Makalah Psikologi Pendidikan (Latar Belakang Sejarah Perkembangan Psikologi)
Download Makalah Lain :
Analisis Terhadap Psikologi Agama
Download
Pengaruh Psikologi Agama Terhadap Perilaku Peserta Didik
Download
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Download
Power Point
Download
BAB I
PENDAHULUAN
Ditinjau dari asal
katanya, psikologi berasal dari kata psyche yang berarti jiwa, dan Ligos yang
berarti ilmu.Jadi secara istilah, psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang
mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan. Tetapi dalam sejarah
perkembangannya , kemudian arti psikologi menjadi ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia. Ini di sebabkan karena jiwa yang mengandung arti yang abstrak itu
sukar untuk di pelajari secara objektif.Kecuali itu, keadaan jiwa seseorang
melatarbelakangi timbulnya hampir setiap tingkah laku.Beragamnya pendapat para
ahli psikologi tentang pengertian dari psikologi, sehingga bisa di simpulkan
bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan
perbuatan individu dimana individu tersebut tidak dapat di lepaskan dari
lingkungannya.
Pada zaman sebelum
masehi, psikologi sudah dipelajari orang dan banyak di hubungkan dengan
filsafat.Para ahli filsafat pada waktu itu sudah membicarakan tentang
aspek-aspek kejiwaan manusia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Perkembangan Psikologi
Dalam sejarah perkembangannya , psikologi di artikan
sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Sejarah psikologi bahwa
ilmu pengetahuan yang kita kenal, kebanyakan berpusat dari perkembangan awal
sejarah eropa dari masa yunani, romawi hingga akhir abad ke 19, yang kemudian menyebar
ke belahan dunia.
Pendekatan dan orientasi ilmu dalam dunia psikologi
bermula dari filsafat pada masa yunani, yaitu masa transasi dari pola piker
animism ke natural science, yaitu pengetahuan bersumber dari alam.Pada masa ini
perilaku manusia berusaha di terangkan melalui prinsip-prinsip alam atau
prinsip-prinsip yang di analogikan dengan gejala alam.
Tanah kelahiran psikologi adalah jerman , oleh
karenanya munculnya psikologi tidak dapat di lepaskan dari konteks social
jerman yang memiliki misi untuk membantuk manusia yang berkualitas dan penyedia
tenaga kerja yang protessional. Wilhelm wundt, adalah orang pertama yang
memproklamirkan psikologi sebuah disiplin ilmu. Wundt adalah seorang dokter
yang tertarik di bidang fisiologis, dimana fisiologis merupakan jalan bagi
psikologiuntuk bisa masuk ke dalam ranah empiris ilmiah dan berdiri sebagai ilmu yang mandiri.
Mempelajari psikologi berarti ada usaha untuk
mengenal manusia. Mengenal berarti memahami , kita dapat menguraikan dan
menggambarkan tingkah laku serta kepribadian manusia yang bersifat
aspek-aspeknya. Dengan mempelajari psikologi kita berusaha untuk mengetahui
aspek-aspek kepribadian itu misalnya keterbukaan yaitu , sikap terbuka terhadap
dunia luar, sikap mau memahami perasaan-perasaan orang lain, sikap menghargai
pendapat dari orang lain, dan sikap ini bersifat menetap dan menjadi ciri bagi orang
yang bersangkutan , yang merupakan sifat yang unik , yang individual dan dari
orang tersebut. Berbeda dengan hewan , tiap-tiap manusia sebagai individual
terdapat aspek-aspek kepribadian yang khas, yang unik, dan yang beda dari yang
lain, sehingga dapat membedakan manusia itu dari individu-individu lainnya.
Jadi, sekalipun ada faktor tertentu yang sama, yang terdapat pada setiap
manusia , manusia itu beda dari satu dengan yang lainnya.
B. Hubungan
Psikologi dengan Filsafat
Pengaruh filsafat terhadap psikologi kuno,
berlangsung sejak zaman yunani kuno sampai zaman pertengahan dan zaman
baru.Tegasnya pengaruh tersebut berlangsung dari 400 SM sampai dengan 1800 M.
