0 Komentar
Selengkapnya

Link Download Power Point


Download Makalah Lain :


Analisis Terhadap Psikologi Agama

Problematika Moral di Era Globalisasi

Makalah Kebutuhan Agama


Makalah Psikologi Agama (Ciri-Ciri Perilaku Penganut Agama)

Makalah Psikologi Agama (Ciri-Ciri Perilaku Penganut Agama)


PEMBAHASAN

1. Timbulnya Kesadaran Beragama pada Anak

Menurut para ahli, anak dilahirkan bukanlah sebagai makhluk yang religius, anak yang dilahirkan lebih mirip binatang. Adapula yang berpendapat sebaliknya, bahwa anak sejak dilahirkan telah membawa fitrah keagamaan. Fitrah itu baru berfungsi di kemudian hari melalui proses bimbingan dan latihan. Ada beberapa teori mengenai pertumbuhan agama pada anak, antara lain:

a. Rasa ketergantungan (sense of depend)

Thomas melalui teori  four wishes mengatakan bahwa manusia dilahirkan di dunia ini memiliki empat keinginan yaitu: keinginan untuk perlindungan (security), keinginan akan pengalaman baru (new experience), keinginan untuk mendapatkan tanggapan (response), dan keinginan untuk dikenal (recognation). Berdasarkan kenyataan dan kerja sama dari keempat keinginan itu, maka sejak bayi dilahirkan hidup dalam ketergantungan, melalui pengalaman-pengalaman yang diterimanya dai lingkungan itu kemudian terbentuklah rasa keagamaan pada diri anak.

b.  Insting keagamaan

Menurut Woodworth, bayi  yang dilahirkan sudah memiliki beberapa insting di antaranya insting keagamaan. 

2.  Perkembangan Agama pada Anak-anak

Sejalan dengan kecerdasannya, perkembangan jiwa beragama pada anak dapat dibagi menjadi tiga bagian:

·  The Fairly Tale Stage (Tingkat Dongeng)

Pada tahap ini anak yang berumur 3 – 6 tahun, konsep mengeanai Tuhan banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosi, sehingga dalam menanggapi agama anak masih menggunakan konsep fantastis yang diliputi oleh dongeng- dongeng yang kurang masuk akal. Cerita akan Nabi akan dikhayalkan seperti yang ada dalam dongeng- dongeng. Pada usia ini, perhatian anak lebih tertuju pada para pemuka agama daripada isi ajarannya dan cerita akan lebih menarik jika berhubungan dengan masa anak-anak karena sesuai dengan jiwa kekanak- kanakannya. Dengan caranya sendiri anak mengungkapkan pandangan teologisnya, pernyataan dan ungkapannya tentang Tuhan lebih bernada individual, emosional dan spontan tapi penuh arti teologis.






Baca Makalah Lain :




Post a Comment

 
Top