0 Komentar
Bagi anda yang ingin mempunyai filenya, silahkan download!.

Baca Makalah Lain:




Makalah Manajemen Pendidikan Islam (Pengertian, Jenis, Fungsi, Model Manajemen Pendidikan Islam)

Makalah Manajemen Pendidikan Islam (Pengertian, Jenis, Fungsi, Model Manajemen Pendidikan Islam)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pandangan ajaran islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib dan teratur. Dan proses-prosesnya pun harus diikuti dengan baik, tidak boleh asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip dalam ajaran islam, sebagaimana sabda Rasulullah dalam hdits yang diriwyatkan oleh Imam Thabrani yang artinya “Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan suatu pekerjaan dilakukan secara Itqan (tepat, terarah, jelas, dan tuntas)”. (HR Thabrani). 

Mulai dari hal yang terkecil seperti mengatur rumah tangga sampai urusan negara, harus diatur secara baik. Termasuk dalam urusan pendidikan juga harus diperhatikan dengan baik, agar tujuan yang dicapai yang dikehendaki dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian, fungsi manajemen pendidikan islam dan lainnya mengenai manajemen pendidikan islam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian manajemen pendidikan islam?
2. Apa ciri-ciri dan tujuan pendidikan islam?
3. Apa saja fungsi manajemen pendidikan islam?
4. Bagaimana model pendidikan di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Pendidikan Islam

Manajememen berasal dari bahasa inggris : management dengan kata kerja to manage, diartikan secara umum yaitu mengurusi atau mengelola. 
Sedangkan pendidikan islam adalah suatu pendidikan yang melatih perasaan murid dengan cara sedemikian rupa sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan dan pendekatan mereka dipengaruhi sekali oleh nilai spiritual dan sangat sadar akan nilai etis islam. 
Di indonesia pendidikan islam dikelompokkan ke dalam lima jenis, yaitu:
1. Pondok Pesantren atau Madrasah Diniyah.
2. PAUD/RA, BA,TA, Madrasah dan pendidikan lanjutannya seperti IAIN/STAIN atau Universitas Islam Negeri yang bernaung di bawah Dpartemen Agama.
3. Pendidikan Usia dini/ RA,BA,TA, sekolah/Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh atau berada di bawah naungan yayasan dan organisasi Islam.
4. Pelajaran agama islam di sekolah /madrasah/perguruan tinggi sebagai suatu mata pelajaran atau mata kuliah atau sebagai program studi.
5. Pendidikan islam dalam keuarga dan temmpat-tempat ibadah atau forum-forum kajian keislaman, majlis taklim, dan institusi lainnya. 
Sehingga dapat diartikan manajemen pendidikan islam adalah suatau proses penataan /pengelolaan lembaga pendidikan islam yang melibatkan sumber daya muslim dan non manusia dalam menggerakkannya untuk mencapai tujuan pendidikan islam yang efektif dan efisien.  Manajemen yang efektif tetapi tidak efisien yaitu manajemen yang berhasil mencapai tujuannya tetapi melalui penghamburan atau pemborosan (tenaga, waktu, dan biaya). Sedangkan manajemen yang “efisien” adalah manajemen yang berhasil mencapai sasarannya dengan sempurna, cepat, tepat dan selamat.

Suatu pekerjaan dikatakan efektif apabila pekerjaan itu memberi hasil yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan semula, dan yang melaksanakan pekerjaan ini adalah manajer. Pada umumnya manajer pendidikan islam hanya tahu tugas mereka, agar proses pendidikan dapat berlangsung terus. Dan jarang diantara mereka yang tahu bagaimana bertindak menghadapi perubahan-perubahan yang terus berlangsung di masyarakat dan terutama di dunia pendidikan islam. 