Manusia sebagai makhluk hidup merupakan objek dari filsafat antara lain, membicarakan soal
hakikat kodrat manusia, tujuan hidup manusia dan sebagainya.[1]
Dan sebaliknya filsafat pun memerlukan data dari ilmu.Jika ahli filsafat
manusia hendak menyelidiki manusia itu , serta hendak menentukan apakah manusia
itu, ia memang harus mengetahui gejala tindakan manusia. Dalam hal ini ilmu
yang bernama psikologi akan menolong filsafat sebaik-baiknya dengan hasil
penyelidikannya. Kesimpulan filsafat tentang kemanusiaan sangat pincang dan
mungkin jauh dari kebenaran , jika tidak menghiraukan hasil psikologi.[2]
Pada zaman yunani kuno, terkenal dua orang tokoh
filosof , yaitu Plato dan Aristoteles, yang keduanya banyak menyelidiki hidup
kejiwaan manusia serta alam ini. Plato terpengaruh dengan aliran berfikirnya
yang idealisme, sedangkan Aristoteles terkenal dengan realismenya.Meskipun
berbeda, dalam masalah kejiwaan keduanya tidak jauh berbeda.
1. Psikologi
Plato ( 427-347 )
Plato dilahirkan pada tanggal 29 Mei 429 SM di
Athena. Ia terlahir di “kalangan terhormat”, Ayahnya , Ariston disebut-sebut
sebagai titisan dari dewa Poseidon. Plato adalah murid Socrates ( 469-399 SM ),
Seorang ahli filsafat yunani. Ajaran Plato disebut “Ajaran cita” atau “Ide”.
Ide yang tertinggi adalah Tuhan , segala sesuatu itu berasal dari alam ide dan
akan kembali ke alam ide.
Menurut Plato , jiwa manusia itu mempunyai tiga
kekuatan yaitu:
a. Pikiran
( Logisticon ) yang bertempat di dalam otak atau kepala.
b. Kehendak
( Thumecticon ) yang bertempat di dalam darah.
c. Nafsu
atau keinginan ( Andomen ) yang bertempat di dalam perut.
Pikiran manusia ini terkait oleh alam ide ( alam
kejiwaan ), sedangkan kehendak dan nafsu terkait oleh kehidupan jasmani yang
sifatnya tidak abadi.
2. Psikologi
Aristoteles
Aristoteles adalah murid Plato.Filosof yunani yang
di lahirkan di Stagirus (Stagira). Chelecidice, sebelah barat laut Aegenito ,
adalah putra dari Nichomacus, tabib pribadi istana raja di Macedonia, juga
sebagai anggota serikat kerja medic yang di sebut Jons of Aculapius.
Sumbangannya terhadap psikologi lebih besar dari plato. Ia pertama kali menulis
ajarannya tentang psikologi filsafat yang berjudul “De Anima” yang merupakan
buku pertama di Eropa yang di dalamnya menjelaskan tentang hakikat jiwa.
Menurutnya, psikologi adalah ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang
gejala-gejala kehidupan.
Dalam “De Anima”, Aristoteles mengemukakan beberapa
macam tingkah laku manusia dan adanya perbedaan tingkat tingkah laku pada
organism-organisme yang berbeda-beda. Tingkah laku pada organism.[3]
Menurut aristoteles, memperlihatkan tingkatan-tingkatan, sebagai berikut:
a. Tumbuhan : memperlihatkan tingkah laku taraf
vegetatif (bernafas, makan, tumbuh).
b. Hewan:
selain tingkah laku vegetatif , juga bertingkah laku sensitif (merasakan
melalui panca indra). Jadi, hewan berbeda dari tumbuhan karena hewan mempunyai
faktor perasaan, sedangkan tumbuhan tidak. Persamaannya adalah pada tumbuhan
maupun hewan terdapat tingkah laku vegetatif, misalnya dalam hal peredaran
makanan.
c. Manusi:
manusia bertingkah laku vegetatif, sensitif, dan rasional. Manusia berbeda dari
organism-organisme yang lain , karena dalam tingkah laku , manusia menggunakan
rasionalnya, yaitu akal atau pikirannya.
