0 Komentar
Makalah Tafsir Tarbawi (Pendidikan Karakter Religius-Hindari Sikap Sombong Dimanapun-Surat Luqman Ayat 18)

Makalah Tafsir Tarbawi (Pendidikan Karakter Religius-Hindari Sikap Sombong Dimanapun-Surat Luqman Ayat 18)

Makalah Tafsir Tarbawi (Pendidikan Karakter Religius-Hindari Sikap Sombong Dimanapun-Surat Luqman Ayat 18)


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Sombong adalah keadaan seseorang yang merasa bangga dengan dirinya sendiri. Memandang dirinya lebih besar dari pada orang lain, kesombongan yang paling parah adalah sombong kepada Robbnya dengan menolak kebenaran dan angkuh untuk tunduk kepada-Nya baik berupa ketaatan ataupun mrngesakan-Nya.

Kesombongan menjadi penghalang masuk surga karena ia menghalangi seseorang hamba dari semua akhlak yang seharusnya disanding oleh seorang mukmin sedangkan akhlak-akhlak itu merupakan pintu-pintunya. Orang yang didalam hatinya ada perangai seberat dzarrah maka ia tidaka akan masuk surga. Akhlak yang tercela itu saling berkaitan, sebagiannya pasti mengajak kepada sebagian lain. Seburuk-buruknya kesombongan adalah kesombongan yang menghalangi diri dari mendapatkan manfaat ilmu, menerima kebenaran, dan mengikuti kebenaran.

B.    Nash Al-Qur’an

وَلاَ تُصَعِّرْ خَّدَّ كَ للِنَّا سِ وَلاَ تَمْشِ فِي لْاَرْضِ مَرَ حًا  اِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلِّ مُخْتَا لٍ فَحُو رٍ (18)

Artinya: Dan janganlah engkau palingkan muka engkau dari manusia dan janganlah berjalan di muka bumi dengan congkak. Sesungguhnya Allah tidaklah menyukai tiap-tiap yang sombong membanggakan diri.

C.    Arti Penting

Pada pembahasan surat Al-Luqman ayat 18 tentang pentingnya bagi kita untuk bersikap tawaduk dalam hidup. Secara fitrah manusia akan menyukai mereka yang bersikap tawadduk, meskipun ia mempunyai berbagai kelebihan dibandingkan dengan yang lainnya. Dan dengan sikap tawaduk ini pasti Allah Swt memberikan keutamaan pada kita posisi yang lebih tinggi. Dan kita berdoa kepada Allah Ta’ala semoga Allah menghiasi diri kita dengan berbagai akhlak mulia, diantaranya sikap tawaduk. Aamiin


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Teori

Etika secara umum dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika umum berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.

Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Etika khusus dibagi lagi menjadi dua yaitu etika individual dan etika sosial. Etika individual menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri. Etika sosial berbicara mengenai kewajiban, sikap, dan moral perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.

Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara perorangan dan langsung maupun secara bersama dan dalam bentuk kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadap pandangan-pandangan dunia dan ideologi, sikap dan pola perilaku dalam bidang kegiatan masing-masing, maupun tentang tanggung jawab manusia terhadap makhluk hidup lainnya. Serta alam semesta pada umumnya.

Tujuan dan fungsi dari etika sosial pada dasarnya adalah untuk menggugah kesadaran kita akan tanggung jawab kita sebagai manusia dalam kehidupan bersama dalam segala dimensinya. Etika sosial mau mengajak kita untuk tidak hanya melihat segala sesuatu dan bertindak dalam kerangka kepentingan kita saja, melainkan juga memperdulikan bersama yaitu kesejahteraan dan kebahagiaan bersama.

Islam telah mengajak dan menganjurkan kepada kaum muslimin untuk menjalankan dan memegang pada akhlak-akhlak yang mulia. Yaitu akhlak yang berasaskan pada prinsip-prinsip kebaikan dan kebenaran, akhlak yang dapat membawa kebahagiaan bagi individu dan masyarakat di dunia dan akhirat.

Nabi Saw bersabda,” Tidak ada yang lebih berat dalam timbangan manusia di hari kiamat daripada akhlak yang baik”.

Tawaduk mempunyai dua arti: pertama, engkau tunduk dan menerima kebenaran dari siapapun. Kedua, berarti merendahkan sayap kepada manusia. Maksudnya, engkau ramah dan lembut saat bergaul dengan orang lain, siapapun dia.

Kebalikan tawaduk adalah sombong. Sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia. Menolak kebenaran artinya engkau tidak mau menerima kebenaran tersebut. Merendahkan manusia artinya engkau bersikap congkak kala menghadapi orang sederhana dan miskin. Kau anggap dirimu mulia hingga tidak mau menyapanya, tersenyum, dan bercakap dengan mereka. (merendahkan manusia juga berarti menzalimi orang lain dan tidak menunaikan hak mereka).
Keutamaan tawaduk antara lain:

a.      Orang yang tawaduk kepada Allah pasti Allah muliakan. Semakin tawaduk seseorang, ia semakin disukai.
b.     Siapa yang tawaduk satu derajat kepada Allah, Allah angkat ia satu derajat hingga mencapai surga tertinggi.
c.      Sungguh sikap tawaduk  yang mengagumkan, ia hadapi dengan sikap tawaduk yang lebih agung. Rendahkan sayapmu, pasti Allah merahmatimu. 

B.    Penafsiran

1.     Tafsir Al-Azhar

2.     Tafsir Ibnu Katsir

3.     Tafsir Al-Misbah


C. Aplikasi Dalam Kehidupan

D. Aspek Tarbawi

Post a Comment

 
Top