Bagi anda yang ingin mempunyai filenya, silahkan download!.
Baca Makalah Lain:
Makalah Pengantar Filsafat (Heraklitus, Parmenides)
BAB I
PENDAHULUAN
Pada umumnya sekarang ini ada dua sikap yang saling bertolak belakang dalam memandang bangsa yunani. Sikap pertama,yang yang bisa dibilang universal sejak zaman Renaissanca hingga saat ini,memandang bangsa yunani dengan rasa hormat yang nyaris mendewa-dewakan,sebagai penemu segala hal yang terbaik,dan sebagai orang-orang jenius adimanusiawi sehinggga mustahil orang-orang modern berharap akan bisa menandingi.
Sikap lainnya ,yang diilhami oleh kejayaan ilmu pengetahuan dan keyakinan yang optimistik terhadap kemajuan,menganggap otoritas yang diberikan kepada bangsa yunani kuno itu sebagai hal yang kurang layak,,dan berpendapat bahwa sebagian besar konstriusi mereka terhadap jagat pemikiran sebaiknya dilupakan.
Diantara aliran para filosof adalah heraklitus dan permenides yang akan mengungkapkan pemikiran-pemikirannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Heraklitus
Ia hidup kira-kira pada tahun 500SM.Tak banyak yang diketahui mengenai kehidupannya, kecuali bahwa ia adalah warga Ephesus kelas bangsawan. Ia terkenal di zaman antik karena doktrinnya bahwa segala sesuatu mengalami perubahan terus-menerus.
Meski ia adalah orang lonia,Heraklitus tidak mengikuti tradisi ilmiah orang-orang Miletus. Ia seorang penganut mistik namun jenis mistik yang berbeda. Ia menganggap api sebagai substansi dasar, segala sesuatu, seperti pijar yang muncul dari api, terlahir berkat kematian sesuatu yang lain. “Yang fana itu baka,dan yang baka itu fana,yang satu hidup berkat kematian yang lain”.Terdapat kesatuan dalam dunia ini namun suatu kesatuan yang terbentuk oleh kombinasi unsur-unsur yang berlawanan.”Segala sesuatu lahir dari yang satu,dan yang satu lahir dari segala sesuatu”,namun yang banyak mengandung realitas yang lebih kecil dibanding yang satu,yakni Dewa.
Dari tulisan-tulisannya yang masih bisa dibaca,tampak bahwa ia sama sekali bukan orang yang ramah.Ia sangat suka mencela,dan ia adalah kebalikan dari seorang demokrat.
Etikanya adalah sejenis asketisisme yang jumawa,yang amat mirip dengan pandangan Nietzsche. Ia menggap jiwa adalah adonan antara api dan air,dimana api bersifat mulia dan air nista.Jiwa yang paling banyak mengandung api disebut”kering”.Jiwa yang kering adalah yang terbaik dan paling bijksana.”jiwa merasa nikmat ketika menjadi basah”. “menjadi air berarti kematian bagi jiwa ”. apapun yang ingin diperolehnya, ia mendapatkannya dengan mengorbankan jiwa.Kita bisa mengatakan bahwa Heraklitus memuliakan kekuatan yang diperoleh lewat penguasaan diri, dan memandang rendah nafsu-nafsu yang menyimpang manusia dari ambisi-ambisinya.
Heraklitus meyakini api sebagai unsur purba yang darinya segala sesuatu tercipta.Sedangkan Thales menganggap segala sesuatu dari air, Anaximenes berpandapat bahwa udaralah unsur primitif itu.Sedangkan Heraklitus memilih api.
Dalam dunia seperti itu dianggap berlangsung perubahan abadi, dan memang perubahan abadi itulah yang diyakini Heraklitus.
Doktrin bahwa segala sesuatu berubah terus-menerus adalah pandangan Heraklitus yang paling terkenal,dan suatu ajaran yang paling ditekankan oleh pengikut-pengikutnya.Bagaimanapun kenyataannya,Plato dan Aristoteles sepakat bahwa Heraklitus mengajarkan “tak ada yang abadi,segala sesuatu senantiasa menjadi”(plato)dan “tak ada yang tetap demikian”(Aristoteles).
Didalam ajaran Heraklitus api utama tak pernah padam:dunia ini”dahulu,sekarang,dan seterusnya ,adalah api yang terus menyala”.Hanya saja api adalah sesuatu yang selalu berubah,dan permanensinya lebih berupa prosesnya daripada substansinya,tetapi ini bukan pendapat nya Herakkitus sendiri.
Heraklitus terkenal karena pegamatannya yang jelas pada pemikiran kedua menjadi teka-teki mendaalam dan dapat jadi kabur yang menyatakan “alam mencintai ketersembunyiannya(concealment)”.Ia sendiri mencintai teka-teki,paradoks-paradoks dan permainan kata yanhg dapat mengundang pemikiran yang mendalam untuk mengung Menurut Heraclitus, alam semesta berada dalam proses perubahan yang konstan. Sesuatu yang dingin menjadi hangat, dan sesuatu yang hangat menjadi dingin.