C.
Hubungan psikologi dengan ilmu pengetahuan alam
Pada permulaan abad
ke 19 , psikologi dalam penelitiannya di susun berdasarkan hasil eksperimen ,
sehingga lahirlah , antara lain , Gustaf Fechner, Jons Muller, Watson, dan
lain-lain (Effendi dan Praja, 1993 : 8-9).[4]
Namun kemudian psikologi menyadari bahwa objek penelitiannya adalah manusia dan
tingkah lakunya yang hidup dan selalu berkembang, sedangkan objek ilmu alam adalah
benda mati. Oleh sebab itu, metode ilmu alam yang dicoba diharapkan dalam
psikologi, dianggap kurang tepat. Karena itu, psikologi mencari metode lain
yang sesuai dengan sifat keilmuannya sendiri, yaitu antara lain metode
“fenomenologi”, suatu metode penelitian
yang menitik beratkan gejala hidup kejiwaan.
Pada dasarnya,
psikologi secara prinsipil dan secara metodik, sangat berbeda dengan ilmu
pengetahuan alam. Sebabnya, antara lain, pada ilmu pengetahuan alam, orang
meneliti objeknya secara murni ilmiah, dengan menggunakan hukum-hukum dan
gejala-gejala penampakan yang bisa diamati dengan cermat. Sebaliknya, psikologi
berusaha mempelajari diri manusia, tidak sebagai objek murni, tetapi dalam
bentuk kemanusiaannya, mempelajari manusia sebagai subjek yang aktif dan
mempunyai sifat-sifat tertentu. Subjek yang aktif itu diartikan sebagai pelaku
yang dinamis, dan segala macam aktivitas dan pengalamannya. [5]
D. Psikologi
abad 20
Psikologi
pada abad ini disebut psikologi modern.
Perkembangan psikologi ini mempunyai kemajuan yang sangat pesat. Dalam abad ini
lahirlah aliran-aliran psikologi dengan hasil penelitian masing-maing secara khusus. Aliran psikologi
ini diantaranya:
1.
Psychoanalisa
Merupakan
suatu metode penelitian yang mempunyai
tujuan untuk menghilangkan gangguan-gangguan yang terdapat pada susunan saraf.
Lambat laun menjadi metode untuk menyelidiki proses-proses kesadaran jiwa dalam lingkungan psikologi.
Tokoh-tokoh
psikologi ini yang terkenal adalah:
a)
Dr.
Breuer, seorang dokter ahli urat saraf di Australia pd th 1880
b)
Prof.
Charcot dari Prancis
c)
Sigmun
Freud dari Australia
2.
Individual
Psikologi
a) Alferd
Adler
Menyatakan bahwa pokok pengertian psikologi adalah
pengertian tentang individualitas (kepribadian seseorang). Kepribadian adalah
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan menjadi sumber watak dan tigkah laku
manusia.
Suatu prinsip yang penting dalam
individual psikologi adalah:
·
Teologis
( tujuan ): kejiwaan yang hidup tidak bersifat statis, melainkan dinamis dan
berpusat pada satu tujuan
·
Perencanaan hidup: tiap manusia tentu mempunyai cita-cita
yang menjadi penggerak segala perbuatan untuk mencapai tujuan.
·
Hasrat
bermasyarakat: cenderung mengabdi kepada masyarakat.
·
Hasrat
berkuasa : hasrat mengabdi kepada diri sendiri. Kecenderungan berkuasa terwujud
pada perkembangan iri, sehingga menimbulkan pemujaan ego.
·
Kompensasi:
kekurangan dalam suatu bidang diimbangi dengan suatu usaha dibidang lain.
