0 Komentar
Makalah Strategi Belajar Mengajar (Guru Teladan) - Guru adalah komponen yang sangat pentng dalam keberhasilan suatu pendidikan, karena guru dituntut memiliki kemampuan-kemampuan dalam mengajar, disamping itu juga guru harus memiliki jiwa teladan yang baik, agar bisa dicontoh para peserta didik. Pada makalah kali ini akan dibahas bagaimana menjadi guru teladan.


Makalah Strategi Belajar Mengajar (Guru Teladan)

Makalah Strategi Belajar Mengajar (Guru Teladan)

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Keteladanan

Secara bahasa, kata “ keteladanan” berasal dari kata “ teladan” yang artinya “perbuatan atau barang dan sebagainya yang patut ditiru atau dicontoh”. Dalam bahasa arab “keteladanan” diungkapkan dengan kata uswah dan qudwah yang memiliki persamaan arti yaitu “pengobatan dan perbaikan”. Sementara secara istilah, sebagaimana diungkapkan al-Ashfahani  bahwa al-uswah dan al-iswah  sebagimana kata al-qudwah dan al-qidwah berarti suatu keadaan ketika seorang manusia mengikuti manusia lain, apakah dalam kebaikan, kejelekan, kejahatan, atau kemurtadan. 

Dengan begitu keteladanan dapat diartikan sebagai tindakan atau setiap sesuatu yang dapat ditiru atau diikuti oleh seseorang dari orang lain yang melakukan atau mewujudkannya, sehingga orang yang diikuti disebut dengan teladan.

B.     Guru Sebagai Teladan Siswa

Pada awalnya, ide menjadi seorang panutan (teladan) akan tercipta karena kebiasaan. Kadang-kadang, seorang akan menjadi panutan hanya karena usia, jenis kelamin, bidang pelajaran, latar belakang atau budaya. Dengan contoh menjadi guru laki-laki satu-satunya di Sekolah Dasar. Namun, guru teladan lebih dari sekadar itu. Hal ini berkenaan dengan menunjukkan contoh yang konsisten dari perilaku dan sikap yang sesuai. Dengan contoh jika seorang anak dibesarkan di sebuah rumah yang sering kali terdengar makian, ia mungkin akan membawa bahasa tersebut disekolah. Jika mereka menghormati guru maka ia pasti akan meniru apa yang telah diajarkan gurunya.

Salah satu kunci seorang guru agar dapat memberikan contoh perilaku yang baik kepada peserta didiknya adalah dengan memperlakukan mereka sebagaimana kita ingin diperlakukan. Contohnya, dengan sopan dan penuh hormat.

Setiap tenaga didik dilembaga pendidikan harus memiliki tiga hal yaitu Competency, personality, dan religiosity. Competency menyangkut kemampuan dalam menjalankan tugas secara profesional yang meliputi kompetensi materi (substansi), keterampilan, dan metodologi. Personality menyangkut integritas, komitmen dan dedikasi, sedangkan religiosity menyangkut pengetahuan,kecakapan, dan pengalaman di bidang keagamaan. Dengan ketiga hal tersebut, guru akan menjadi model dan mampu mengembangkan keteladanan dihadapan siswanya.

Guru merupakan model atau teladan bagi peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditantang, apalagi ditolak. Keprihatinan, kerendahan, kemalasan dan rasa takut.  Menjadi teladan merupakan sifat dasar kegiatan pembelajaran, dan ketika seorang guru tidak mau menerima ataupun mengunakannya secara konstruktif maka telah mengurangi keefektifan dalam pembelajaran.
Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru.

Secara teoritis, menjadi teladan merupakan bagian integral dari seorang guru, sehingga menjadi guru harus menerima tanggung jawab untuk menjadi teladan bagi anak didiknya.

Tugas guru dalam mendidik dan mengajar murid-muridnya adalah membimbing, memberikan petunjuk, teladan, bantuan, latihan, penerangan, pengetahuan, pengertian, kecakapan, keterampilan, nilai-nilai, norma-norma kesusilaan, kebenaran, kejujuran, sikap, dan sifat-sifat yang baik dan terpuji yang mengarahkan dan mengantarkan peserta didik menjadi pribadi yang matang dan dewasa.

Pengajaran dan pendidikan selalu mengikat tiga unsur, yaitu guru, peserta didik dan materi ajar. Dan yang terpenting adalah bagaimana guru bertindak dihadapan peserta didik ketika mengajar dan mendidik, dan itu adalah tugas guru sebagai teladan bagi siswanya.

Boleh jadi seorang guru, pada saat menghadapi anak didiknya atau mengajar, manakala tidak berperilaku baik, dan bisa jadi juga pada waktu tertentu guru menjadi pendidik karena benar-benar memberikan pencerahan pada peserta didiknya yang mempunyai etika, moral, dan nilai dalam berperilaku. Ketidakpastian perilaku guru sebagai manusia biasa inilah yang menjadikan kita sulit membedakan makna mengajar atau pengajaran dan mendidik atau pendidikan. Disinilah guru inisiator sebagai seorang seniman yang pada saat menghadapi peserta didiknya disamping pengajar dan pendidik.

Apabila peserta didik mempelajari sesuatu, sering timbul perasaan senang menemukan sesuatu, berkembangnya hubungan yang hangat antara yang mengajar dengan yang diajar atau apa yang terjadi itu adalah baru bagi anak. Maka, disini guru berperan menciptakan suasana yang menyenangkan bagi peserta didiknya.

C.    Ciri- Ciri Guru Yang Baik Bagi Siswa

1.      Membangun rasa percaya diri siswa
Kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang akan kemampuan yang dimiliki untuk menampilkannya secara baik dihadapan orang lain. Banyak bukti bahwa kepercayaan diri siswa bukan bakat melainkan suatu kualitas mental. Artinya, semua siswa bisa dilatih dan dididik untuk menjadi menjadi lebih percaya diri sesuai dengan keadaannya.

2.      Membangun rasa kasih sayang
Rasa kasih dan sayang yang perlu dibangun adalah rasa kasih sayang sebagaimana
orang tua kepada anaknya. Karena seorang guru bukanlah orang tua kandung bagi anak didiknya, sudah tentu ekspresi dan bentuknya berbeda dengan orang tua kandung mereka dalam memberikan kasih dan sayang. Rasa kasih dan sayang yang dibangun oleh seorang guru akan membuatnya bersikap lembut kepada anak didiknya. 

3.      Memberikan yang terbaik
Sebagai seorang guru harus senantiasa membangun  kesadaran untuk memberikan yang terbaik kepada anak didiknya. Salah satu tugas pokok terpentingnya adalah seorang guru bisa mendidik anak didiknya dengan semangat sebagaimana mendidik anaknya sendiri.
4.      Mendampingi dengan sepenuh hati
Sebagai seorang guru sudah seharusnya membangun kepedulian yang kuat dalam hatinya dalam mendampingi anak didiknya dengan rasa senang hati dengan rela tulus dan ikhlas. Dengan begitu, akan timbul rasa cinta dan senang dari anak didiknya tersebut.

Selengkapnya :

Makalah Strategi Belajar Mengajar (Guru Teladan)

Post a Comment

 
Top