B. Ciri-Ciri dan Tujuan Pendidikan Islami

Dalam islam tidak terdapat sistem pendidikan yang baku, melainkan hanya terdapat nilai-nilai moral dan etis yang seharusnya mewarnai pendiddikan tersebut. Berbagai komponen yang terdapat dalam suatu sistem pendidikan tersebut, seperti dasar pendidikan, tujuan, kurikulum, metode, pola hubungan guru dengan murid dan lain sebagainya harus didasarkan pada nilai-nilai moral dan etis ajaran agama islam.
1. Dasar pendidikan yang islami 
Dasar struktur ajaran islam adalah Tauhid. Tauhid merupakan hal yang sangat fundamental dan mendasari segala aspek kehidupan para pengganutnya, termasuk aspek pendidikan. 
Dengan mengetahui wawasan tentang ketuhanan maka akan menumbuhkan idiologi, idialisme, cita-cita dan perjuangan. Sedangkan wawasan tentang manusia akan menumbuhkan kearifan, kebijaksanaan, kebersamaan, demokrasi, menjunjung nilai kemanusiaan dan sebaliknya, menentang anarkisme dan kesewenang-wenangan. 
Sementara itu, wawasan tentang alam akan melahirkan semangat dan sikap ilmiah, sehingga melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kesadaran yang mendalam untuk melestarikannya. 
Ketiga wawasan yang dibangun atas dasar tauhid tersebut diharapkan dapat melahirkan kebudayaan yang  berkualitas (amal salih) sebagaimana yang dikehendaki oleh hati nurani manusia. 
2. Fungsi dan tujuan pendidikan yang islami
Pendidikan yang islami harus berfungsi sebagai penyiapan kader-kader khalifah dalam rangka membangun kehidupan dunia yang makmur, dinamis, harmonis, dan lestari sebagaimana diisyaratkan Allah SWT. 

Pendidikan islami mengemban misi melahirkan manusia yang tidak hanya memanfaatkan persediaan alam, namun juga manusia yang amu bersyukur kepada Allah, memperlakukan manusia sebagai khalifah, dan memerlakukan alam tidak hanya sebagai obyek penderita semata, tetapi juga sebagai komponen integral dari sistem kehidupan.

Menurut Muhammad Yunus, tujuan pendidikan agaka islam adalah mendidik peserta didik agar menjadi seorang muslim sejati, beriman, teguh, beramal saleh dan berakhlak mulia, sehingga ia menjadi salah satu anggota masyarakat yang sanggup berdiri di atas kakinya sendiri, mengabdi kepada Allah, dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya, bahkan sesama manusia. 

Namun tujuan pendidikan islam secara umum adalah membentuk insan kamil yang bertakwa kepada Allah SWT. Ini berarti bahwa pendidikan islam diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya sendiri maupun masyarakat, serta dapat mengamalkan dan mengembangkan ajaran islam sehingga tercapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

C. Fungsi Manajemen Pendidikan Islam

Fungsi manajemen menurut beberapa ahli:
1. Menurut Skinner, fungsi manajemen meliputi: planning, organizing, staffing, directing, and controlling.
2. Steppen P. Robbin :planning, organizing,leading, and controlling.
3. Gulick mengedepankan proses manajemen mulai dari palnning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, dan butgeting.
4. Fayol mengedepankan proses manajemen, planning, organizing, comanding, cordinating, dan controlling.
Sedangkan para pakar ahli manajemen pendiddikan islam merumuskan proses manajemen pendidikan islam menjadi perencanaan pendidikan islam, dan pengawasan pendiddikan islam. 
a. Perencanaan pendidikan islam
Proses manajemen pada dasarnya adalah perencanaan segala sesuatu secara sistematis yang akan melahirkan keyakinan yang berdampak pada melakukan sesuatu sesuai dengan aturan serta memiliki manfaat.  Sebagaimana dalam sabda Rasulullah:
التد بير نصف العيش                                                 
“perencanaan adalah sebagian dari penghidupan”

Jadi sebelum kita melakukan sesuatu haruslah dipikirkan  atau direncanakan terlebih dahulu. Karean Allah telah memberiakan kita akal dan ilmu untuk melakukan suatu ikhtiar. Ikhtiar disini adalah suatu perwujudan dari proses berpikir dan erwujudan dari perencanaan.
b. Pengorganisasian pendidikan islam
Pengorganisasian adalah mekanisme atau suatu struktur, dan dengan struktur itu semua subjek, perangkat lunak dan perangkat keras dan seluruhnya dapat bekeja secara efektif dan dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsi dan porsinya masing-masing. Sebagaimana dalam surat Al-An’am ayat 132 yang artinya: “setiap orang mempunyai tingkatan menurut pekerjaannyamasing-masing”. Jadi dengan adanya pengorganisasian maka suatu pekerjaan itu akan berjalan dengan baik.
c. Penggerakan pendidikan islam
Pada hakikatnya penggerakan adalah menggerakkan oran-orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Penggerakan merupakan kemampuan seseorang untuk memberikan kegairahan, kegiatan, pengertian sehingga orang lain mau bekerja dengan sukarela untuk mencapai tujuan organisasi/lembaga pendidikan islam sesuai dengan tugas yang dibebankan kepadanya. Dengan sukarela maka mereka akan cinta terhadap pekerjaannya, dan akan menimbulakan rasa memiliki, dengan adanya rasa memiliki maka mereka akan kecewa jika gagal, dan akan merasa bahagia ketika tujuan itu berhasil dicapai. 
d. Pengawasan pendidikan islam
Pengawasan adalah suatu usaha untuk meneliti kegiatan-kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan. Sedangakan tujuan pengawasan pendidikan islam harus positif dan konstruktif. Maksudnya untuk memperbaiki, mengurangi pemborosan waktu, uang, material, dan tenaga di lembaga pendidikan islam. 