Kompensasi ini dilakukan karena ada perasaan kurang mampu dan adanya kelemahan
baik jasmani maupun rohaniyah.
b) Frist
Kunkel
Adalah seorang dokter ahli dalam urat syaraf di Berlin. Pada prinsipnya membedakan dua
macam kekuatan pokok pada manusia, yaitu: nafsu mengabdi kepada masyarakat dan
nafsu mengabdi kepada diri sendiri. Dengan adanya dua kekuatan itu dikemukakakn
hukum yang berbunyi: makin besar nafsu mengabdi kepada diri sendiri nakin kecil
nafsu mengabdi kepad masyarakat dan sebaliknya.
3.
Neo
Freudian
Aliran ini muncul disebabkan karena adanya rasa tak puas
atas aliran-aliran psikologi yang ada terutama psikologi analisa dari freud.
Baik Freud maupun Neo Freudian keduanya menggunakan metode Psychoanalisis.
Perbedaan-perbedaan yang menonjol antara kedua
aliran itu adalah:
Freudian
|
Neo Freudian
|
|
|
E. Psikologi
sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Ditinjau secara historis dapat dikemukakan
bahwa ilmu yang tertua adalah ilmu
Filsafat,karena filsafat merupakan satu – satunya ilmu pada waktu itu.Ilmu yang
tergabung dalam filsafat akan dipengaruhi sifat – sifat dari filsafat.Demikian
pula dengan Psikologi,tetapi kemudian disadari bahwa filsafat sebagai satu –
satunya ilmu kurang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia,karena kehidupan
tidak cukup hanya diterangkan dengan filsafat.Demikianlah,maka ilmu – ilmu yang
tergabung dalam filsafat memisahkan diri dari filsafat termasuk psikologi,dan
berdiri sendiri sebagai ilmu yang mandiri ( Marx 1976 ).Hal itu karena
psikologi membutuhkan hal – hal yang bersifat objektif,positif,dan tidak
berdasarkan atas renungan – renungan spekulasi.[6]
Abad ke – 17 merupakan abad berkembangnya ilmu pengetahuan
(science),sehingga muncul pandangan – pandangan baru dan menjadi
pandangan yang dominan yaitu empirisme4,suatu pandangan yang menyatakan bahwa
untuk memperoleh pengetahuan adalah melalui pengalaman dan observasi untuk
memperoleh kenyataan yang objektif.Pengaruh pengetahuan alam dan fisiologi pada
psikologi merupakan permulaan dari psikologi eksperimental.Di antara tokoh–tokoh
yang dipandang sebagai orang yang mengadakan eksperimen – eksperimen yang
kemudian sangat berpengaruh penggunaan eksperimennya dalam psikologi,antara
lain:
a. Wilhelm
Wundt ( 1832 – 1920 )
Berawal dari Wundt,psikologi mempunyai corak
baru.Wundt dipandang sebagai penyekat antara psikologi lama dengan psikologi
modern.Wundt dilahirkan di Neckarau pada tanggal 18 agustus 1832 dan meninggal
di Leipzig pada tanggal 31 Agustus 1920.
Wundt sebenarnya bukan seorang ahli dalam bidang
psikologi,melainkan seorang fisiolog,akan tetapi beliau mempunyai pandangan
bahwa fisiologi dapat dipandang sebagai ilmu pembantu dari psikologi,dan
psikologi merupakan ilmu yang berdiri sendiri dan merupakan ilmu yang
eksperimental.Pada tahun 1879 Wundt mendirikan laboratorium psikologi di
Leipzig sebagai pusat penelitian psikologi secara eksperimental.Eksperiment
Wundt disadarkan atas eksperiment dalam fisiologi yang dapat membantu
penelitian – penelitian psikologi modern.Pokok bahasan (subjek matter) psikologi Wundt adalah
kesadaran.Menurut Wundt kesadaran ini mencakup berbagai bagian dan dapat
dipelajari dengan metode analisis atau metode reduksi.Wundt adalah seorang
strukturalis,sehingga menitikberatkan bahwa struktur dari kesadaran itu aktif
dalam mengorganisasi isinya ( dalam Schuf 2 dan Schultz 2,1992).
