Untuk Anda yang ingin mendownload filenya lengkap, silahkan klik link dibawah ini!
A.
Pendahuluan
Media merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran terutama yang
berkaitan dengan indera pendengaran dan penglihatan, bahkan adanya media
tersebut dapat mempercepat proses pembelajaran murid karena dapat membuat
pemahaman murid lebih cepat pula. Penggunaan media pengajaran dalam proses
pengajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran.
Dalam proses pengajaran dramatisasi, demonstrasi, dan lingkungan
juga bisa digunakan sebagai media. Dengan berbagai kelebihan - kelebihannya
media – media ini bisa dijadikan sebagai media yang cukup efektif dan efisien.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan
berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan
mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan
lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru /
fasilitator telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media
pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari dramatisasi sebagai media pembelajaran?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dramatisasi ?
3. Apa pengertian dari demonstrasi sebagai media pembelajaran?
4. Apa kelebihan dan kekurangan
demonstrasi ?
5. Apa pengertian dari lingkungan sebagai media pembelajaran?
6. Apa kelebihan serta kekurangan lingkungan sebagai media pembelajaran ?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai dramatisasi.
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dramatisasi.
3. Untuk mengetahui mengenai demonstrasi.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan demonstrasi.
5. Untuk mengetahui mengenai lingkungan sebagai media pembelajaran
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan lingskungan sebagai media
pembelajaran.
D.
Pembahasan
1.
Dramatisasi
a.
Pengertian Dramatisasi.
Dramatisasi adalah
teknik pengajaran yang menggunakan ekspresi. Pada dramatisasi biasanya anak –
anak sendiri yang menjadi sebagai pelaku untuk mendramatisasikan segala
peristiwa atau keadaan yang berkenaan dengan pelajaran sejarah atau cerita –
cerita masa lampau. Dalam dramatisasi ini para siswa aktif dalam permainan atau
mereka hanya sebagai penonton dan mendengarkan dengan penuh perhatian.
Pengajaran melalui dramatisasi dapat dilakukan dalam bentuk pageant, pantonim, tableau,
bermain – main peranan, atau sosiodrama.[1]
Langkah – langkah yang
harus dilakukan dalam pelaksanaan dramatisasi ini adalah :
1) Mempersiapkan situasi untuk memulai drama.
2) Menjelaskan kepada anak – anak apa yang diharapkan dari hasil dramatisasi
yang dilakukan.
3) Menugaskan untuk memegang peran
tertentu kepada anak – anak.
4) Mengadakan konsultasi dan koordinasi
dengan para pelaku.
5) Pelaksanaan drama.
6) Menilai drama tersebut secara bersama – sama antara guru dengan siswa.[2]
b. Kelebihan dan Kelemahan Dramatisasi
Ø Kelebihan atau keuntungan dari dramatisasi dalam kegiatan belajar mengajar
antara lain adalah :
1) Menyalurkan ekspresi anak – anak kedalam kegiatan yang menyenangkan.
2) Mendorong aktivitas, inisiatif, dan kreativitas anak.
3) Memahami isi cerita.
4) Membantu untuk menghilangkan perasaan malu, rendah diri, keseganan, dan
kemurungan pada anak.
5) Memupuk rasa saling membantu dan kerja sama antara satu dengan yang
lainnya, juga memupuk perasaan saling mempercayai sesuai dengan kesanggupan
masing – masing.[3]
Ø Kelemahan atau kekurangan dari dramatisasi dalam kegiatan belajar mengajar,
yaitu:
1)
Memerlukan waktu cukup banyak.
2)
Memerlukan persiapan
yang teliti dan matang.
3)
Kadang-kadang anak
tidak mau mendramatisasikan suatu adegan karena malu.
4)
Kita tidak dapat
mengambil kesimpulan apa-apa apabila pelaksanaan dramatisasi itu gagal.[4]
2.
Demonstrasi.
a.
Pengertian
Demonstrasi.
Demonstrasi
adalah teknik mengajar yang sudah tua dan telah ada sejak lama.[5] Demonstrasi
adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukan kepada
siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik
sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan
metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih
terkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan
sempurna.[6]
Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan demonstrasi, yaitu:
1)
Mengetahui
latar belakang dan keperluan yang akan dihadapi.
2)
Melukiskan
pokok persoalan yang diperbincangkan di papan tulis atau di kertas untuk
dibagi-bagikan.
3)
Mengatur
waktu sedemikian rupa sehingga demonstrasi dapat dijelaskan dan didiskusikan
pada waktu yang ditentukan.
4)
Adakan
diskusi setelah demonstrasi berakhir.
5)
Sediakan
waktu untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan demonstrasi
yang dilakukan.
6)
Mengambil
kesimpulan dan melakukan ulangan.[7]
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam demonstrasi
1)
Persiapkan
alat-alat yang diperlukan.
2)
Guru
menjelaskan kepada anak-anak apa yang direncanakan dan apa yang akan
dikerjakan.
3)
Guru
mendemonstrasikan kepada anak-anak secara perlahan-lahan, serta memberikan
penjelasan yang cukup singkat.
4)
Guru
mengulang kembali selangkah demi langkah menjelaskan alasan-alasan setiap
langkah.