Dengan kata lain, jika kita ingin mengerti alam semesta, kita harus menyadari bahwa alam semesta bersifat dinamis. Menurut Heraclitus, tugas dari para filosof adalah menjelaskan perubahan itu dan menunjukan kenapa hal tersebut mungkin terjadi beserta fungsinya. Perubahan ini menghasilkan identitas yang berlawanan. Dia menyisipkan bahwa kualitas dari sifat berkebalikan berjalan secara bersamaan. Contohnya seperti : Kita memahami kegelapan karena keberadaan cahaya, kita menghargai kebaikan karena keberadaan keburukan.
Api adalah zat dasar yang mencirikan alam semesta menurut Heraclitus. Dalam diskusi tentang Heraclitus, Diogenes Laertius menuliskan “Perubahan yang dia sebut jalan ke atas(upward path) dan ke bawah(downward path), dan ini menentukan kelahiran dunia kita. Untuk api dengan berkontraksi menjadi embun, dan proses kondensasi merubahnya jadi air dan air beku dan menjadi bumi. Proses ini dia namakan downward path dan selanjutnya bumi mencair dan memunculkan air, lalu dari airlah rentetan selanjutnya diturunkan. Dia mereduksi hampir semuanya ke pengeluaran dari laut. Proses ini dia namakan upward path.
B. Parmenides
Parmenides adalah warga pribumi Elea,Italia selatan,dan ketika dewasa pada abad ke-5SM.Parmenides menerima pengaruh Phytagoras,namun sejauh manakah pengaruh tersebut,tak dapat dipastikan.Perminedes penting dalam sejarah karena,ia menciptakan suatu bentuk argumen metafisis,yang dalam berbagai coraknya tetap dipakai oleh kebanyakan metafisis berikutnya sampai pada Hegel.Sering dikatakan bahwa ia telah menemukan ilmu logika,tetapi sebenarnya yang ia ciptakan adalah metafisika yang berdasarkan pada logika.
Doktrin Perminedesdituangkan dalam sebuah syair yang berjudul”On Nature”.Ia menganggap indra bersifat menipu,dan bahwa berbagai benda indrawi hanya ilusi.Satu-satunya pengada yang sejati adalah “yang tunggal”,yang tak terbatas dan tak terbagi-bagi.Ia beranggapan bahwa ,misalnya,”dingin”hanya berarti”tidak panas”dan gelap hanya berarti”tidak terang”.
Parminedes memilih ajarannya menjadi dua bagian,yang masing-masing disebut”jalan kebenaran”dan “jalan pemikiran”.
Perminedes beranggapan bahwa kata-kata memiliki makna yang tetap,inilah yang sesungguhnya menjadi landasan argumennya yang ia anggap tak terbantah.Perminedes beranggapan bahwa,karena saat ini dapat mengetahui apa yang umumnya dianggap telah berlaku,melainkan dalam pengertian tertentu pasti masih eksis saat ini.Jadi ia menyimpulkan bahwa tak ada sesuatu yang berubah.
Klaim-klaim dan argumen Parmenides ini bersifat abstrak dalam cara yang berbeda sama sekali.Misalnya,”yang kita dapat bicarakan dan pikirkan pastilah yang ada,sementara yang tiada tidak dapat dipikirkan”.
Parmenides berpendapat bahwa waktu dan perubahan adalah bagian dari dunia ilusi. Kita percaya pada perubahan karena akal menipu kita. Dalam realitas, Being selalu sama dan tidak berubah. Tidak ada yang terlepas dari Being dan konsep yang biasa kita gunakan menyesatkan.
Being, menurut Parmenides, berbentuk bola dan homogen. Implikasi dari doktrin Parmenides adalah pandangannya tentang realitas diarahkan berlawanan dengan konsep alam semesta yang dinamis dan ini adalah skema dimana bukti indrawi tidak dapat diterima. Dia mengingatkan kita bahwa kita harus bergantung pada akal, yang menunjukan tidak ada perubahan, tidak ada waktu, tidak ada pergerakan dan tidak ada penciptaan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
• Heraklitus(515-450SM)
Heraklitus adalah seorang filsuf yang melalui pemikiran-pemikirannya banyak menuai kontroversi dari berbagai pihak karena pemikirannya dianggap sulit untuk dipahami dan dimengerti oleh filsuf yang lain.
Heraklitus meyakini api sebagai unsur purba yang darinya segala sesuatu dapat tercipta.Dan dia berkeyakinan bahwa segala sesuatu berubah terus-menerus.Ia juga mencintai teka-teki,permainan kata yang dapat mengundang pemikiran yang mendalam untuk mengugkapkan maknanya.
• Permenides(515-450SM)
Perminedes telah menciptakan suatu bentuk metafisikayang berdasarkan pada logika.Ia menganggap indra bersifat menipu,dan berbagai benda indrawi hanyalah ilusi.Perminedes membagi ajarannya menjadi dua bagian,yaitu “jalan kebenaran dan jalan pemikiran”.
DAFTAR PUSTAKA
Adib, Mohammad. 2011 . Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Russel, Betrand. 2007. Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Post a Comment