Untuk Anda yang ingin mendownload filenya lengkap, silahkan klik link dibawah ini!
PENDAHULUAN
Lembaga Pendidikan (baik formal, non formal atau informal) adalah
tempat transfer ilmu pengetahuan dan budaya (peradaban). Melalui praktik
pendidikan, peserta didik diajak untuk memahami bagaimana sejarah atau
pengalaman budaya dapat ditransformasi dalam zaman kehidupan yang akan mereka
alami serta mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan tuntutan yang
ada di dalamnya. Dengan demikian, makna pengetahuan dan kebudayaan sering kali
dipaksakan untuk dikombinasikan karena adanya pengaruh zaman terhadap
pengetahuan jika ditransformasikan.
Setiap
orang yang berada dalam lembaga pendidikan (keluarga, sekolah dan masyarakat),
pasti akan mengalami perubahan dan perkembangan menurut warna dan corak
institusi tersebut. Berdasarkan kenyataan dan peranan ketiga lembaga ini, Ki
Hajar Dewantara menganggap ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagai Tri Pusat
Pendidikan. Maksudnya, tiga pusat pendidikan yang secara bertahap dan terpadu
mengemban suatu tanggung jawab pendidikan bagi generasi mudanya.
Ketiga
penanggung jawab pendidikan ini dituntut melakukan kerja sama di antara mereka
baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan saling menopang kegiatan
yang sama secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dengan kata lain,
perubahan mendidik yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak juga dilakukan
oleh sekolah dengan memperkuatnya serta kontrol
oleh masyarakat sebagai lingkungan social anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lembaga
Pendidikan
Lembaga Pendidikan merupakan sebuah institusi pendidikan
yang menawarkan pendidikan formal mulai dari jenjang pra-sekolah sampai ke
jenjang pendidikan tinggi, baik yang bersifat umum maupun khusus (misalnya
sekolah agama atau sekolah luar biasa). Lembaga pendidikan juga merupakan
sebuah institusi sosial yang menjadi agen sosialisasi lanjutan setelah lembaga
keluarga.[1]
B.
Pengertian Sistem
2.
Sistem
adalah keseluruhan yang terorganisasi atau kompleks, suatu gabungan atau
kombinasi dari berbagai hal atau bagian, yang membentuk satu kesatuan.
3.
Sistem,
menurut Harjanto merupakan jumlah keseluruhan dari bagian-bagian yang saling
bekerja brsama untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan atas kebutuhan
tertentu.[3]
4.
Sistem
merupakan suatu konsep yang abstrak. Definisi tradisional menyatakan bahwa
sistem adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi
untuk mencapai tujuan tertentu.[4]
Jadi, dalam pendidikan itu lembaga pendidikan merupakan institusi
yang menjadi agen lanjutan setelah lembaga keluarga,maka dari itu pendidikan disini
mencakup pendekatan sistem dan komponen pendidikan yang berkaitan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Karena pendidikan itu secara tidak langsung bersinggungan dengan aktivitas
sosial.
C. Macam-macam Pendekatan Sistem
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendekatan
adalah (1) Proses pembuatan, cara mendekati; (2) Usaha dalam rangka aktivitas
penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti; metode-metode
untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian[5]. Pendekatan
(approach) merupakan pandangan falsafi terhadap subject-matter yang harus
diajarkan dan selanjutnya melahirkan metode
mengajar.[6]
1. Pendekatan Permintaan Masyarakat
Adalah
suatu pendekatan yang bersifat tradisional dalam pengembangan pendidikan.
Pendekatan ini didasarkan kepada tujuan untuk memenuhi tuntutan atau permintaan
seluruh individu terhadap pendidikan pada tempat dan waktu tertentu dalam
situasi perekonomian social, politik, dan kebudayaan yang ada pada waktu itu.
2. Pendekatan Ketenagakerjaan
Didalam
pendekatan ketenagakerjaan ini kegiatan-kegiatan pendidikan diarahkan kepada
usaha untuk memenuhi kebutuhan nasional akan tenaga kerja. Dalam hal ini
perencanaan pendidikan dapat menyakinkan bahwa penyediaan fasilitas dan
pengarahan arus murid benar-benar didasarkan atas perkiraan kebutuhan tenaga
kerja perlu ditetapkan atau terlebih dahulu sesuai dengan kepentingan dan kondisi Negara yang bersangkutan.[7]
3. Pendekatan Efisiensi Biaya
Pendekatan
efisiensi biaya dalam perencanaan pengajaran dimaksudkan bahwa dalam membuat
perencanaan pengajaran harus memperhatikan aspek biaya untuk berlangsungnya
proses pengajaran baik yang menyangkut sumber-sumber pembiayaan, penggunaan
maupun pertanggungjawabannya, dan tak
kalah pentingnya adalah efisiensi penggunaan biaya yang digunakan untuk kepentingan pengajaran.[8]
D. Ciri-ciri Sistem Pengajaran
Ada
tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pengajaran, sebagai berikut:
1. Rencana, penataan intensional orang, material dan prosedur, yang
merupakan unsur sistem pengajaran sesuai dengan suatu rencana khusus, sehingga
tidak mengambang.