5)
Guru
menugaskan kepada siswa agar melakukan demonstrasi sendiri langkah demi langkah
dan disertai penjelasan.[8]
b.
Kelebihan
dan kekurangan Demonstrasi.
Ø Kelebihan demonstrasi, yaitu:
1) Dapat membuat pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga
menghindari verbalisme.
2) Siswa lebih mudah memahami apa yang
dipelajari.
3) Proses pengajaran lebih menarik.
4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.
Ø Kelemahan demonstrasi, yaitu:
1) Demonstrasi memerlukan keterampilan guru secara khusus.
2) Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalui
tersedia dengan baik.
3) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping
memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau
jam pelajaran lain.[9]
3.
Lingkungan
a.
Pengertian Lingkungan sebagai Media
Lingkungan
adalah salah satu potensi yang diciptakan Allah SWT untuk digunakan sebagai
pemenuhan kebutuhan manusia dalam menjalani hidup di dunia yang perlu dijaga
kelestariannya.
Belajar dengan
lingkungan membuat siswa menemukan hubungan yang sangat bermakna antara ide-ide
abstrak dan penerapan praktis di dalam konteks dunia nyata. [10]
Dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai bulatan yang
melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di
suatu daerah. Dalam Kamus Bahasa Inggris istilah lingkungan ini cukup beragam,
diantaranya circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment,
yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling.[11]
Langkah-langkah menggunakan lingkungan:
1) Dengan survey, yakni siswa mengunjungi lingkungan seperti proses sosial, budaya,
ekonomi, kependudukan, dan lain-lain.
2) Dengan berkemah, kemah cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi,
biologi, kimia, dan fisika.
3) Karya wisata. Dalam pengertian pendidikan karya wisata adalah kunjungan
siswa keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral
dari kegiatan kurikuler di sekolah.
4) Praktek lapangan. Praktek lapangan dilakukan oleh para siswa untuk
memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus.
5) Melalui proyek pelayanan dan pengabdian pada masyarakat. Cara ini dilakukan
apabila sekolah (guru siswa secara bersama-sama melakukan kegiatan memberikan
bantuan kepada masyarakat, dan kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat
seperti pelayanan, penyuluhan, partisipasi dalam kegiatan masyarakat, dan
kegiatan lain yang diperlukan).
6) Mengundang manusia sumber atau narasumber.[12]
b.
Kelebihan dan kekurangan lingkungan sebagai media pembelajaran.
Ø Kelebihan lingkungan, yaitu:
1)
Kegiatan
belajar mengajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di kelas
berjam-jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
2)
Hakikat
belajar akan lebih bermakna.
3)
Bahan-bahan
yang akan dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya lebih
akurat.
4)
Kegiatan
belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif.
5)
Sumber
belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka
ragam
6)
Siswa
dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya.
Ø Kekurangan lingkungan,yaitu:
1)
Kegiatan
belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siswa dibawa
ke tujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan
main-main.
2)
Ada
kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan
waktu yang cukup lama.
3)
Sempitnya
pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas.[13]
E.
Kesimpulan
Dramatisasi adalah teknik pengajaran yang menggunakan ekspresi. Pada
dramatisasi biasanya anak – anak sendiri yang menjadi sebagai pelaku untuk
mendramatisasikan segala peristiwa atau keadaan yang berkenaan dengan pelajaran
sejarah atau cerita – cerita masa lampau.
Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau
mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan
penjelasan lisan.
Lingkungan sebagai media pembelajaran adalah tempat yang sekelilingnya
dapat digunakan dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Asnawir dan Usman M,Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta:
Ciputat Press.
Ahmadi, Abu & Joko Tri Prasetya. 1997. Strategi Belajar
Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Mustakim, Zaenal. 2013. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan:
Stain Press.
Nana Sudjana & Ahmad Riva’i. 2010. Media Pengajaran. Bandung:
Sinar Baru Algesindo.
http://ilmuwanmuda.wordpress.com/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar-untuk-anak-usia-dini/ diakses
tanggal 23 Nopember 2014
[1]
Asnawir dan Usman M,Basyiruddin, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat
Press, 2002), hlm. 105.
[2]
Ibid., hlm. 106.
[3]
Ibid., hlm. 105.
[4]
Abu Ahmadi & Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar (Bandung:
CV Pustaka Setia, 1997), hlm. 65.
[5]
Ibid., hlm. 106.
[6]
Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (Pekalongan: Stain
Press, 2013), hlm. 124.
[7]
Asnawir dan Usman M,Basyiruddin, Op.Cit., hlm. 107.
[8]
Ibid., hlm. 108.
[9]
Zaenal Mustakim, Op.Cit., hlm 124-125.
[10]
Hamzah B.Uno dan Nurdin Mohammad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM
(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik ( Jakarta:
Bumi Aksara, 2012). Hlm 143.
[11]
http://ilmuwanmuda.wordpress.com/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar-untuk-anak-usia-dini/
diakses tanggal 23 Nopember 2014
[12]
Nana Sudjana & Ahmad Riva’i, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2010), hlm. 210-211.
[13]Ibid.,
hlm. 208-209.
Post a Comment