Sistematika psikologi dari wundt tidak sama dari
masa ke masa, hal ini disebabkan perkembangan jalan pikiran Wundt dan
perkembangan psikologi pada periode itu,yang mana terbagi menjadi 4
periode,yaitu :
1. Tahun
1860 – an disebut periode Prasistematik,yang mengemukakan tori – teori tentang
persepsi dan perbedaan antara perasaan dan pengindraan.
2. Tahun
1874 – 1887,periode ini menjelaskan konsep – konsep Wundt (Physiologiscge
psychiologi)
3. Tahun
1896,Wundt mengajukan teori 3 dimensi.
4. Tahun
1902 – 1903 , argumen Wundt mengenai teori baru tentang perasaan.
Psikologi
sebagai ilmu yang berdiri sendiri,menurut Wundt ada 3 persoalan yang harus
dibahas dalam psikologi,yaitu :
1.)
Analisis dari proses kesadaran ke dalam
elemen – elemen.
2.)
Penyelidikan hubungan antara elemen –
elemen.
3.)
Penentuan hukum yang mengatur hubungan
itu.
Prinsip dasar yang memungkinkan hubungan antara elemen
– elemen kesadaran adalah asosiasi yang bersifat pasif dan asosiasi yang
bersifat aktif atau yang bersifat apersepsi.Diantara jenis asosiasi adalah
sebagai berikut :
1.)
Asosiasi persepsi langsung:
·
Fusi,yaitu percampuran antardua elemen
kesadaran.
·
Asimilasi,yaitu elemen yang masih saling
independent.
·
Komplikasi,yaitu asimilasi antara indra
yang berbeda.
2.) Asosiasi
memori, yaitu asosiasi yang terjadi dalam ingatan antara elemen–elemen yang
disimpan.mengenai apersepsi Wundt mengemukakan doktrin–doktrinnya sebagai
berikut:
a.
Apersepsi sebagai Fenomena
1.
Lapangan kesadaran
2.
Pusat kesadaran
b.
Apersepsi sebagai kognisi:
1.Analisis
2.Sintesis
c.
Apersepsi sebagai aktivitas
b. Hermann Von Helmholtz ( 1821 – 1894 )
Helmholtz mempunyai minat dalam psikologi dan
penelitiannya mengenai kecepatan stimilus pada penglihatan dan
pendengaran.Helmholtz juga mengembangkan teori mengenai warna yang dikemukakan
oleh Thomas Young.
c. Edward
Bradford Titchner (1867-1927)
Keturunan
dari keluarga miskin dan tradisional dengan tichtner dilahirkan di Sussex
(sebelah selatan London) keturu nan dari keluarga miskin dan tradisional.
Dengan beasswa ia dapat menyelesaikan studinya. Kepribadiannya ia ternasuk
orang yang pandai dan pernah menyelesaikan studinya di Lepzig , namun tidak di
terima di sana, akhirnya dia bekerja sebagai dosendi Comel University di
Amerika serikat . dalam karyanya berjudul “Experinental Psychologi” tokoh ini
menegaskan eksperimen Wundt namun tidak semuannya dia setuju dengan pemikiran
Wundt. Ajaran yang tidak di setujuinya adalah tentang emosi.
d. Hermam
Ebbinghaus (1850-1909)
Ebbinghaus
adalah psikolok yang pertama kali mengadakan eksperimen dalam masalah belajar
dan ingatan.Materi yang di gunakan dalam bentuk eksperimennya adalah yang di
kenal dengan Nonsense syllabless, yang di bentuk dengan dua konsonan dan satu
viwel di tengah.Dari materi tersebut kemudian di susun kombinasi yang di
berikan kepad subjek coba secara acak untuk di pelajari.ada beberapa metode
yang di gunakana ebbinghous dalam eksperimennya, antaralain : “the learing time
methode and the relearing methode”, yaitu memaparkan dengan ingatan.
e. Oswald
Kulpe (1862-1915)
Setelah menamatkan pendidikannya di
Leipzig, ia kemudian menjadi asisten Wundt, dan mengadakan
eksperimen-eksperimen di labolabolatoriumnya.