2. Kesalingketergantungan (interdependent), unsur-unsur suatu sistem
merupakan bagian yang koheren dalam keseluruhan, masing-masing bagian bersifat
esensial, satu sama lain saling memberi sumbangan tertentu.
3. Tujuan, setiap sistem pengajaran memiliki tujuan tertentu. The goal
is the purpose for which the system is designed. Ciri itu menjadi dasar
perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem-sistem alami
(natural). Sistem yang dibuat oleh manusia, seperti sistem transportasi, sistem
komunikasi, sistem pemerintahan, semuanya memiliki tujuan. Sistem natural,
seperti sistem ekologi, sistem persyaratan pada hewan, memiliki unsur-unsur
yang saling ketergantungan antara yang satu dengan yang lain di susun sesuai
dengan rencana tertentu, tetapi tidak mempunyai tujuan atau maksud.[9]
E. Komponen Dalam Sistem Pendidikan
1.
Tujuan Pendidikan
Menurut Imam Barnabib, tujuan pendidikan secara umum dijelaskan seperti
berikut:
a)
Jika
pendidikan bersifat progresif, tujuanya harus diartikan sebagai rekontruksi
pengalaman.
b)
Jika
yang dikehendaki pendidikan adalah nilai yang tinggi, pendididkan pembawa nilai
yang ada di luar jiwa anak didik, sehingga ia perlu di latih agar mempunyai
kemampuan yang tinggi.
c)
Jika
tujuan pendidikan yang di kehehndaki agar kembali kepada konsep jiwa
sebagai tuntunan manusia, perinsip
utamanya ia sebagai dasar pegangan intelektual manusia yang menjadi sarana
untuk menemukan evidensi sendiri.
d)
Menghendaki
agar anak didik dibangkitkan kemampuanya secara konstruktif menyesuaikan diri
dengan tuntutan perkembangan masyarakat karna adanya pengaruh dari ilmu
pengetahuan dan teknologi.[10]
2.
Organisasi Pendidikan
Organisasi lembaga pendidikan adalah suatu organisasi
yang unik dan komplek karena lembaga pendidikan tersebut merupakan suatu lembaga penyelenggara
pendidikan. Tujuannya adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat
menerapkan, mengembangkan, memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
memperkaya kehidupan nasional.[11]
3.
Masa atau Jenjang
Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan
yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang
akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
Jenjang pendidikan dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar (SD dan SMP), Pendidikan
Menengah (SMA, MA, SMK dan MAK), Pendidikan tinggi.[12]
4.
Sarana dan Prasarana Pendidikan
Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau perbuatan
atau situasiatau benda yang sengaja di adakan untuk
memoermudah pencapaian tujuan pendidikan. Alat pendidikan dapat juga disebut
sebagai sarana dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan terbagai
kepada dua bagian yaitu:
a)
Sarana Fisik
Pendidikan
Sarana
ini terbagai kepada:
1)
Lembaga
Pendidikan
Lembaga
atau badan pendidikan adalah organisasi atau kelompok manusia yang memikul
tanggung jawab atas terlaksananya pendidikan. Lembaga
pendidikan ini dapat berbentuk formal, informal dan non formal.
2)
Media
Pendidikan
Media
disini berarti alat-alat/ benda-benda yang dapat membantu melancarkan proses
pendidikan yang pada masa klasik sudah memadai sesuai dengan zamanya lalu mulai
meningkat pada masa pertengahan dan pada moderen alat-alat tersebut sudah
semakin canggih dan mutahir seperti yang kita saksikan sekarang ini.
b)
Sarana Non Fisik
pendidikan
Yaitu: alat pendidikan yang tidak berupa bangunan tetapi berupa
materi atau pokok-pokok pikiran yang membantu kelancaran proses pendidikan.
Sarana pendidikan non fisik ini terdiri dari:
1)
Kurikulum
Kurikulum
merupakan bahan-bahan pelajaran apa saja yang harus disajikan dalam proses kependidikan
dalam suatu sistem institusional pendidikan.
2)
Metode
Metode
dapat diartikan sebagai cara mengajar untuk mencapai tujuan. Penggunaan metode
dapat memperlancar proses pendidikan sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai
secara efektif dan efisien .
3)
Evaluasi
Evaluasi
merupakan suatu cara memberikan penilaian terhadap hasil belajar murid.
4)
Menejemen
Pengelolaan
yang baik dan terarah sangat diperlukan dalam mengelola lembaga pendidikan agar
tujuan yang di harapkan dapat tercapai.
5)
Landasan
dasar
Pendidikan
islam membutuhkan undang-undang sebagi acuan untuk mencapai tujuan. Secara umum
UU Pendidikan islam mengacu kepada AL-Qur’an dan Hadist, cara konstitusianal
juga mengikuti UU Pendidikan yang terdapat di Negara seperti UUSPN.