D. Model Pendidikan Indonesia

Setelah kita mengetahui ilmu tentang manjemen pendidikan islam, kit juga perlu mengetahui bagaimana keadaan pendidikan di indonesia. Menurut Muhammad  Tholchah Hasan, bahwa penyelenggaraan pendidikan di indonesia belum maksimal memerhatikan kepentingan pendidikan anak-anak. Anak-anak di Indonesia lebih sering dibiarkan atau dikalahkan oleh kegiatan-kegiatan yang bercorak seremonial, baik atas nama kegiata ritualkeagamaan, maupun politik dan struktural, yang membuatnya gagal menikmati penyelenggaraan pendidikanyang berkualitas dan memanusiakannya. 

Beberapa masalah pendidikan di Indonesia, diantaranya:

1. Masyarakat di Indonesia belum serius memerhatikan masalah kualitas sumber daya manusia dan kurang memprioritaskan pendidikan anak yang menurut mereka bahwa pendidikan tidak menjadi jaminan untuk masa depannya. 
2. Akibat sikap masyarakat yang masih belum serius memerhatikan pendidikan anak-anak dan membuat kondisi sumber daya manusia belum layak diandalkan untuk menjawab problem sosial. 
3. Perlu dibangun jaringan yang luas sebagai bentuk pembuktian atau kepedulian yang tinggi terhadap pendidikan islam. Pendidikan agama di sekolah umum atau kejuruan menjadi seperti bonsai yang hanya untuk memperindah ruangan, tetapi tidak dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tantangan global. Dan banyak guru agama yang lebih suka melihat pelajaran agama sebagai ilmu saja, bukan sebagai standar nilai-nilai yang harus diaplikasikan secara kontekstual dan aktual bagi kehidupan peserta didik. Seharusnya pendidikan agama islam lebih menekankan sikap afektif, bukan kognitif saja. Untuk menyukseskan pendidikan perlu adanya tanggung jawab dari setiap masyarakat. Tanpa adanya kebersamaan maka tujuan atau cita-cita terutama dalam pendidikan islam tidak akan tercapai. Ketertinggalan dan keterbelakangan umat islam di berbagai dunia kareana pendidikan yang belum mendapat prhatian yang maksimal baik dari masyarakat maupun pemerintah. Dan seringkali pendidikan hanya dijadikan sebagai alat sseorang untuk menduduku jabatan yang lebih tinggi di pemerintahan. 


BAB III
PENUTUP

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan islam adalah suatau proses penataan /pengelolaan lembaga pendidikan islam yang melibatkan sumber daya muslim dan non manusia dalam menggerakkannya untuk mencapai tujuan pendidikan islam yang efektif dan efisien. 

Fungsi manajemen pendidikan antara lain planning atau perencanaan, organizing atau pengorganisasian, pengggerakan dan pengawasan. Dan fungsi-fungsi tersebut saling berkaian.

Perhatian pemerintah dan masyarakat juga kurang terhadap pendidikan di indonesia, sehingga menyebabkan indonesia mengalami keterbelakangan dalam pendidikannya.

DAFTAR PUSTAKA

Muchsin, M. Bashori dkk. 2010. Pendidikan Humanistik. Bandung: PT Refika Aditama
Muhaimin dkk. 2011. Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kencana
Sulistyorini. 2009. Manajemen Pendidikan Islam. Yogyakarta: TERAS
Yunus,Muhammad. 1993.  Metode Khusus Pendidikan Agama. Jakarta: PT Hidakarya



Post a Comment

 
Top