Sebelumnya ia belejar
sejarah tapi kerena pengaruh Wundt ia pindah ke filsafat, dan akhirnya pindah
ke eksperimental psikologi. Ia menulis buku”An online of psychologi”.Menurut
kulpe psychologi ilmu yang membahas fakta-fakta dari pengalaman yang bergantung
pada pengalaman pribadi.
Pada tahun 1894 yang
menjadi guru besar di Universitas Wurzburg dan mendirikan laboratorium
Wundt.Kulpe menerapkan metode yang disebut sebagai “ a systematic Experimental
introspection “.Pada metode ini Kulpe menekankan pada aspek
subjektif,kualitatif,dan report yang mendetail dari subjek mengenai proses
berpikir.Tujuan Kulpe adalah ingin menyelidiki secara langsung apa yang terjadi
selama berlangsung kesadaran.Disamping berpikir juga diteliti mengenai motivasi
yang merupakan konstribusi yang cukup berarti dalam psikologi modern.Juga
dikemukakan bahwa pengalaman tidak hanya bergantung pada elemen – elemen
kesadaran,tetapi elemen tidak kesadaran juga berpengaruh pada perilaku,yang
kemudian hal tersebut dikembangkan oleh Feud.
f. Karl
Buhhhhler ( 1879 – 1963 )
Tokoh ini menganut aliran Wurzburg,ia menentang
Wundt dan tidak setuju dengan G.E.Muller.ia pun menentang elementisme dan
sesualisme.pendekatan mengenai kejiwaan adalah holistis ( ganzhit ).Dari Buhler
lah muncul aliran psikologi Ganzheit.Tokoh ini juga menyumbangkan bagi
psikologi hasil penelitiannya ( spoken Languange ) dari sudut Psikologi.yang
nantinya berkembang terus sebagai cabang psikologi yang disebut
Psikolinguistik.
Buhler dilahirkan di
Mechesheim ( Baden ),ia dilahirkan pada tanggal 27 Mei 1879 dan
meninggal pada tanggal 24 oktober 1963 di California Amerika Serikat dan antara
tahun 1907 – 1909 ia adalah salah satu peneliti yang penting di
Wurzburg.Hidupnya suka berpindah – pindah sampai akhir pada tahun 1938 ia
ditangkap oleh Nazi dan mengungsi ke Oslo yang kemudian pada tahu 1940 ia
berhasil melarikan diri ke Amerika Serikat ( di Minesote ).sejak tahun 1945 ia
menetap di Los Angeles Hingga akhir hidupnya.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan mempelajari
psikologi, berarti kita berusaha untuk mengenal manusia, mengetahui aspek-aspek
kepribadian manusia dan memahami agar dapat menguraikan dan menggambarkan tingkah
laku manusia.
Salah satu aspek kepribadian itu misalnya keterbukaan, yaitu sikap terbuka
terhadap dunia luar, sikap mau memahami perasaan orang lain, sikap mudah
menerima pendapat orang lain dan sikap ini bersifat menetap dan menjadi ciri
bagi orang yang bersangkutan, yang individual dari orang tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Sobur,Alex.2003.Psikologi Umum.Bandung.CV Pustaka Setia.
Ahmadi,Abu.1992.Psikologi Umum.Jakarta.PT Rineka Cipta.
Rahman
Shaleh,Abdul.Psikologi.2004.Kencana Prenada
Media Group.
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/sejarah-psikologi.html
[1]Abu ahmadi,Psikologi Umum,(Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1992),hlm. 28
[2] Alex Sobur,Psikologi Umum, (Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2003), hlm. 70
[3]Ibid,hlm.77
[4]Ibid,hlm: 69
[5]Alex Sobur,Psikologi Umum, hlm.69-70
[6]Abdul Rahman Saleh, psikologi: suatu
pengantar dalam prespektif islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009),
hlm.26-27
ya gan, masama.. :D
ReplyDeleteBngke gk bisa di kopas
ReplyDelete