjadi kontak senjata, pihak Usmanai berkali-berkali menderita kekalahan.
6.      Tumbuhnya gerakan nassionalisme.Kekuasaaan Turki atas sejumlah wilayah yang didudukiya bermula dari gerakan penyerbuan dan penaklukan.Sekalipun penguasa Turki telah berbuat sebaik mungkin terhadap masyarakat yang dikuasainya, namun kehadiran penguasa Usmani tetap saja dipandang sebagai pihak asing.Pandangan ini paa akhirnya menimbulan kesadaran kebangsaaan yang melatarbelakangi sejumlah memberontakan dan peperangan untuk melepaskan diri dari kekuasaan Turki Usmani.Gerakan kebangsaan ini tidak hanya berkembang diwilayah-wilayah berat melainkan diwilayah-wilayah timur.Akibatnya satu persatu wilayah kekuaan Usmani lepas.

      ·        Akhir Riwayat Imperium di daerah Turki, Usamani
Setelah kekalahanya atas Eropa, Usmani mulai menyadari kelemahannya dan menyadari akan perlunya pembaharuan kemiliteran. Pembaharuan ini direalisir dengan pengiriman utusan ke Eropa dan dengan pendirian beberapa sekolah militer.Usaha-usaha tersebut seolah tidak berarti dianding kemajuan teknologi kemliteran Eropa yang berkebang nsangat pesat.Berkali-kali Usamni harus bertekuk lutut menghadapi militer Rusia dan bangsa Eropa lainya.
Ketika terjadi perang dunia pertama (1915), Turki Usamani yang bergabung dengan tahun 1919 pihak sekutu gencar menyerang Turki.Pihak sekutu memaksa Turki menandatangi perjanjian ini berisi tentang pegesahan pendudukan Yunani atat Istambul. Perjanjian yang ditandatanagi pihak penguasa Turki diprotes oleh sebuah gerakan pembrontakan.Kolonel Mustafa Kamal justru berpihak pada pembrontakan ini. Mustafa Kamal berhasil menahan serangan Yunani dan berhasil memaksa Eropa menyerahkan kekuasaan atas wilayah azmir dan Anatolia. Pada bulan April , 1921, siding majelis Turki menetapkan Mustafa Kamal sebagai pimpinan.
Yunani kembali menyerang Usamani pada Agustus hingga pertengahan September 1921.Mustafa Kamal berhasil mematahkan serangan ini dan memaksa Yunani menandatangani perjanjian Lusan yang berisikan pengakuan penguasaaan urki Usamani atas Asia kecil, Istambul, dan pihak Yunani harus segera kembali ke negeri asal amerika.Menurut Mustafa Kamal, kemunduran-keunduran Turki Usmani disebabkan karena tidka beresnya sisitem  kekhalifahan, oleh karena itu sisitem ini harus dihapus Turki ingin maju seperti Negara lainnya. Karena pertimbangan ini maka Mustafa Kamal dalam kapasitasnya seebagai pimpinan dewan majelis menghapusakan jabatan khaliafah pada tahun 1924.Semenjak ini berakhirlah imperium Turki Usamani, dan sejarah Turki memasuki era Modern.[10][10]



















BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Kemajuan yang dicapai bangsa-bangsa Barat pada periode itu tentu ada hubungan erat dengan kaitannya perkembangan peradaban Islam, baik ketika Islam mencapai puncak kemajuannya di Eropa ataupun kemajuannya di Baghdad. Bangsa Barat banyak berhutang budi pada ilmuan muslim yang telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan perkembangan bangsa Eropa yang begitu pesat dengan penemuan benua, kereta api upa, telegram, dll.  Sehingga menimbulkan ketiga kerajaan besar Islam sedang mengalami kemunduran pada abad 18 M. Eropa Barat mengalami kemajuan dengan pesat. Kelemahan-kelemahan kerajaan islam itu menyebabkan Eropa dapat menguasai dan menjajah negeri-negeri Islam dengan mudah. Satu demi satu negeri-negeri Islam dapat ditundukan dan dijajah oleh bangsa Barat.
Kelemahan dan kemunduran dunia Islam dimanfaatkan oleh bangsa-bangsa – bangsa Barat untuk bangkit dan bergerak menuju ke arah bangsa-bangsa Islam serta menguasai dan menjajahnya. Motivasi mereka datang ke negara Islam adalah motivasi ekonomi,politik dan agama. Hal tersebut dapat terlihat dari cara-cara mereka datang untuk  pertama kali ke Negara-negara Islam. Mereka datang dengan dalih untuk berdagang atau mencari rempah-rempah di Timur
Perang Dunia I (1915 M) merupakan babak akhir penaklukan Barat terhadap negeri-negeri Islam, seakan tidak ada lagi Islam yang betul-betul Merdeka. Berakhirnya kekuasaan Turki di Eropa ditandai dengan ditandatanganinya Perjanjian San Stefano (1878 M) dan Perjanjian Berlin (1878 M) antara kerajaan Usmani dengan Rusia.









DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung. 2002. Sejarah Peradaban Islam: dari Masa Klasik hingga Modern. Yogyakarta: Fak Adab.
Ali, K. 2003. Sejarah Islam dari Awal hingga Runtuhnya Dinasti Usmani (Tarikh Modern). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Karim, Abdul. 2007. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Munir, Samsul. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta:Amzah.
Sayyid, M. 1998. Wajah Dunia Islam. Jakarta: Pustaka Al – Kautsar.
Sunanto, Musyrifah. 2003. Sejarah Islam Klasik. Jakarta: Kencana.
Yatim, Badri. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Pers.









[1][1] Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 345.
[2][2] Ibid.,hlm. 346.
[3][3] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 169-170.
[4][4] Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007), hlm. 343.
[5][5]Ibid.,hlm. 353.
[6][6] M. Sayyid Al-Wakil, Wajah Dunia Islam (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1998), hal. 323-324.
[7][7] Dudung Abdurrahman, Sejarah Peradaban Islam: dari masa klasik hingga modern (Yogyakarta:Fak Adab,2002), hal. 223.
[8][8]  Samsul Munir, op. cit., hal.353-354.
[9][9]Musfirah Susanto, Sejarah Islam Klasik (Jakarta: Kencana, 2003) hlm 254-256.
10K. Ali, Sejarah Islam dari awal hingga runtuhnya Dinasti Usmani(Jakarta:PT RajaGraindo Persada, 2003) hlm 558-564

Post a Comment

 
Top