6)
Mutu
pelajaran
Mutu
pelajaran harus di tingkatkan dan di usahankan sesuai dengan tuntutan
masyarakat.peningkatan mutu pelajaran tidak terlepas dari peningkatn kualitas
tenaga pengajar.
7)
Keuangan
Pendidikan
Islam sekarang telah berbentuk lembaga-lembaga formal. Sistem ini menyebabkan
perlunya penngelolaan keuangan, yang akan membantu kelancaran proses
pendidikan.[13]
5. Isi Pendidikan
Kurikulum
Secara etimologis kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu Curir
yang artinya pelari atau Curere yang berarti tempat terpacu. Jadi,
istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno
yang mengandung pengertian suat jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari
garis Start sampai garis finish. Dalam bahasa Arab, kata kurikulum
bisa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh manusia
pada berbagai bidang kehidupannya. Dalam konteks pendidikan, kurikulum
berarti jalan terang yang dilalui oleh
pendidik/guru dengan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap serta nilai-nilai.[14]
Menurut
Oemar Hamalik, kurikulum mempunyai beberapa tafsiran yaitu: kurikulum memuat
isi dan materi pelajaran, kurikulum sebagai rencana pembelajaran, dan kurikulum
sebagai pengalaman belajar.[15]
6.
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Dari segi bahasa, pendidikan adalah orang yang mendidik. Dari
pengertian ini timbul kesan bahwa pendidikan ialah orang yang melakukan
kegiatan dalam hal mendidik. Adapun pengertian pendidikan menurut istilah
dikemukakan oleh para ahli pendidikan islam diantaranya adalah Ahmad D. Marimba
yang menyatakan bahwa pendidikan ialah orang yang memikul tanggung jawab untuk
mendidik.
Syarat-syarat Pendidikan
Dalam Islam
S. Nasution merumuskan tugas pendidik menjadi tiga, yaitu:
·
Pertama,
sebagai orang yang mengkomunikasikan pengetahuan. Dengan tugasnya ini,
pendidikan harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang bahan yang akan
diajarkan. Sebagai tindak lanjutnya dari tugas ini, seorang pendidik tidak
boleh berhenti belajar karena pengetahuan yang akan diberikan kepada peserta
didiknya terlebih dahulu harus dipelajari.
·
Kedua,
pendidik sebagai model, yaitu dalam bidang studi yang diajarkannya merupakan
suatu yang berguna dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
pendidik menjadimodel atau contoh nyata dari yang dikehendaki oleh mata
pelajaran tersebut.
·
Ketiga,
pendidikan yang menjadi model sebagai pribadi, ia berdisiplin, cermat berpikir,
mencintai pelajarannya, atau yang menghidupkan
idealisme dan luas dalam pandangannya (wacananya).[16]
7.
Peserta
Didik
Dalam masyarakat, ada beberapa istilah yang digunakan untuk
menyebut peserta didik, seperti siswa, santri,
pelajar, mahasiswa dan sebagainya. Istilah siswa, murid, dan pelajar umumnya
digunakan untuk menyatakan peserta didik pada jenjang pendidikan dasar sampai
sekolah menengah. Sementara bagi peserta didik pada tingkat pendidikan tinggi
atau akademi, disebut mahasiswa. Sementara istilah santri digunakan untuk
mengatakan peserta didik yang menuntut ilmu dalam pondok pesantren.[17]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam pendidikan itu lembaga pendidikan merupakan institusi yang
menjadi agen lanjutan setelah lembaga keluarga,maka dari itu pendidikan disini
mencakup pendekatan sistem dan komponen pendidikan yang berkaitan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Karena pendidikan itu secara tidak langsung bersinggungan dengan aktivitas
sosial.
komponen-
komponen pendidikan mendukung keberhasilan pendidikan yaitu :
1. Tujuan pendidikan,
2. Organisasi Pendidikan,
3. Masa Pendidikan
4. Sarana dan prasarana
5. Isi Pendidikan,
6. Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
7. Peserta didik
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam.
Jakarta: Ciputat Pers.
Hamalik, Oemar. 2011. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Harjanto. 1997. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Muhaimin. 2010. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam.
Cet.4. Jakarta: PT RAJA GRAFINDO PERSADA.
Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Salim, Haitami dan Syamsul Kurniawan. 2012. Studi Ilmu Pendidikan
Islam. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Soekanto dan Soerjono. 1982. Sosiologi, Suatu Pengantar. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Syah, Darwyn .dkk. 2007. Perencanan Sistem Pengajaran Pendidikan
Agama Islam. Cet.2. Jakarta: Gaung Persada Press.
http://blog.dhanay.com/2010/11/pengertian-jenjang-pendidikan.html, Diakses 14 September 2014.
http://emteomnivora.blogspot.com/2013/05/makalah-struktur-organisasi-pendidikan.html , Diakses 14 September 2014.
[11]
http://emteomnivora.blogspot.com/2013/05/makalah-struktur-organisasi-pendidikan.html , Diakses 14 September 2014.
ijin walking gan
ReplyDeletehttp://pustaka-pendidikan.blogspot.co.id/
referensi untuk cari bahan kuliah